Dirasa cukup lega, Fela memutuskan pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.
Fela keluar dari kamar mandi dengan baju santainya. Dia duduk di meja rias. Setelah Rian memakinya tadi, Fela memilih untuk mengurung diri di kamar. Bukan apa-apa, dia hanya tidak mau sakit lagi saat melihat Clara yang sedang bercengkrama dengan Rian. Entah kenapa, jika Rian berbicara dengan Clara selalu saja lembut. Sangat beda jika sedang berbicara dengan Fela.
Orang lain menganggap bahwa Ayah adalah cinta pertama mereka. Tapi bagi Fela, Ayah adalah luka pertamanya. Dari sejak dini Fela sudah di tuntut menjadi tegar dan dewasa karena keadaan. Inginnya dia bisa dapat tumbuh seperti anak-anak yang lain, di besarkan dengan kasih sayang dan cinta.
"Apasih Fel, setiap di marahin Papah pasti lo punya pikiran pengen dapetin kasih sayang dari Papah. Ya gak mungkin lah Fel. Sadar!" Fela dengan sekuat tenaga menahan isakannya agar tidak keluar.
Dengan keadaan masih menangis tanpa suara, Fela berbaring di kasur lalu memasang earphone di telinganya. Mendengarkan musik mungkin bisa melupakan kesedihan sejenak.
*****
Kebisingan yang terjadi dibawah sana membuat Fela terbangun dari tidurnya. Sayup-sayup ia mendengarkan suara orang yang berbicara.
"Cepat Clara! Sebentar lagi keberangkatannya dimulai!"
"Iya Pah! Iya! Ini Clara udah siap kok."
Berangkat? Akan berangkat kemana mereka? Pikir Fela.
Daripada berdiam diri dikamar tanpa tahu apa yang terjadi dibawah, Fela memutuskan untuk turun kebawah dan mencari tahu apa yang sedang terjadi. Sampainya di anak tangga, dia melihat Clara dan Rian berjalan keluar rumah dengan tangan yang menyeret koper masing-masing.
"Pah!" teriak Fela berlari menyusul Rian yang hendak masuk mobil.
Rian langsung membalikan badan dirasa ada yang memanggilnya, dan dia menemukan Fela yang tengah berlari kearahnya.
"Mau kemana?" tanya Fela melihat Rian dan Clara secara bergantian.
"Liburan." bukan. Bukan Rian yang menjawab, melainkan Clara.
"Aku, gak diajak Pah?" tanya Fela dengan nada berharap.
"Tidak. Ini spesial untuk Clara karena sudah mendapatkan juara pertama dikelas," ucap Rian dengan nada dingin.
"Tapi Pah, Fela pengin ikut. Fela gak pernah liburan sa-"
"Kita sudah telat Fela, jika ada yang mau di bicarakan, nanti saja jika kami sudah pulang." Rian dan Clara memasuki mobil dan meninggalkan pekarangan rumah.
Fela menatap kepergian mobil itu dengan nanar. Baru beberapa minggu kemarin mereka pergi berliburan, dan sekarang? Mereka sudah pergi lagi. Itupun tanpa adanya Fela lagi.
Pada akhirnya, aku hanya akan tetap sendiri. Sendiri, tanpa adanya kasih sayang dan cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
THIS IS ME
Teen FictionFela fitri fawnia.Gadis cantik memiliki ribuan luka yang di tutupi dengan senyuman manis nya. Perlakuan keluarga yang tidak adil terhadap diri nya. Bahkan dia tidak pernah di perlakukan manis seperti sang kakak. Terimakasih yang sudah mau membaca ka...