2.Peringatan

130 35 73
                                    

"Congratulation, Queen!" seru Ellina memberi selamat pada Shifwa. Hari ini gadis itu kembali meraih peringkat satu di kelas, dan sekolahnya. Juara bertahan! "I'm proud of you." Ia peluk sahabat paling dekatnya itu dari samping, membuat Shifwa merasa sedikit risih.

"Thank's, Princess Putra," balas Shifwa datar namun sarat makna membuat Ellina terkekeh, pasalnya 'Putra' itu marga keluarga Arkana. Ah, gadis ini bisa saja memberikan rona merah di pipi Ellina!

"Sok sok-an lo, Ell, pakai bahasa Inggris, ngerti saja nggak," cibir Bianca sembari mengaduk-aduk lemon tea-nya yang baru datang. Keempatnya sedang berada di salah satu cafe yang terkenal dengan ke-aesthetic-an tempatnya untuk merayakan kenaikan kelas mereka. Good bye, kelas sebelas!

"Enak saja, otak gue encer, ya, nggak dipenuhi sarang laba-laba kayak punya lo!"

"Shif, bisa nggak tukeran otak sama gue?" ujar Ghina dengan wajah yang dibuat se-polos mungkin dan sangat tak tahu diri.

"Enak di lo, nggak enak di Shifwa, dong," sahut Ellina menimpali.

"Kan, Shifwa bisa ngasah lagi. Jadi dia bakal tetep pinter, lah!"

"Bisa saja lo, bulu babi."

Shifwa kembali meneguk jus alpukatnya dan mengabaikan topik pembicaraan teman-temannya yang menurutnya sangat tidak penting. Shifwa ingin cepat-cepat pulang, tempat ini sangat ramai. Sedangkan ia menyukai kesunyian.

"Berisik! Banyak omong banget kalian!" Bianca yang saat itu mood-nya sedang buruk menggerutu kesal.

Beberapa saat kemudian ponsel Ellina berdering yang langsung menarik perhatian ketiga gadis di meja bundar itu. Ellina merogoh benda pipih yang ada di saku rok abu-abu nya dan segera mengangkat panggilan itu. Ah, sudah mereka pastikan gadis itu akan pergi sebentar lagi.

Prediksi mereka terbukti secara langsung. "Oke, guys, gue duluan, yaaa!"

Bianca yang melihat hal tersebut merasa semakin kesal, seharusnya itu menjadi girls time mereka sebelum liburan kenaikan. Ia memainkan sedotannya membuat sisa tetesan lemon tea itu terbang kemana-mana. Nah, kalau sudah gini yang nanggung malu siapa?

"Ih basah, Bi!" Ellina mengumpat dan mengusap wajahnya. Tetesan lemon tea itu pasti udah bersatu sama jigong Bianca!

"Gini, nih. Gini."

Ghina memandang Bianca yang menggantungkan ucapannya dengan sangat tidak sabaran. Sudah kayak doi saja, nggak ngasih kepastian! "Kalau ngomong yang jelas!"

"Ya tunggu dulu, Gigi! Nggak sabaran, sih, lo kira gue ngomong sekali tarikan napas, apa?" Bianca meringis dan mengusap tengkuk kepalanya yang sangat berharga karena sebelumnya Ghina memukul area itu.

"Nggak, nggak, gue orangnya nggak sabaran. Sekali lo telat satu detik, sudah gue cemplungin ke akuarium isi piranha."

Ellina bergidik ngeri mendengar itu, tetapi juga tersenyum geli melihat pertengkaran Bianca dan Ghina yang tak ada habisnya. "Contoh orang diam-diam menghanyutkan itu jiwanya memang psikopat, ya."

Berbeda dengan Bianca, gadis itu malah merotasikan bola matanya malas. Ia sedang malas berdebat saat ini. "Kalau cewek lagi nongkrong, pasti saja disuruh cowoknya pulang terus. Kalau nggak, pasti diajak ngebucin. Padahal, kan, kita juga butuh girls time!"

"Nggak, sih, lebih ke si Ell yang penurut habis."

"Penurut sama cowoknya?"

"HAHAHA!"

Ellina berdecak malas, pasalnya kalimat itu pasti ditujukan untuknya. Di circle pertemanan mereka, siapa lagi yang sudah mempunyai pasangan selain Ellina? Kesihan, jomblo ngenes.

SHIFWA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang