9

690 130 2
                                    

***

Malam akhirnya datang, dan kini mereka berdua duduk bersama di padang bunga chamomile tadi. Baik Lisa maupun Jiyong, kini sudah bisa menenangkan diri masing-masing. Setelah hampir satu jam keduanya diam untuk menenangkan diri, akhirnya Jiyong membuka pembicaraan di antara mereka.

"Dua tahun lalu, aku tiba-tiba ada disini. Aku tidak tahu apa yang terjadi. Tapi Thomas bilang aku sudah mati dan belum ada orang yang menemukan tubuhku, karena itu aku terjebak di sini," cerita Jiyong, setelah ia bisa merasa sedikit lebih tenang.

"Oppa mempercayainya? Bagaimana kalau dia berbohong? Pasti ada jalan lain-"

"Aku tidak punya pilihan lain selain mempercayainya. Tidak ada penjelasan lain yang bisa menjelaskan keberadaanku di sini. Aku sudah berusaha, aku sudah berusaha mencari jalan keluar dari sini, tapi tidak menemukan apapun. Aku bahkan tidak tahu jalan pintas menuju agensi, tapi di sini aku hafal setiap meter jalannya dan tetap tidak menemukan jalan keluarnya. Satu-satunya cara untuk keluar dari tempat ini adalah menemukan tubuhku."

Lisa bangkit dari duduknya. Gadis itu bersumpah akan mencari tubuh Jiyong. Ia bersumpah akan membebaskan Jiyong dari desa terkutuk itu. Lisa berdiri setelah bersumpah, ia berencana pergi saat itu juga, namun Jiyong melarangnya. Matahari sudah terbenam, malam sudah datang dan Thomas bilang di luar desa itu adalah hutan sepi dimana bus pun hanya lewat satu kali sehari. Khawatir Lisa akan jatuh dari tebing seperti Kim Taehyung yang datang bersama Lisa kemarin, Jiyong melarang Lisa untuk pergi.

"Menginaplah untuk malam ini," ucap Jiyong. "Aku khawatir kalau kau harus pulang sendirian malam-malam begini. Aku tidak bisa datang menyelamatkanmu kalau kau butuh bantuan, jadi jangan pergi," bujuk Jiyong dan Lisa bersedia untuk kembali ke rumah Jiyong malam itu.

Sembari berjalan pulang, Jiyong lantas bertanya– apa yang Lisa lakukan sampai ia bisa sampai di sana semalam. Bagaimana gadis itu bisa menemukan Hawaii cafe dan apa yang terjadi sampai gadis itu terlihat begitu kacau semalam.

Seseorang menelpon Lisa kemarin, mengatakan kalau ia melihat G Dragon di gunung itu. Mereka meminta Lisa untuk datang ke sebuah rumah di gunung itu, katanya G Dragon di sana. Namun ternyata Lisa tertipu. Tidak ada yang tinggal di sana, rumah itu kosong dan saat Lisa berencana pergi, ada tiga orang pria yang menyerangnya. Ketiga pria itu hendak memperkosa Lisa, namun Lisa melawan, berlari menuruni lembah, berkali-kali jatuh, terluka kemudian melihat Hawaii cafe dan berlindung di sana. Lisa terlalu lelah, terlalu takut hingga tanpa bisa ia tahan gadis itu tidak sadarkan diri di depan pria berambut pirang dalam cafe– Thomas.

"Rasanya seperti dua kali menjadi Han Gongju," cerita Lisa. "Sangat mengerikan," ucapnya, memeluk lengan Jiyong dengan perasaan khawatir yang sulit ia tahan.

"Hm... Penampilanmu memang sepertinya sekarang. Seperti melihatmu memerankan karakter yang sama dua kali. Seperti melihatmu memerankan Han Gongju lagi. Apa kau kesulitan karenaku? Kau sampai datang ke gunung sendirian hanya karena mendengar berita aku ada di sana? Aku minta maaf, Lisa... Aku minta-"

"Hm... Aku sangat kesulitan karena oppa menghilang begitu saja. Aku sudah melakukan segalanya untuk mencarimu tapi ternyata oppa ada di sini dan tidak bisa keluar. Aku sangat kesulitan. Aku berkali-kali ditipu, aku kehilangan banyak uang karena informan-informan palsu. Aku hampir tidak mempercayai siapapun lagi. Aku hampir berfikir kalau semua orang di dunia ini sangat jahat, mereka tidak mempedulikan hal lain, mereka memanfaatkan kesedihan orang lain, mereka- aku bertemu banyak orang jahat setelah oppa menghilang. Aku sangat kesulitan," keluh Lisa, melepaskan sesak di dadanya. Ia buang semua sesak itu di depan Jiyong. Sekali lagi– entah untuk ke berapa kalinya– ia menangis dalam pelukan kekasihnya. "Tapi aku bersyukur bisa melihat oppa baik-baik saja di sini. Aku bersyukur bisa memelukmu di sini. Aku sangat merindukanmu."

Sekali lagi Jiyong meminta maaf. Ia terus merasa bersalah karena telah menghancurkan hidup kekasihnya. Sama seperti yang Nyonya Kwon katakan, Jiyong sama sekali tidak senang melihat betapa hancurnya Lisa saat ini. Jiyong berharap, Lisa bisa melanjutkan hidupnya seperti sebelumnya. Jiyong ingin kekasihnya bahagia. Jiyong merasa begitu sesak ketika melihat betapa hancurnya Lisa.

Setelah berjalan selama beberapa menit, mungkin sekitar dua puluh menit, mereka tiba di Hawaii cafe. Jiyong ingin mengenalkan Lisa pada teman-teman barunya. Jiyong ingin Lisa tahu kalau ia baik-baik saja, jadi dengan begitu Lisa pun bisa kembali hidup dengan nyaman dan Jiyong tidak lagi perlu mengkhawatirkannya.

"Halo, namaku Kim Lisa, terimakasih banyak karena sudah menemani Jiyong oppa di sini," ucap Lisa, membungkuk sopan pada Thomas, Lee Yuri, Eun Jiwon dan Jennie Kim yang malam ini berkumpul di Hawaii cafe. "Terimakasih juga karena sudah membantuku semalam," susulnya.

"Kau benar-benar masih hidup?" tanya Jennie, yang tidak mengetahui apapun selain Jiyong mendapatkan seorang tamu di rumahnya. Tamu gila yang ingin melarikan diri dari desa itu, seperti Jiyong dua tahun silam. "Boleh aku memastikannya?" tanya gadis itu, membuat Lisa menatap Jiyong, meminta jawaban sebab Lisa sendiri tidak tahu bagaimana cara membuktikan kalau ia masih hidup dan orang-orang di sekitarnya sudah mati. Lisa bisa menyentuh mereka, ia bisa melihat mereka dan mereka tidak terlihat mengerikan seperti hantu-hantu dalam film horor dan cerita rakyat. Selain bisa keluar dari desa itu, Lisa tidak tahu apa yang membedakan mereka.

"Kami sudah memastikan- ya! Jennie!" Yuri berseru, hampir bersamaan dengan bentakan Jiyong.

Secara tiba-tiba Jennie Kim menggoreskan pisau ke wajah Lisa, membuat Lisa menjerit kaget sebab pisau itu tidak mengenai wajahnya tapi menusuk tangan Jiyong. Pria itu tidak memikirkan apapun sebelumnya, ia tahu Lisa tidak akan terluka karena pisau itu, sebab kemarin saat Lisa tidur, ia dan Yuri sudah melakukan hal yang sama– melukai Lisa dengan pisau. Namun refleks melindungi kekasihnya membuat Jiyong tanpa sadar membentak dan menghalau bahaya yang Jennie arahkan pada Lisa.

"Tidak apa-apa," cepat Jiyong, memaksa Lisa untuk menatap matanya, kemudian menunjukkan telapak tangannya yang terluka. Perlahan luka di tangannya itu menghilang, perlahan darah di tangannya menghilang dan Lisa melemparkan tatapan tidak percayanya.

"Kami bisa saling melukai, lalu lukanya bisa langsung sembuh seperti ini. Tapi kami tidak bisa melukaimu, kau tidak akan terluka walaupun Jennie menusuk jantungmu, kekasihmu ini hanya sudah terbiasa melindungimu jadi dia melukai tangannya. Kami minta maaf karena mengejutkanmu- ya! Kau minta maaf padanya," jelas Yuri, disusul omelan yang ia lemparkan pada Jennie.

"Maafkan aku, aku hanya penasaran," ucap Jennie kemudian. "Oppa, sorry," tambahnya, disusul sebuah tatapan kesal dari Jiyong. Pria itu akan memarahi Jennie kalau ia berani melakukan hal-hal ekstrim seperti tadi lagi.

"Sungguh?" tanya Lisa kemudian. "Aku tidak akan terluka disini?" tanyanya, mengulurkan tangan untuk meminta pisau yang ada di tangan Jiyong– pisau yang tadi melukai Jiyong.

"Kau akan terluka kalau melukai dirimu sendiri. Tapi tidak akan terluka kalau aku yang melakukannya," jelas Jiyong, menggores-goreskan pisau di tangannya pada telapak tangan Lisa. Seperti hologram, pisau itu menembus tangan Lisa tanpa memberikan sensasi apapun. "Begini kalau kau ingin memastikannya, bisa-bisanya kau menyerang wajah orang lain," gerutu Jiyong, mengomeli Jennie.

"Kau pasti lapar, Nyonya Lee sudah memasak untukmu, kau bisa makan malam bersama kami, 'kan?" tawar Thomas kemudian, menghentikan omelan-omelan yang harus Jennie terima.

***

A Place I Can't FindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang