"Tadaima" Dengan suaranya yang lirih, Ino mulai memasuki rumah sementaranya. Tangannya ia gunakan untuk melepas sepatu hitamnya. Keduanya matanya terlihat sangat sayu.
Walaupun ia tahu tidak ada yang akan menjawab okaeri untuknya, tapi tetap ia lakukan sebagai bentuk salam untuk memasuki rumahnya.
Ia berjalan lurus, menuju kamarnya. Mengabaikan Sasuke yang mengikutinya dari belakang. Ia pun segera menutup rapat pintu kamarnya. Melihat kasurnya yang belum koyak sama sekali itu membuat Ino ingin sekali rasanya membaringkan tubuhnya disana. Menutup kedua mata indahnya dan terlelap dalam kegelapan.
Ya, itu yang ia inginkan namun karena ia masih ada tugas jadi ia tak bisa melakukan kegiatan nyenyak itu sekarang. Ia masih harus membersihkan diri, memasak makan siang, dan membersihkan rumah. Membayangkan nya saja sudah membuat ia semakin lelah. Tapi ia harus!
Setelah mengambil beberapa baju dalam tasnya. Ino segera melangkah keluar menuju kamar mandi yang ada tepat di sebelah kanan dapur mini nya. Ia melakukan kegiatan yang ia lakukan seperti tadi pagi. Ritual mandinya memang tak memakan banyak waktu, namun karena rasa penat dan badannya yang sedang tidak enakan membuatnya ingin berendam lama lama. Ia memejamkan mata indahnya, membiarkan seluruh penatnya mengalir begitu saja menyatu dengan air hangatnya. Biarkan seperti ini dulu, sebentar saja.
.
Sasuke menutup rapat pintu kamar barunya. Pertama, ia melepas jubah hitamnya lalu menggantung nya di tempat yang seharusnya. Matanya berhenti tepat di sobekan yang ia buat, menatap bagian itu dengan cermat. Alisnya kembali berkerut kemudian ia menghela nafas, kedua mata nya kini ikut terpejam.
'Tak buruk juga' sebuah senyum miring ia tunjukan di depan jubah hitamnya.
Tak ingin berlama lama berdiri tak ada gunanya seperti itu, Sasuke segera membuka lemari kecil didepannya, mengambil beberapa baju rumah yang akan ia kenakan. Tidak seperti Ino yang malah ingin bermalas malas di atas kasur, Sasuke malah memilih untuk keluar dari rumahnya sebentar. Mungkin ia akan melakukan sesuatu?
.
Bau wangi khas lavender menyeruak keluar dari tubuh semampai sang kunoichi. Rambutnya yang basah dan tergerai indah menjuntai di sepanjang tubuhnya. Bajunya yang berwarna oranye dan celananya yang berwarna cream sebatas betis menghiasi tubuh indahnya.
Ia menatap sekitar, begitu sepi dan hening.
'Kemana perginya Sasuke? Apa dia ada dikamarnya?'Untuk mengurangi rasa penasarannya, ia membawa kakinya menuju kamar disebelahnya yang ia ketahui milik Uchiha Sasuke. Awalnya ia mengetuk pelan lalu karna tak ada jawaban, Ino memutuskan untuk langsung membuka kamar itu. Bau khas Uchiha menusuk indra penciuman Ino. Membuat bibirnya melengkung keatas karena suka. Rasanya ia ingin tinggal disini lama lama. Tapi, bukan itu tujuan utamanya datang kesini, Ino segera menggeleng kan kepalanya.
'Kenapa kosong? Pergi kemana dia?'
Merasa tidak puas dengan apa yang ia perbuat, Ino memutuskan untuk memasak saja. Ia berjalan pelan keluar dari kamar kosong itu menuju dapur. Ia berusaha berpikir positif atas perginya Sasuke. Karna pemuda Uchiha itu tidak akan berbuat yang tidak perlu jika memang tidak ada yang perlu dilakukan. Itu yang Ino yakini selama ini.
Bermenit menit ia menghabiskan waktunya untuk berkarya di dapur kecilnya. Beberapa kalimat umpatan terkadang ia keluarkan saat kepalanya kembali berdenyut. Mungkin efeknya masih belum benar benar hilang, tidak seharusnya ia melakukan kegiatan memasak didapurnya yang bisa menguras banyak tenaga seperti ini. Ino masih belum begitu pulih, ia seharusnya beristirahat diatas ranjang saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 𝐂𝐡𝐨𝐨𝐬𝐞 「ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ 」
Teen Fiction"Tunggu, apa? kenapa harus aku yang menjalankan misi ini Naruto?" "Kau lah satu satunya ninja yang memiliki jurus telepati, Ino. Kau carilah informasi sebanyak-banyaknya dengan kemampuan mu itu" "ya, aku tau tapi kenapa harus bersama UCHIHA SASUKE...