"Fela pulang sekolah pah," ucap Fela takut-takut
Plakk
Fela memejamkan matanya saat merasakan tangan Rian menampar nya dengan kencang. Air mata sudah mulai membanjiri pipi Fela.
"Pulang sekolah apa?! Tidak ada sekolah yang pulang hampir malam seperti ini Fela!" bentak Rian dengan dada yang sudah naik turun.
"Fela tadi di kunci di gudang sekolah pah, ini semua gara-gara Clara," ucap Fela berusaha menjelaskan.
"Jangan bawa-bawa Clara! Dia dari tadi sudah pulang. Tidak seperti kamu yang keluyuran enggak jelas!"
"Fela bilang Fela gak keluyuran pah! Fela di jebak! Di jebak!" Fela kehilangan kendali dan secara tidak sengaja meninggikan suaranya.
Plakk
Lagi dan lagi Fela merasakan tamparan itu. Tamparan yang tidak seharusnya dia terima. Cukup sudah Fela mengalah dengan kelicikan Clara, sekarang dia harus bisa bangkit dan menunjukkan yang sebenarnya terhadap Rian.
"Tampar aja Fela terus pah! Tampar! Kalo itu bisa buat papah puas!" ucap Fela menahan emosi yang sedari tadi bergejolak.
"Kenapa papah terus belain Clara? Papah gak pernah sedikitpun ngasih kasih sayang selama ini sama Fela. Yang papah pentingin cuma Clara! Clara! Dan Clara!"
"Bahkan Fela merasa gak punya sosok Ayah di dunia ini. Ayah yang harusnya bisa jadi panutan Fela, tapi mana? Mana? Semua itu papah kasih cuma untuk Clara. Sedangkan Fela? Fela cuma papah anggap sebagai orang asing di sini," tutur Fela mengeluarkan isi hatinya yang selama ini dia pendam.
Rian begitu tertohok saat mendengarkan penuturan Fela. Apakah selama ini dia begitu buruk di mata Fela? Tidak. Dia tidak boleh luluh begitu saja dengan Fela. Karena bagaimanapun juga Fela adalah akar masalah dari semuanya.
"Berani kamu melawan dengan orang tua Fela?! Kau meminta ku untuk memberi kasih sayang terhadap mu, tetapi kamu sama sekali tidak pernah membanggakan saya Fela! Lihat Clara kakak mu. Dia sudah banyak membuat saya bangga. Tidak seperti kamu! Hanya menyusahkan saja!" setelah mengatakan itu Rian melenggang pergi.
"Ya Allah, apa Fela anak yang gak di inginkan untuk terlahir di dunia ini?" gumam Fela sambil terisak pilu.
Fela berjalan dengan menunduk menuju kamarnya, dia merasa sudah tidak memiliki lagi gairah hidup. Pertama ibunya yang sudah tiada, dan sekarang sang papah yang terang-terangan membencinya.
Fela di buat mematung saat melihat kamarnya yang begitu berantakan. Barang-barang yang seharusnya di simpan di lemari berceceran dimana-mana.
"Ini ulah siapa?" ucap Fela prustasi.
"Pasti kerjaan Clara. Gak ada kapoknya udah bikin gue di benci sama papah juga," gumam Fela menghapus air matanya secara kasar.
Fela berlari kecil mengahampiri Clara yang berada di kamar sebelahnya.
Brak brak brukk
Fela menendang kamar Clara dengan sangat keras. Menyebabkan beberapa pekerja di rumah berhenti dengan aktivitasnya.
"BUKA PINTU LO CLARA! PAPAH LAGI KELUAR DAN SEKARANG GAK ADA YANG BISA BELAIN KEBUSUKAN LO!"
"Apa lo?" ucap Clara setelah membuka pintu kamar dan kembali menutupnya.
"Lo yang bilang ke papah yang enggak-enggak tentang gue kan?" ucap Fela to the point.
"Iya. Emangnya kenapa?" balas Clara sangat santay.
"Apa manfaatnya lo bilang kayak gitu ke papah, hah?"
"Jelas banyak. Salah satunya agar lo semakin di benci sama papah!" bentak Clara.
"Kakak macam apa lo?! Yang selalu ngambil hak adiknya sendiri?!" ucap Fela kembali membentak.
"Gue gak sudi ngakuin lo sebagai adik gue! Lo itu cuma anak yang bisanya bawa masalah di keluarga ini! Dan harus lo inget. Mamah gak ada karena udah ngelahirin lo!"
"Terus aja lo bawa-bawa meninggalnya mamah di saat kita berantem. Udah gue jelasin berkali-kali sama lo, tapi lo gak pernah ngerti juga? GUE GAK PERNAH MAU DI LAHIRIN DI DUNIA INI KALO TAU BAKAL KAYAK GINI! Paham lo?!"
Setelah mengatakan itu Fela pergi kembali ke kamarnya.
Fela mulai merapihkan kamarnya. Entah ulah siapa yang membuat kamar Fela menjadi kapal pecah seperti ini. Saking tersulut emosinya Fela sampai lupa menanyakan ini kepada Clara.
Di saat semuanya sudah rapih kembali, Fela mendudukkan dirinya di tepi ranjang. Kilasan kejadian tadi kembali terbayang di otaknya. Dimana dengan teganya Rian menampar Fela dengan keras. Padahal itu semua bukan kesalahannya melainkan Clara.
"Tetaplah tersenyun walau hidupmu sedang hancur."
Alhamdulillah, chapter 6 selesai juga yuhuuu. Makasih yang udah baca sampai sini ^^
Instagram: sarahmtra_18
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
THIS IS ME
Novela JuvenilFela fitri fawnia.Gadis cantik memiliki ribuan luka yang di tutupi dengan senyuman manis nya. Perlakuan keluarga yang tidak adil terhadap diri nya. Bahkan dia tidak pernah di perlakukan manis seperti sang kakak. Terimakasih yang sudah mau membaca ka...