***
"Aku ingin kalian menemukan G Dragon," ucap Lisa begitu ia duduk di depan empat orang yang baru saja di kenalnya– Shin Junho, Jang Panseok, Kim Wook dan Jeongah.
Tuan Jang sudah terlihat cukup tua, sementara Wook terlihat begitu tertarik pada gadis di depannya. Jeongah bilang, Wook mengidolakan aktris Kim Lisa, pria itu ikut sedih saat tahu Lisa memutuskan untuk keluar dari dunia entertainment. Sementara Jeongah sendiri– gadis yang sudah lama berteman dengan Wook dan Tuan Jang– terlihat begitu penasaran tentang cara Lisa menghias wajahnya. Gadis itu terlalu cantik untuk ukuran seseorang yang hampir setiap hari berjemur di bawah matahari.
"Ku dengar dari Thomas, kalian yang terbaik dalam menemukan seseorang," susul Lisa, sebab mereka tidak memberikan jawaban apapun. "Maaf, Detektif Shin. Aku tahu kau polisi yang bekerja untuk mencari orang hilang, tapi aku tidak bisa melakukan pencarian ini secara terbuka," susul Lisa, menjelaskan alasannya tidak bisa meminta bantuan Shin Junho.
"Bukankah sudah ada tim yang mencarinya?" tanya Jeongah, sedikit heran. "Sudah ada polisi yang mencarinya, kudengar keluarga dan agensi juga menyewa seorang detektif swasta. Kenapa kau meminta kami mencarinya? Kami hanya mengelola-"
"Orang yang kau cari ada di desa?" tanya Tuan Jang, menyela ucapan Jeongah. "Kau bisa melihat Thomas dan desanya?" susulnya.
"Aku sudah mengatakannya kan tadi? Aku bisa melihat mereka. Aku bisa kesini karena Thomas yang memberitahuku- tentu dengan bantuan Detektif Shin," jawab Lisa.
Selanjutnya Wook yang penasaran. Kenapa Lisa meminta bantuan mereka sementara hanya ia yang bisa melihat kekasihnya itu. Hanya ia yang bisa bertanya pada kekasihnya dimana ia berada. "Aku tidak ingin dia ditemukan," jawab Lisa kemudian. "Aku ingin mencarinya, lalu memastikan tidak ada orang yang bisa menemukannya. Karena itu aku meminta bantuan kalian. Cari dia sebelum orang lain menemukannya, akan ku berikan apartemenku sebagai bayarannya," pinta gadis itu, terdengar begitu tegas, terdengar begitu yakin sementara orang-orang di depannya terlihat begitu terkejut karenanya.
"Aku terlihat aneh, iya kan?" tanya Lisa, setelah ia membaca raut wajah orang-orang di depannya. Ekspresi gadis itu lebih mirip seorang yang sudah menghilangkan Jiyong dibanding orang yang ingin menemukannya. "Ini akting. Aku sangat ingin menangis sekarang, tapi aku menahannya. Aku sudah putus asa. Kalian tahu apa yang akan terjadi kalau tubuhnya di temukan. Dia sudah mati dan akan benar-benar pergi kalau tubuhnya ditemukan. Aku sudah melihat seseorang yang pergi setelah tubuhnya ditemukan. Dia lenyap seperti angin. Aku tidak ingin Jiyong oppa hilang seperti itu juga," ucap Lisa dan kali ini justru Shin Junho yang bereaksi.
Sang detektif mengingat masa lalunya karena ucapan Lisa. Ia pun pernah ada di posisi yang sama dengan gadis itu. Ia tidak ingin tubuh Yuna– tunangannya– ditemukan. Ia ingin melihat Yuna seperti bagaimana Wook bisa melihat Yuna. Bahkan walaupun ia tidak bisa melihat Yuna, ia tidak keberatan meski harus tinggal di padang chamomile dan merasakan kehadiran Yuna di sana. Tapi saat itu Yuna ingin tubuhnya di temukan. Yuna ingin Junho melanjutkan hidupnya dan merelakan ia yang sudah mati.
"Kau tidak bisa melakukan itu," gumam Wook kemudian. "Kau tidak ingin melanjutkan hidupmu? Dia yang sudah meninggal... Kau tidak bisa-"
"Kenapa tidak?" potong Lisa. "Aku hanya perlu menemukan tubuhnya lebih dulu, lalu menyembunyikannya agar polisi dan keluarganya tidak menemukannya. Dengan begitu aku bisa terus hidup dengannya. Bahkan walaupun dia hantu... Aku bisa melihat dan menyentuhnya. Aku tidak peduli dia sudah mati atau-"
"Apa kekasihmu itu juga menginginkan hal yang sama denganmu?" potong Tuan Jang. "Yuna ingin tubuhnya ditemukan. Putriku ingin tubuhnya ditemukan. Ibunya Wook juga begitu. Bahkan Thomas ingin tubuhnya ditemukan. Semua yang hilang, ingin ditemukan. Mereka ingin orang-orang yang mencintai mereka bisa melanjutkan hidupnya. Kekasihmu tidak begitu?" tanya pria paruh baya itu, membuat Lisa harus mengigit bibirnya sendiri. Ia harus melakukan itu untuk menahan dirinya agar tidak menangis di sana. Ia tidak ingin terlihat begitu lemah di sana, begitu mudah ditipu, terlihat begitu polos atau lugu, dengan banyak usaha Lisa menghindari seluruh kesan itu sepanjang hidupnya.
Sementara itu, di waktu yang sama Jiyong tengah minum kopi di Hawaii cafe. Lisa bilang ia akan datang lagi malam ini, jadi Jiyong menunggu di Hawaii cafe agar kekasih yang dicintainya itu tidak perlu berjalan sendirian di malam yang gelap. Nanti, begitu jam sudah melewati angka tujuh malam, Jiyong berencana untuk menjemput Lisa di padang chamomile– meski ia tidak tahu kapan gadis itu akan datang.
"Tadi siang Taehyung pergi," ucap Thomas kemudian. "Mungkin tubuhnya sudah ditemukan. Dia pergi tepat di depan kekasihmu, jadi aku tidak bisa menghindari pertanyaannya," tutur pria itu, menceritakan apa yang terjadi siang tadi, di saat ia berpamitan untuk pergi dari rumah Jiyong.
"Pantas saja, dia jadi sangat khawatir," balas Jiyong sembari memijat keningnya sendiri. "Aku memintanya untuk tidak mencariku, dengan begitu aku tidak perlu pergi dari desa ini. Aku bisa terus tinggal disini dan dia bisa datang kesini kalau dia merindukanku. Aku berusaha menenangkannya tapi itu tidak berhasil. Dia tetap khawatir dan berencana untuk mencari tubuhku secepatnya. Dia ingin menemukan tubuhku kemudian menyembunyikannya lagi. Dia tidak ingin merasa khawatir kalau-kalau tanpa di duga ada seseorang yang menemukanku lalu membuatku harus pergi dari sini."
"Kau juga berfikir begitu?" tanya Thomas, merasa sedikit getir dengan cerita yang Jiyong katakan itu. "Selama orang-orang di sekitarmu belum menyerah, hanya soal waktu kau akan tetap di sini atau pergi dari sini. Tapi sampai kapan mereka harus mencari? Karena mencarimu, mereka tidak bisa melanjutkan hidupnya. Kau bilang kekasihmu aktris. Tapi dia tidak bisa menjadi aktris lagi karena mencarimu. Lalu bagaimana dengan orangtuamu? Kau ingin mereka mencarimu selama sisa hidup mereka? Kita sudah mati, tapi kekasih dan keluargamu belum, kalau kau lupa."
"Benar-benar tidak adil," gumam Jiyong.
"Dan kau ingin kekasihmu yang membayar ketidakadilan itu? Meski bukan dia penyebabnya?" balas Thomas membuat kepala Jiyong semakin pening.
Kini, Jiyong tidak tahu lagi mana yang benar dan salah dalam hidupnya. Meskipun ia ingin menghabiskan banyak waktu dengan Lisa, ia tidak ingin Lisa yang masih hidup dan akan terus bertambah tua hidup di desa orang mati itu. Gadis sebatang kara itu tidak mungkin terus hidup dan jadi semakin tua bersama arwah-arwah yang tubuhnya belum ditemukan. Lisa yang masih bisa meraih mimpinya, hidup berkeluarga dan berbahagia tidak seharusnya hidup di dunia yang waktunya tidak lagi berputar. Lisa masih terlalu muda untuk menyerahkan seluruh hidupnya pada Jiyong dan cinta mereka. Memikirkan Lisa dan masa depannya, membuat kepala Jiyong serasa mau meledak.
"Aku sangat ingin menjadi egois sesekali," aku pria itu sembari menyesap kopinya.
"Tapi kau mencintainya. Kau ingin yang terbaik untuknya." Thomas membalas.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
A Place I Can't Find
FanfictionK-Drama "Missing: The Other Side" fanfic version. Kemana kamu pergi? Kenapa tidak ada kabar apapun darimu? Dengan hati yang sesak, aku mencoba meneleponmu. Tak lagi terhitung, berapa banyak yang ku tulis kemarin. Walau tulisanku terlihat jelek, ak...