12. Diantar Azka

85 11 0
                                    

Mobil yang Azka kemudi sudah sampai di rumah Fela. Azka melihat wajah damai Fela yang sedang tertidur, ingin membangunkan tapi tidak tega. Baru saja Azka akan membenarkan letak Fela tidur, tetapi Fela sudah keburu bangun.

"Hoam ... Dah sampe ya?" tanya Fela dengan mata setengah terpejam.

"I-iya Fel dah sampe," balas Azka. Sial! Kenapa dirinya menjadi gugup seperti ini.

Fela yang tadinya masih lulungu alias masih ngantuk, langsung fresh seketika saat mendengar Azka yang berbicara dengan gugup. Aneh pikirnya.

"Lo kenapa Ka? Ngedadak gagap lo?" tanya Fela dengan mata memerhatikan gerak-gerik Azka.

"Apasi lo! Cepet keluar sana!" Azka menjadi salah tingkah sendiri saat melihat tatapan Fela.

"Ngusir lo?" tanya Fela berniat ingin menggoda.

"Ha? Ya enggak gitulah! Bokap lo pasti lagi nungguin lo kan?" Fela mengangguk sebagai jawaban dari Azka.

"Nah, makannya keluar sana," ucap Azka mendorong bahu Fela pelan.

Fela mendengus kesal karena bahunya di dorong, "yaudah, makasih ya Azka," balas Fela tersenyum manis.

Lagi dan lagi Azka salah tingkah hanya karena melihat senyuman Fela, "o-oke," ucap Azka.

Fela keluar dari mobil Azka, pikirannya melayang kepada Azka.

Pas gue tidur Azka kenapa ya?

Kok pas gue bangun, dia udah gagap sih.

Masa iya kerasukan jin gagap?

Fela menggelengkan kepalanya untuk menghentikan pemikirannya yang absurd itu.

Di tempat lain, ada Clara yang sedari tadi memperhatikan Fela pulang sekolah dan di antarkan dengan mobil yang sudah tentu Clara tahu siapa dari pemilik mobil tersebut.

"Bagus! Ternyata lo mau main-main sama gue ya Fela," ucap Clara dengan senyuman iblisnya.

*****

Baru saja kaki Fela sampai di depan pintu rumah, sudah terdengar suara Clara yang ingin memulai pertengkaran.

"Maksud lo apa Fel?!" bentak Clara yang Fela tidak tahu apa maksud dari itu.

"Maksud gue? Gue gak tau apa-apa Clar, gue baru pulang loh ini," balas Fela jengah.

"Gak usah ngelak lo! Gue tau, lo sengaja kan? Nyalin tulisan di buku gue dengan rumus yang salah?"

"Apasih Clar?! Gue nulisnya bener kok," balas Fela dengan setengah kesal.

"Udah gue bilang salah! Ya salah!" bentak Clara dengan kilatan amarah.

"Bodo Clar! Pusing gue. Udah sukur gue kerjain tugas lo, lo malah marah-marah gak jelas." Fela langsung melangkahkan kakinya untuk menuju kamar, tetapi lengannya sudah di tarik dengan kasar oleh Clara.

Karena sama marahnya, Felapun menepis lengan Clara yang bertengger di lengannya yang membuat Clara jatuh tersungkur dan menyenggol guci besar.

"ADA APA INI?! ADA APA?!" bentak Rian karena terganggu dengan suara bising-bising.

"Clara?! Kamu kenapa nak?" Rian terlihat sangat khawatir saat melihat keadaan Clara. Fela yang melihat itu hanya mampu diam, dia sama kagetnya karena perbuatannya. Itu juga karena dia sudah benar-benar risih dengan kelakuan Clara yang semena-mena terhadapnya.

Clara hanya diam. Dalam hatinya dia sangat senang karena Fela akan kembali di marahi oleh Rian.

"Ini semua pasti karena kamu kan?!" bentak Rian menunjuk wajah Fela dengan sangat marah.

"Fela gak sengaja," balas Fela dengan lirih.

"Dasar anak gak tahu di untung kamu! Sudah saya peringati beberapa kali jangan pernah ganggu Clara! Ngeyel kamu Fela!"

"Papah apasih! Kenapa Fela mulu yang di salahin? Di sini Clara yang salah Pah ..." lirih Fela dengan menjeda ucapannya.

"Papah sadar gak? Selama ini Clara selalu adu domba aku sama Papah, Pah!" Fela sambil menunjuk wajah Clara yang sedang akting menangis.

"Selama ini Fela diem Pah. Fela udah berusaha gak melawan sama Papah, tapi kali ini Fela bener-bener udah capek! Fela capek Pah! Selalu ... Aja Fela yang salah. Fela anak Papah bukan? Fela disini kayak sebagai orang asing Pah, dari kecil Papah selalu memprioritaskan Clara, sedangkan Fela? Fela bahkan di anggep aja kayaknya enggak ya?" runtuh sudah pertahanan Fela, air mata yang sedang di tahan-tahannya kini sudah meluruh membasahi pipinya dengan begitu saja.

Rian yang melihat putri bungsunya menangis, ikut teriris hatinya. Ingin dia memeluknya, memberikan kasih sayang kepada sang putri, memberikan cintanya kepada sang putri. Tapi ego mengalahkan semuanya.

"Saya tidak akan pernah termakan ucapanmu! Lebih baik, sekarang masuk ke kamarmu dan jangan tunjukkan wajahmu di depan saya untuk hari ini!" dengan sekali bentakkan Fela langsung berlali menuju kamarnya.

*****

Dia sangat sayang. Sangat, sangat sayang terhadap Fela. Namun apa? Ego terkadang menguasai segalanya. Kejadian beberapa tahun lalu yang sangat sulit untuk di lupakan oleh Rian. Dimana Clara kecil yang kecelakaan dan itu semua di sebabkan oleh Fela kecil. Bahkan sampai saat ini, Clara masih sering kesakitan di bagian tulang kering kakinya.

Di masa-masa itu keadaan ekonomi Rian menang sangat rendah. Rian melampiaskan semuanya terhadap Fela, bahkan dia dengan beraninya memukul Fela yang kala itu masih menginjak lima tahun.

"Maafkan Papah nak, Papah memang bukan orang tua yang baik untukmu. Dan maaf Mira, aku tidak bisa menjaga Fela," ucap Rian lirih. Tangannya terulur untuk membawa bingkai foto almarhumah Ibu Fela dan Clara.

Terus suka dan support karyaku ya ^^

Follow instagram
utamisarah28_
For updates guys!

THIS IS METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang