Ini adalah hari pertama pasangan shinobi Konoha itu untuk menjalankan misinya. Tak mudah untuk mencari informasi dengan cara tersirat agar tidak dicurigai. Apalagi keduanya belum tahu musuh mereka siapa, karna sejak dari kamerin Ino belum merasakan hal yang aneh. Semua berjalan normal seakan tak ada masalah sama sekali.
"Oh kau pendatang baru itu ya? Siapa namamu?" Wanita paruh baya yang tanganya sedang memegang sapu itu terpaksa berhenti sebentar hanya untuk menyapa sang pendatang baru. Begitu pula dengan Sasuke dan Ino yang baru saja beberapa langkah dari rumah sewanya, terpaksa harus berhenti sejenak.
"Ah iya. Namaku Yamanaka Ino dan ini Uchiha Sasuke" Ino menoleh sebentar menatap wajah datar Sasuke.
"Begitu ya, nama laki laki itu tak asing ditelingaku, tapi ya sudahlah. Semoga kalian betah berada di desa kecil ini ya" Nenek itu tersenyum ramah membuat guratan keriput terlihat jelas di wajahnya.
"Iya, terima kasih. Mungkin aku akan sering sering berkunjung ke toko nenek."
"Datanglah setiap saat kau mau. Lagipula kau harus belajar memasak untuk memberi makan dirimu sendiri dan kekasihmu itu kan" Nenek itu tersenyum tanpa dosa. Seakan tak menghiraukan ekspresi aneh yang Ino tunjukan.
"E- iie. Dia bukan ke-kekasihku. Sasuke hanya temanku" Ino mengibaskan tangan didepan wajahnya.
'Oh ayolah, apa apaan itu?'
Nenek itu tertawa melihat kegugupan Ino. "Nenek hanya bercanda. Jangan dibawa perasaan. Kalau begitu nenek permisi dulu ya" Nenek itu berjalan melewati Ino yang masih mematung ditempat. Pergi menjauh memasuki tokonya lagi. Tanpa menoleh, nenek itu menambah kan.
"Atau mungkin suatu saat nanti" Sangat lirih namun suaranya masih terdengar samar oleh Ino dan Sasuke."Apa? Nenek itu sepertinya masih mengucapkan sesuatu"
"Sudahlah. Kita lanjutkan saja mencari informasi" Sasuke berjalan mendahului Ino.
Merasa sedikit tertinggal, Ino berlari kecil untuk menyamakan langkahnya dengan Sasuke. Mereka berjalan menyusuri ramainya jalanan di desa itu. Kanan kirinya penuh dengan toko toko yang menjual beraneka ragam barang dan makanan. Ada pula anak anak kecil yang berlari kesana kemari. Yang menambah kesan seperti desa kelahirannya, Konoha.Ino masih mengamati kanan kirinya. Ia sangat menikmati pemandangan itu. Sampai dirinya tak sadar bahwa kini bibirnya sudah melengkung keatas. Sesekali matanya kembali melirik Sasuke, takut langkahnya tertinggal karna memang Sasuke berjalan sedikit cepat.
"Oi kalian, tunggu!" Ino dan Sasuke menghentikan langkahnya, membalikkan badanya 90 derajat. Mereka melihat ada seorang laki laki yang kini sedang berlari kearahnya. Keringat bercucuran keluar dari dahinya yang kini sudah basah itu. Ia terengah hebat sampai ia membungkuk dan menggunakan kedua tangannya untuk menyangga berat tubuhnya.
Merasa nafasnya sudah kembali teratur, laki laki itu mendongakkan kepalanya. Mata berwarna biru, rambutnya berwarna coklat, dan badanya yang hampir mirip dengan Sasuke itu kini berdiri menatap kedua shinobi konoha itu secara bergantian. "Kalian, bisa tolong bantu aku sebentar?"
"Hm? Ada apa?" Ino menautkan jemarinya kebelakang tubuhnya.
"Ka-kakakku dia, dia tiba tiba sakit"
"Dimana kakakmu?" Wajah Ino kini mulai serius.
"Ayo, ikut aku." Laki laki itu berlari membelakangi keduanya diikuti Sasuke dan Ino yang juga berlari. Mereka menuju sebuah rumah tak begitu besar yang bercat merah. Dikanan kirinya terdapat pohon yang menjulang tinggi.
"Masuklah, dia ada di dalam kamarnya" Ino berjalan masuk, mengikuti pemuda itu dari belakang. Sedangkan Sasuke memilih untuk bersandar di kayu depan rumah yang merupakan temboknya. Toh, dia juga pasti tidak akan berguna jika masuk kedalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 𝐂𝐡𝐨𝐨𝐬𝐞 「ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ 」
Teen Fiction"Tunggu, apa? kenapa harus aku yang menjalankan misi ini Naruto?" "Kau lah satu satunya ninja yang memiliki jurus telepati, Ino. Kau carilah informasi sebanyak-banyaknya dengan kemampuan mu itu" "ya, aku tau tapi kenapa harus bersama UCHIHA SASUKE...