37 - Relieved Feeling

6 1 0
                                    

Mary Ribery's Pov

Darr!!

Darr!!

Darr!!

"Haa..."

Sejak tadi, aku dan anak itu sudah saling menembak tanpa berhenti.

Kami berdua sempat terluka, aku di bagian paha dan anak itu di bagian bahunya.

Tapi hanya itu saja, kami tidak pernah saling mengenai lagi setelah itu.

Yang kami lakukan ini sudah berlangsung selama beberapa waktu, dan sama sekali belum terlihat siapa yang akan menang.

Jika seperti ini terus, peluruku akan habis dan dia akan membunuhku.

Pasti ada sesuatu yang bisa kulakukan untuk mengalahkan anak itu, ayo pikir Mary.

"Ha, apa kau sekarang takut untuk keluar melawanku?"

Jangan hiraukan dia, teruslah konsentrasi.

"Setelah aku membunuhmu, aku akan turun dan membantu Casey, setelah itu temanmu akan tamat!"

Apa dia mencoba untuk memprovokasiku seperti yang kulakukan sebelumnya?

"Apapun yang-"

"Ha, kau cuma banyak bicara."

"Apa katamu?"

"Pertama, kau belum membunuhku. Kedua, tidak ada jaminan kalau temanmu masih hidup."

"Kau... Tidak, Casey tidak mungkin..."

Walau aku berkata seperti itu, sebenarnya hal itu juga berlaku untukku juga.

Aku belum mengalahkan anak ini dan tidak ada tanda-tanda Gerard menang atau apapun.

Saat ini bisa saja dia sudah mati, atau mungkin masih hidup tapi lelah untuk bergerak.

Aku khawatir...

"Kenapa kau terdengar ragu lagi? Apa kau sangat tidak mempercayai rekanmu?"

"Tutup mulutmu! Dia adalah orang yang paling kupercaya!"

"Paling terpercaya ya? Lalu kenapa kau meragukannya sekarang?"

Ya, sebenarnya melihat kondisi temannya yang sedang terluka parah, siapapun pasti akan ragu dia menang.

Walau Gerard juga sedang terluka, tapi luka yang diterima orang bernama Casey itu lebih parah.

"Tapi bukan berarti aku tidak mengerti perasaanmu. Sama sepertimu, aku juga sangat percaya terhadap rekanku."

"Kau..."

Ya, aku tidak tahu kenapa, tapi aku percaya dengan Gerard. Aku percaya kalau dia akan membantu dan menolongku.

Di sisi lain, aku juga akan membantu dan menolongnya. Yah, lagipula kami berdua adalah rekan.

Tapi kenapa aku sangat mempercayainya? Walau aku baru sebentar bertemu dengannya.

Mungkin aku memang baru bertemu dengannya, tapi meski begitu ada perasaan nostalgia saat aku melihat wajah dan mendengar suaranya.

Yah, itu memang hal yang sedikit aneh.

Aku tahu Gerard itu kuat, Tapi, tidak ada sesuatu yang pasti akan terjadi dalam situasi ini.

Apapun bisa saja terjadi, seperti misalnya Gerard yang kalah walau dia lebih unggul, atau aku yang kalah disini.

Tapi, walau kemungkinan-kemungkinan seperti itu bisa saja terjadi, kita masih bisa merubahnya.

Asalkan kita berusaha dengan sangat keras, kemungkinan seperti itu bisa saja dihindari.

Last! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang