2 [SIDE STORY- Hana & Orion] 10 Seconds

87 21 6
                                    

Orion merebahkan tubuhnya di kasur Petra dan menutup tirai pembatas kamar dengan ruang yang ia tempati sekarang. Jika ada yang bertanya mengapa Orion ada di kosnya, Petra akan menjawab kalau sahabatnya itu hanya ingin membuang-buang uang dengan menyewa sebuah apartemen yang hampir tidak pernah ia tempati. Ia selalu berpindah dari kos Petra ke apartemen Johnny. Sesekali ia juga menginap di apartemen Jeff, tapi Jeff selalu sibuk saat malam hari. Jadi, Orion lebih suka tidur di kos Petra atau apartemen Johnny.

Alasan sebenarnya Orion jarang tidur di apartemennya adalah karena ia benci sendirian.

Orion terbangun karena suara ketukan. Ia bisa mendengar Petra membuka pintu.

"Tumben, masih siang loh ini."

"Memang gue boleh ke sini kalau malam aja?"

Orion mengenali suara itu. Suara itu berasal dari salah satu sahabatnya, Jeffry Narendra. Orion beranjak dari tempat tidur dan mengamati kedua sahabatnya dari sela tirai.

"Ya enggak sih, masuk lo."

Jeff melepaskan sepatunya dan masuk. Ia duduk dan meletakkan paper bag di atas meja.

"Apa nih?" Petra membuka paper bag tersebut.

"Hadiah buat lo karena sudah bantu gue buat tugas kemaren." Jeff meletakkan kedua kakinya di atas meja.

"Biasanya lo cuma bilang, thanks, Bro. Tumben pakai hadiah segala." Petra mencoba mengenakan jam tangan barunya.

"Nggak apa-apa. Lo suka?"

"Lain kali lo nggak perlu beli barang mahal gini. Thanks, gue akan anggap ini honor dari kerja keras gue mengajari seorang Jeffry Narendra."

Jeff tertawa mendengar pernyataan Petra. Setelah percakapan singkat itu, Petra mengambil beberapa buku untuk dibaca dan Jeff sibuk menatap layar ponselnya.

***

Orion bisa melihat Jeff yang tersenyum melihat layar ponselnya.

"Lo kasih jam buat Hana?" Petra merapatkan giginya setelah bertanya.

Orion bangkit dari duduknya, tetapi ia menahan langkahnya ketika Jeff memberikan jawaban.

"Iya."

Tanpa menunggu lama, satu tinju dari Petra mendarat di pipi Jeff. Sepercik darah keluar dari ujung bibirnya, tapi laki-laki itu justru tersenyum, "Sudah gue duga lo akan melakukan ini."

Orion menahan napas. Ia tidak menduga kalau Petra bisa melayangkan tinju.

"Gue sudah bilang, jangan main-main sama adik gue." Petra menarik kedua sisi jaket Jeff.

Jeff tersenyum dan menjawab dengan tenang, "Segitu nggak percayanya lo sama gue?"

Petra melonggarkan tangannya dan melepaskan Jeff, "Sorry, gue nggak bisa kontrol emosi."

"Tanpa ragu lo melayangkan tinju. Hal itu justru mengkonfirmasi sesuatu. Lo menganggap Hana lebih dari seorang adik."

Petra terdiam dan tidak mampu menatap mata Jeff. Ia justru kembali duduk ke posisinya. Jeff menarik selembar tisu dari atas meja. Ia mengusap luka yang terbentuk akibat tinju dari Petra.

"Gue awalnya memang tertarik sama Hana, tapi setelah lihat reaksi lo waktu itu, gue mundur. Tapi tiba-tiba gue penasaran sama sesuatu. Thanks, hari ini gue sudah dapat jawabannya."

Petra masih diam dan tidak menanggapi.

"Lo nggak akan bisa masuk ke sebuah rumah kalau lo nggak ketuk pintunya. Lo bisa tahu hanya kalau lo mencoba. Sekarang, lo bahkan bukan hanya nggak mengetuk pintu itu, lo malah berusaha menipu diri lo dengan bilang lo nggak lihat pintu itu. Gue sudah kasih lo intro, harusnya lo sadar. Dengan reaksi lo tadi, gue jamin 100% kalau lo naksir sama Hana." Jeff tersenyum puas meski harus ditambah sedikit ringisan akibat luka yang disebabkan oleh kejahilan dirinya sendiri.

The Untold Story ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang