14. Fulltime

79 11 1
                                    

Ting

Suara yang berasal dari handpone, mampu membuat tidur seorang gadis terganggu. Keadaan kamar yang memang hening menjadi suara itu terdengar nyaring.

Masih dalam keadaan mata menutup, Fela meraba samping kasurnya guna mencari handpone yang memang semalam dia simpan disitu. Baru saja dia akan membuka roomchat, sudah ada telepon yang masuk. Dengan segera Fela mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo?" ucap Fela dengan suara yang khas bangun tidur, membuat orang yang di seberang sana terkekeh.

"Udah jam delapan, dan lo baru bangun tidur?"

Fela menjauhkan handpone nya dari telinga, dan melihat layar ponselnya. Huh, ternyata yang menelponnya adalah Azka laki-laki menyebalkan.

"Berisik!" setelah mengatakan itu, Fela memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak, dia kembali menutup matanya dan menarik selimut hingga batas perut.

*****

Azka berdecak sebal saat panggilannya terputus secara sepihak.
Hari ini adalah hari Minggu. Banyak waktu senggang di hari ini. Niatnya menelpon Fela adalah untuk mengajaknya keluar rumah. Tetapi belum saja dia mengatakan itu panggilan sudah di tutup dengan seenaknya.

Azka merapihkan pakaiannya, di rasa sudah rapih dia bergegas keluar dari kamar dan berpamitan kepada kedua orang tuanya.

Kali ini Azka membawa motor scoopy berwarna coklat. Sudah lama sekali dia tidak menggunakan motor tersebut, biasanya dia selalu membawa mobil.

Azka menghentikan motornya tepat di depan rumah Fela. Dia meminta izin kepada satpam dahulu agar di perbolehkan masuk. Setelahnya, dia masuk dan menemukan bi Sumi yang menyapu lantai.

"Bi," sapa Azka ramah lalu menghampiri bi Sumi.

"Eh, den Azka. Mau ketemu sama non Clara? Tapi maaf den, non Clara lagi pergi keluar," ucap bi Sumi. Bi Sumi memang tahu kalo Azka dan Clara pernah menjalin hubungan, tetapi dia belum tahu kalo mereka sudah putus.

"Bukan bi, Azka kesini mau cari Fela. Ada?"

"Non Fela masih tidur, sebentar ya bibi bangunkan dulu. Aden duduk aja disini dulu, atau mau nunggu di dalem?"

"Azka di sini aja bi," balas Azka sopan.

Sembari menunggu Fela turun, Azka memainkan game di handpone nya untuk menghilangkan rasa jenuh.

*****

Sedari tadi Fela terus saja menggerutu. Bagaimana dia tidak sebal? Dengan seenak jidatnya Azka pergi kerumahnya dan menyuruhnya agar bersiap-siap untuk keluar dengan Azka.

Dengan setengah kesal, Fela memakaikan sepatu vans nya yang berwarna hitam dan putih itu. Setelah selesai, Fela bercermin dahulu untuk melihat penampilannya. Fela menggunakan baju rajut tebal berwarna kuning, bawahannya menggunakan celana boyfriend, sepatu vans dan tidak lupa dia membawa tote bag. Rambut lurus sebahunya ia biarkan terurai. Dan itu membuat Fela sangat terlihat cantik sekali.

Fela menghampiri Azka yang sedang duduk di teras rumahnya. Azka yang merasa ada yang menghampirinya pun mendongakkan kepala untuk melihat siapa yang datang. Di tatapnya mata Fela yang tajam dan Azka tahu itu semua pasti karena ulahnya. Dengan wajah songongnya Azka mengabaikan Fela dan memilih untuk menghampiri motor scoopy nya itu.

Masih gue liatin ka, belum gue gorok.

Fela benar-benar sebal dengan pria itu, entah apa maunya selalu saja mengusik hidup Fela.

THIS IS METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang