23

610 113 11
                                    

***

Setelah membuat Lisa terlelap karena terlalu lelah menangis sepanjang malam, Jiyong meninggalkan gadis itu di rumah sendirian. Dengan semangkuk sereal dan sebotol susu ditambah sebuah pesan– "ada yang harus aku lakukan di Hawaii cafe, makan sarapanmu begitu kau bangun, aku pulang saat makan siang" pria itu meninggalkan kekasihnya sendirian di rumah.

Pria itu datang dengan terburu-buru ke Hawaii cafe, kemudian mengejutkan Thomas dengan pertanyaannya. "Thomas, apa kau bisa membuat cincin?" tanya Jiyong begitu ia tiba, tanpa berbasa-basi.

"Cincin? Untuk apa?" tanya Thomas, sembari meletakan nampan berisi toples biji kopi diatas meja barnya. "Kalian memutuskan untuk tinggal di sini? Kupikir semalam kalian-"

"Aku masih tidak tahu apa keputusannya. Dia hanya berjanji akan mencari tubuhku. Setelahnya dia tidak bisa menjanjikan apapun, tapi aku yakin dia akan membiarkanku pergi dari sini. Aku sedikit sedih, tapi itu yang terbaik untuknya. Dia tidak bisa terus hidup diantara orang-orang mati," cerita Jiyong kepada pria yang melihatnya bertengkar sebentar di padang chamomile. Thomas juga lah, orang yang menyuruh mereka pulang lalu melanjutkan pertengkaran itu di rumah.

Singkat cerita, pagi itu, di depan Thomas juga beberapa warga desa lainnya, Jiyong membuat sebuah pengakuan– ia ingin menikahi Lisa. Keputusan yang tiba-tiba itu tentu mengejutkan semua orang, namun bagi Jiyong, memberi sebuah kenangan indah pada gadis yang akan ia tinggalkan terasa lebih manusiawi dibanding dengan sengaja berselingkuh dan membuat Lisa marah lalu pergi meninggalkannya.

"Ini dia," komentar Yuri kemudian, ditengah rasa kaget yang dirasakan orang-orang. "Kalau kau ingin meninggalkan seseorang, setidaknya buat dia merasa senang lebih dulu. Aku tidak mengerti bagaimana bisa  Han Taejin menghina Oh Haeyong sebelum meninggalkannya. Dia pikir setelah ia melukai Oh Haeyong, gadis itu akan membencinya lalu hidup bahagia tanpanya? Teori bodoh. Yang berpura-pura berselingkuh pun sama bodohnya. Kau pikir Lisa akan bahagia setelah ia membenci Jiyong yang berselingkuh? Dia hanya akan pergi tapi tidak akan hidup bahagia," gerutu wanita itu sembari mengomeli Jennie yang ada di sana. Yuri tengah mengomentari ide yang sebelumnya Jennie ucapkan untuk membantu.

"Aku hanya mencoba untuk membantu," gumam Jennie. "Menurut eonni bagaimana perasaan pengantin wanita yang ditinggal pergi suaminya tepat setelah menikah? Bahagia? Dia akan melompat bahagia? Dia tidak akan melakukan itu. Dia pasti akan menangis."

"Aku mengerti maksudmu Jennie-ya," gumam Jiyong kemudian. "Aku tahu apapun yang ku lakukan, dia akan menangisiku saat aku pergi, dia akan hancur saat hari itu tiba. Tapi... Setidaknya sebelum membuatnya hancur, aku ingin membuatnya senang," jelas Jiyong, bersikeras kalau ia ingin menikahi Lisa dan butuh bantuan semua orang di desa itu.

Masalah datang, saat mereka tidak bisa menemukan seseorang yang bisa membuat cincin di desa. Tidak ada cincin yang bisa Jiyong jadikan simbol dalam pernikahan itu. Seorang gadis lima belas tahun yang kebetulan ikut berkumpul disana, memberi Jiyong ide untuk membuatkan Lisa cincin dari bunga chamomile, namun rasanya cincin bunga itu terlalu sederhana untuk pernikahan yang Jiyong inginkan. Setelah membuat Lisa menangis dan kesulitan selama ini, rasanya cincin chamomile saja tidak cukup untuk menebus luka yang telah Lisa rasakan karenanya. 

"Kenapa tidak memintanya membeli cincin sendiri?" celetuk Jiwon. "Dia bisa pergi keluar desa dan membeli cincin-"

"Kau ingin membuatnya senang atau menyusahkannya?" balas Yuri mengomentari ide itu.

Lantas, di tengah-tengah diskusi alot itu, lonceng kecil di pintu cafe berbunyi. Pintunya terbuka dan lisa masuk ke dalam Hawaii cafe dengan gaun one-piece selutut berwarna merah miliknya. Gadis itu memakai riasan yang cukup tebal hari ini, lipstik merahnya membuatnya terlihat begitu kuat hingga semua mata tertuju padanya. Orang-orang akan berfikir kalau Lisa adalah tokoh antagonis dalam drama dengan riasannya itu– meski sebenarnya Lisa melakukan itu untuk menyembunyikan sisa-sisa tangisannya kemarin. Kehadiran Lisa bagaikan sebuah bel yang menghentikan diskusi penting.

A Place I Can't FindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang