1. Fela fitri fawnia

400 41 10
                                    

Assalamualaikum,
Selamat datang di cerita saya semoga kalian bisa suka sama ceritanya ya ^^

*****

Plakkkk

Satu tamparan keras itu mengenai pipi mulus seorang gadis. Entah apa yang di lakukan nya sehingga membuat pria paruh baya itu marah besar dan menampar sang gadis.

"APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN KEPADA KAKAK-MU FELA!" teriak pria paruh baya itu murka.

"Fela gak ngapa-ngapain Clara pah," balas gadis yang bernama Fela itu.

"Jangan bohong kamu! Terus ini kenapa Clara bisa berdarah seperti ini," ucap pria paruh baya itu bernama-Rian.

"Ga tau pah," lirih Fela.

"Jawab yang jujur!" bentak Rian.

"Fela bener-bener ga tau pah." Fela dengan sekuat tenaga untuk menahan tangisan nya agar tidak pecah kemudian mencoba meraih tangan sang papah. Namun segera di tepis oleh Rian dengan kasar hingga Fela jatuh tersungkur dan kepala nya terbentur meja kecil yang ada di sana.

"Jangan pernah pegang saya. Dasar anak pembohong!" setelah mengucapkan itu Rian meninggalkan Fela sendirian.

Seorang gadis yang berumur tidak jauh dari Fela mendekati nya. Dia adalah Clara. Kakak kandung dari Fela dan yang menyebabkan dia di marahi seperti ini oleh Rian.

"Gimana rasa nya untuk kesekian kali di tampar papah hm," ucap Clara ikut berjongkok di hadapan Fela.

"Pasti lo kan penyebab nya?" tuduh Fela dan memang murni benar.

"Seperti yang lo tau," balas Clara.

"Lo ini kenapa sih Clar? Lo itu kaka kandung gue, tapi kenapa lo itu benci banget sama gue," ucap Fela.

"Lo juga udah tau alasan nya kenapa!" bentak Clara.

"Tapi itu semua bukan salah gue Clar." Fela menggeleng lemah.

"Jelas-jelas itu salah lo!" Clara mencengkram dagu Fela dengan kasar. Fela hanya meringis saat merasakan kuku tajam Clara menancap di kulit nya.

"Karena lo. Gue gak ngerasain kasih sayang seorang ibu Fel!"

"Ibu lo, ibu gue juga Clar," ucap Fela sambil terisak.

"Gue. Gak. Pernah. Punya. Adik. Kaya. Lo." Clara berbicara dengan penuh penekanan dan menghempaskan dagu Fela kasar. Clara pergi begitu saja tanpa ada rasa kasihan terhadap Fela.

Setelah kepergian Clara, tangis Fela semakin kencang. Bahkan pembantu yang tadi nya hanya berani menonton saja kini sudah berlarimengahampiri Fela.

"Udah non. Jangan nangis ya, non harus tabah. Sekarang lebih baik non Fela ke kamar dulu terus bersih bersih badan biar nanti bibi nyusul ke kamar buat obatin luka nya ya," ucap bi sumi-pembantu keluarga Fela.

"Nanti aja ya bi di obatin nya. Sekarang Fela mau ke kamar dulu. Mau sendiri," balas Fela kemudian melenggang untuk pergi ke kamar nya.

*****

Fela menatap kosong ke arah cermin. Penampilan nya yang acak-acakan mewakali hati nya yang kini sedang sakit berkeping-keping. Mata sembab, hidung merah, luka di pipi, goresan kuku di bawah dagu, dan masih banyak lagi luka lain nya.

Inilah Fela gadis cantik yang banyak menyimpan luka nya. Selama hampir tujuh belas tahun ini Fela tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari sang papah. Tidak seperti Clara yang selalu di beri kasih sayang seutuh nya oleh Rian. Jangankan di beri kasih sayang, di anggap saja bahkan Fela tidak pernah.

"Fela harus kuat," ucap Fela kepada diri nya yang ada di pantulan cermin.

"Suatu saat nanti, papah bakalan sayang sama lo Fel. Yang terpenting sekarang lo harus sabar."

"Never give up," ujar nya.




Segini dulu ya, semoga kalian ga berhenti baca sampai sini. Tunggu chapter selanjut nya ^^

THIS IS METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang