Sakura memijit pucuk batang hidungnya secara terus menerus. Pikirannya yang sudah terseret oleh waktu membuatnya termenung seperti sebuah raga tanpa jiwa seperti saat ini. Mata hijau emerald nya yang biasanya tenang kini berubah menjadi pucat dan mati. Sudah jelas yang membuat dirinya berubah menjadi seperti ini adalah otaknya yang barusaja menerima sebuah peristiwa yang dapat dengan mudah menyayat hatinya dalam.
Bukan sepenuhnya salah Ino yang memberikan hal tak mengenakkan seperti ini kepadanya, tapi mulutnya sendiri lah yang meminta Ino untuk menceritakan nya. Ingat?
Sudah pasti sebelum ia membuat keputusan itu pun Sakura sudah menata hatinya terlebih dahulu. Tapi ternyata ia masih kalah dengan rasa terbakar dan cemburu yang menggerogoti hatinya dengan ganas.
Walaupun ia sudah berusaha sekuat tenaga menerima kenyataan yang sudah berlalu itu, tapi hatinya masih belum sanggup untuk menerimanya. Mau bagaimana pun ia tahu, bahwa Uchiha Sasuke tidak akan pernah menaruh hati padanya. Sudah terlihat jelas saat ia melihat pikiran Ino barusan, Sasuke bahkan kelepasan kontrol untuk tidak mencium gadis Yamanaka itu.
Apa yang bisa ia lakukan selain mendukung kedua sahabatnya itu walaupun hatinya sangat menolak.
Hinata yang masih tercengang dengan apa yang barusan ia lihat di pikirannya hanya bisa menggigit bibir bawahnya. Ia sangat resah saat ini.
Tapi tidak ada pilihan lain, hanya dirinya yang bisa mencairkan suasana tegang saat ini.
Berusaha menilik ke gadis pirang didepannya, mata pucatnya menatap penuh iba. "Ino, kau baik baik saja?"
Yang ditanya masih menunduk, seperti ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokannya membuatnya tak bisa bersuara.
'Kenapa... Bisa jadi seperti ini? Padahal tujuanku bertemu mereka disini untuk tertawa dan bersenang-senang. Tapi kenapa malah jadi bersangkutan dengan Uchiha Sasuke?'
Apa yang barusan ia terima benar benar diluar ekspetasi nya, Ino pikir dengan bertemunya Sakura dan Hinata yang bisa mengembalikan keceriaannya walau sesaat itu bisa berjalan lancar. Tapi kenapa malah menjadi hancur dan menjijikkan seperti ini? Tidak bisakah hidupnya yang sekarang terlepas dari kata Uchiha Sasuke walau sehari saja?
Terlalu mudah baginya untuk terlepas dari terkaman harimau seperti itu. Seperti seseorang yang terkena genjutsu seorang Uchiha Itachi untuk selamanya dan kekal.
"Hei, Ino" Suara tajam Sakura berhasil menyita kinerja otaknya kali ini. Ia dengan kepala pirangnya yang sudah lemas menatap ragu kearah sahabatnya.
'Sudah kuduga Sakura akan marah padaku'
Sebelum gadis Sakura itu melanjutkan ucapannya, ia menggerakkan tangan kanannya ke bawah dagunya untuk menopang kepalanya. "Aku, ada yang ingin kusampaikan padamu, berkaitan dengan Sasuke"
"Eh?"
.
Sepasang mata onyx tengah menatap langit malam kali itu dengan pandangan yang tak dapat dibaca. Rambutnya yang panjang sebelah berkibar secara natural oleh hembusan angin malam itu.
Jika sebelum nya ia memiliki perasaan tenang dan cuek akan keadaan, kini berbeda. Mata kelamnya seolah memikirkan jauh alam indah didepannya itu. Entah ia bisa menggapai bintang kecil disana atau tidak, itu tergantung pada perasaan dan niatnya.
Bercampur aduk, sekaligus lelah akan keadaan di sekitarnya membuat sang Uchiha mengusap liar rambut raven nya.
Sejak kapan Uchiha Sasuke yang selalu dingin dan hanya memikirkan kegelapan itu menjadi gundah dan gelisah hanya karena memikirkan seorang gadis seperti ini?

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 𝐂𝐡𝐨𝐨𝐬𝐞 「ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ 」
Ficção Adolescente"Tunggu, apa? kenapa harus aku yang menjalankan misi ini Naruto?" "Kau lah satu satunya ninja yang memiliki jurus telepati, Ino. Kau carilah informasi sebanyak-banyaknya dengan kemampuan mu itu" "ya, aku tau tapi kenapa harus bersama UCHIHA SASUKE...