25

727 123 3
                                    

***

Jiyong terlihat begitu serius dengan pakaian di tubuh Lisa. Pria itu sibuk memastikan kalau gaun buatannya benar-benar pas di tubuh kekasihnya. Ini kali pertama Jiyong mengubah selembar kain putih menjadi sebuah gaun indah untuk kekasihnya, sebab biasanya pria itu hanya menggambar di atas pakaian-pakaian yang ia beli. Sembari menunggu Jiyong selesai dengan beberapa renda di pinggangnya, Lisa memperhatikan wajah serius pria itu. Kerutan-kerutan di dahinya terlihat begitu manis saat sedang serius begini.

"Oppa?" tegur Lisa, yang hanya Jiyong tanggapi dengan sebuah gumaman rendah. Matanya terus fokus, melipat sepotong renda, menguncinya dengan jarum-jarum berkepala warna-warni supaya ia bisa menjahitnya nanti. "Terimakasih, ini hadiah paling mendebarkan yang pernah kau berikan padaku." Lisa menyentuh pipi Jiyong, menekan pipinya kemudian mengarahkan wajah mereka supaya ia bisa mencium bibir pria itu.

"Hm... Jangan membuatku emosional sekarang, aku harus bekerja." Pria itu membalas, tanpa menanggapi kecupan singkat yang Lisa berikan padanya namun masih membiarkan gadis itu menyentuh wajahnya. "Aku tidak punya banyak waktu lagi, aku berjanji akan menyelesaikan gaunnya besok. Aku juga masih harus belajar membuat cincin-"

"Oppa bisa membuat cincin chamomile sekali belajar," potong Lisa. "Jangan terlalu terburu-buru, pernikahan kita masih lama. Ini acara paling terburu-buru yang pernah oppa lakukan, iya kan?"

"Dan ini acara paling penting yang membuatku paling gugup. Maklumi aku... Ini pernikahan pertamaku. Kau sudah beberapa kali menikah di film, tapi ini pertama kali untukku. Aku sangat khawatir," balas Jiyong, agar Lisa tidak lagi memintanya untuk bersantai. Agar Lisa membiarkannya dalam kecepatannya sekarang.

Lisa berdecak, ia katakan kalau menikah di film tidak seperti menikah sungguhan. Lisa tidak pernah gugup saat menikah di film, di lokasi syuting dengan set altar yang sudah disesuaikan. Gaun pengantinnya, mempelai prianya, drama dalam pesta pernikahannya, semuanya sudah diatur, tertulis jelas dalam naskah filmnya. Tapi kali ini berbeda, tidak ada seorang pun yang memberi Lisa naskah untuk dihafalkan, tidak ada yang mengatakan pada Lisa bagaimana caranya berjalan, berapa langkah yang perlu ia ambil untuk sampai ke mempelai prianya, berapa ketukan nafas yang harus ia hembuskan selama acaranya.

"Aku juga gugup," ucap Lisa. "Dan jadi semakin gugup karena oppa sangat serius... Seolah oppa sedang menyiapkan konsermu, dan aku jadi salah satu tamu yang kau undang dalam konsernya. Aku gugup dan khawatir tapi sangat bahagia sampai rasanya tidak bisa berhenti tersenyum."

"Mungkin aku terlihat menyebalkan tapi aku juga bahagia... Aku ingin semuanya sempurna dan aku jadi semakin bahagia," ucap Jiyong, sekali lagi meminta Lisa memakluminya. "Kau tahu bagaimana aku saat bekerja," susulnya, merajuk lagi.

Ternyata benar, ada banyak sekali masalah sebelum pernikahan– duga Jiyong. Kekasihnya kesal, ia pun kesulitan. Mereka bisa bertengkar hebat kalau terus begini. Namun untungnya, gadis dengan gaun putih tanpa lengan itu tersenyum kemudian menganggukan kepalanya. Lisa bersedia memaklumi kekasihnya. Lisa bersedia bersabar dengan sikap menyebalkan Jiyong selama waktu sibuk persiapan pernikahan itu.

"Oppa tidak sedih?" tanya Lisa kemudian, hendak menyinggung keluarga Jiyong yang tentunya tidak bisa datang ke acara pernikahan itu. Tapi belum sampai Lisa menyinggungnya, Jiyong sudah lebih dulu menganggukan kepalanya. Tentu Jiyong sedih, namun ia bersumpah kalau ia masih bisa mengatasinya. "Kalau begitu aku tidak perlu khawatir kan?" tanya Lisa sekali lagi, dan Jiyong menganggukan kepalanya. Jiyong bersikeras kalau Lisa hanya perlu merasakan kebahagiaannya. Gadis itu tidak perlu merasa khawatir.

Sore harinya, Lisa berpamitan pada Jiyong. Gadis itu punya janji untuk menemui Wook dan teman-temannya. Lisa ingin tahu sudah sejauh mana pencarian mereka. Lisa ingin tahu apakah cerita juga informasi darinya bisa bermanfaat untuk pencarian mereka. Sebagian diri Lisa berharap mereka bisa menemukan Jiyong, namun sebagian lainnya khawatir ia akan kehilangan pria itu kalau berhasil menemukan tubuhnya.

"Kurasa aku tahu siapa pelakunya," gumam Wook setelah lima belas menit mereka berbasa-basi.

"Tahan dulu," pinta Lisa. Dengan cepat gadis itu bangkit dari duduknya kemudian menatap Wook yang ikut berdiri. "Biarkan kami menikah lebih dulu. Biarkan aku menikah dengannya, baru setelah itu... Baru setelah itu aku akan membuat keputusan. Membiarkannya pergi atau menahannya tetap di desa," pinta Lisa yang tanpa menunggu jawaban apapun lantas melangkah meninggalkan tempat itu.

Rasa kasihan membuat Wook mengiyakannya. Ia dan teman-temannya bersedia membantu Lisa, menunggu sampai hari pernikahan mereka sembari mengawasi seorang yang mereka curigai. Wook mencurigai seorang fans kaya raya yang selalu datang ke acara-acara G Dragon dan Big Bang. Gadis yang selama ini selalu muncul di acara fansign, konser sampai acara-acara lainnya. Berdasarkan penyelidikan mereka, fans itu mengenal dokter kandungan tempat Lisa memeriksakan dirinya. Ia pun mengenal Jisoo juga beberapa staff agensi. Gadis kaya yang bisa membayar seseorang untuk menculik dan melenyapkan idolanya itu, sayangnya tidak pernah menjadi sosok yang Lisa dan Jiyong ingat. Mungkin pengabaian membuat gadis itu mengambil jalan yang begitu ekstrim.

Beberapa hari setelahnya, Wook di undang ke taman chamomile. Di sana lah pernikahan menyakitkan itu akan berlangsung. Pesta pernikahan di tengah padang chamomile biasanya menjadi impian banyak orang. Pesta outdoor yang manis, dengan banyak bintik-bintik bunga putih di tengah karpet rumput hijau. Di jalan dekat padang itu, mobil Lisa juga mobil Jeongah terparkir manis.

Kalau biasanya pengantin pria menunggu mempelai wanitanya di altar, hari ini meski Wook dan teman-temannya tidak bisa melihat Jiyong, mereka tahu kalau Lisa dan Jiyong tengah berjalan bersama menuju altar. Langkah demi langkah mereka melangkah, membuat semua orang yang melihatnya merasa begitu tersentuh, merasa begitu bahagia juga sedih sekaligus.

Tanpa mengatakan apapun, keduanya berjalan menuju altar. Bergandengan meski tidak semua orang di sana bisa melihat hal yang sama. Thomas dan penduduk desa lainnya bisa melihat pasangan itu berjalan dengan begitu anggun. Sementara Wook sampai detektif Junho tidak bisa melihat apapun selain Lisa yang berjalan dengan gaun selutut bergambar bunga miliknya. Mereka bahkan tidak bisa melihat gaun pengantin yang Jiyong buat untuk Lisa.

"Ini adalah pesta pernikahan paling menyedihkan yang pernah ku hadiri," bisik Jeongah jauh dari deretan tamu undangan lain.

Satu langkah, dua langkah, sepasang pengantin itu berjalan menginjak satu persatu ingatan mereka, kenangan mereka. Berakting seolah tidak ada yang salah, mereka terus melangkah. "Kau benar baik-baik saja?" tanya Jiyong, berbisik tanpa mampu menatap Lisa yang berjalan di sebelahnya. Ia butuh jalan yang lebih panjang. Ia butuh altar yang lebih jauh. "Kau terlihat sangat tenang. Kau benar baik-baik saja? Atau kau tidak bisa mengatakan apapun sepertiku?" tanya Jiyong, hanya mampu berucap dalam pikirannya sendiri. Ia tidak lagi bisa membuka mulutnya. Rasanya, seperti ia akan jatuh sebentar lagi.

Lisa tahu ia akan menyesali keputusannya pagi tadi. Sebab masih ada banyak cinta yang ingin ia tunjukkan pada Jiyong. Namun ia tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, kalau ia tidak segera menemukan Jiyong dan tubuhnya. Ia harus menemukan Jiyong, seperti janjinya, meski ia mungkin akan menyesalinya.

Sekarang mereka bersama, melangkah sampai nanti jalan di depan mereka berakhir. Namun setelah sampai di altar nanti, mereka harus berhenti. Mereka akan bertemu akhirnya kemudian berakhir sendirian di sana.

"Aku akan menyesali ini. Kami berjalan bersama sekarang, tapi nanti aku akan sendirian," ingat Lisa di tiap langkahnya menuju altar, menuju akhir. "Bisakah kita berjalan lebih lambat?" pinta Lisa, yang tiba-tiba berhenti di tengah seruan bahagia tamu-tamu undangan mereka.

"Kau ingin mengulanginya?" tanya Jiyong, dengan perasaan yang persis sama seperti milik Lisa. Beberapa langkah lagi, mereka akan sampai pada akhirnya.

Pagi tadi keduanya sudah membuat sebuah keputusan. Hari ini adalah hari pernikahan mereka, serta hari terakhir mereka bersama. Tepat setelah mereka tiba di altar nanti, Wook dan teman-temannya akan pergi menemukan tubuh Jiyong.

Kini, keduanya benar-benar tidak ingin berpisah. Karenanya, mereka kembali, kembali berjalan dari awal kemudian menyebarkan kesedihan ke seluruh tamu undangannya. Sayangnya, meski begitu, Jiyong tetap harus pergi. Pria itu tetap harus ditemukan. Tubuhnya harus ditemukan, Lisa harus kehilangannya sekali lagi, bersedih sekali lagi, kemudian perlahan-lahan melupakan kesedihannya dan kembali melanjutkan hidupnya– tanpa Jiyong.

Begitu Lisa menerima cincin dari bunga chamomile yang Jiyong pasangkan di jari manisnya, Wook dan teman-temannya harus pergi menemukan Jiyong.

***
Tamat, kurang epilog

A Place I Can't FindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang