#13

922 114 0
                                    

Suara gemercik air terdengar nyaring di dalam kamar mandi dekat ruang makan milik rumah sewanya. Tak heran jika beberapa saat kemudian sebuah air menghantam keras ubin lantainya. Sudah hampir 15 menit Sasuke melakukan kegiatan paginya didalam kamar mandi kecil miliknya.

Yamanaka Ino yang sudah siap dengan pakaian ninja nya kini tengah menyiapkan sarapan untuk keduanya. Yah, walaupun Ino sudah memutuskan untuk bersikap dingin kepada Sasuke, tapi bukan berarti ia melupakan kewajiban nya sebagai seorang wanita kan?

Ino menata rapi 2 piring ke atas meja coklatnya. Ia tersenyum puas, namun tak lama ia kembali bermimik datar. Melihat Sasuke sudah menginjakkan kakinya keluar dari kamar mandi. Sempat melirik sebentar, Ino malah dibuat mabuk atas penampilan Sasuke saat itu. Baju ninja nya yang hitam seperti biasanya, Rambut ravennya yang basah, tubuhnya yang tinggi dan tegap, wajahnya yang tampan dan bersih membuatnya mau tak mau menelan ludah. Ingin sekali ia menghampiri laki laki itu lalu memeluk nya dengan erat dan tidak ingin melepasnya lagi.

Tidak tidak, ia sudah memantapkan hatinya untuk mulai bersikap dingin padanya. Jangan sampai seperti ini. Ayolah kau bisa Ino!

Tak ingin terlihat aneh di depan Sasuke, Ino segera mendudukkan dirinya di kursi. Lalu mulai menikmati sarapannya tanpa memanggil Sasuke terlebih dahulu. Sasuke pun tak masalah, ia segera mengikuti apa yang kunoichi itu lakukan. Duduk didepan Ino, membuat bau khas mint dari tubuhnya menusuk indra penciuman Ino. Lagi lagi ia harus menahannya untuk tidak memeluk laki laki didepannya itu.

Akhirnya mereka saling membisu satu sama lain. Menikmati sarapan yang ada didepan mereka.

Tanpa menguras banyak waktu lagi, Ino dan Sasuke segera beranjak dari tempatnya masing masing. Ino yang masih sibuk dengan memberesi meja makan sedangkan Sasuke kembali mengambil katananya didalam kamar miliknya.

Setelah ia berhasil memasukkan katana itu dalam tali di pinggangnya ia segera keluar dari kamar. Ini saatnya menyusun rencana. Namun ia dibuat bingung oleh keberadaan Ino yang sudah diambang pintu. Ia terlihat ingin pergi meninggalkannya sendirian.

"Kau mau kemana? Kita harus menyusun rencana terlebih dahulu" Suara berat Sasuke membuat Ino menoleh kearah nya.

"Tidak perlu rencana. Aku akan mencari informasi di desa ini, kita berpencar" Tak acuh Ino membuka pintu didepannya lalu pergi keluar.

Sasuke yang hanya bisa terdiam itu kemudian mengusap wajahnya, lalu segera bergegas meninggalkan rumahnya juga. Ia bertujuan untuk kembali ke goa yang sempat ia temui kemarin.

.

Tap!

Hentakan demi hentakan ia lakukan di atas dahan pohon. Demi mencapai tujuan, ia terus berloncatan di atas pohon. Tak jauh memang tempatnya, maka dari itu hanya membutuhkan 3 menit saja kini batang hidungnya sudah berada tepat di depan mulut goa.

Hembusan angin sejuk pagi itu menerbangkan beberapa rambut raven nya. Jubah hitamnya pun tak ingin kalah ikut berkibar. Wajahnya yang datar seperti biasa itu ia suguhkan menghadap kegelapan goa yang ada didalam sana.

Tangannya mulai mengambil shuriken dari tas kecil dibelakang tubuhnya. Kemudian dengan gesit ia melemparkan nya masuk. Sesuai dugaan, terdengar suara bom didalam goa, membuat Sasuke kembali mengaktifkan sharinggan nya. Ia memincing tajam mengamati sekitar.

'Ternyata banyak jebakan didalam sana'

Ia berjalan masuk, membiarkan tubuh indahnya ditelan oleh kegelapan.

.

Rambut pirang panjangnya berkibaran tertiup angin di tengah keramaian desa saat itu. Toko toko yang semula tertutup rapi kini mulai dibuka dengan senang hati oleh pemilik toko. Lampu lampu yang tadinya menyinari kegelapan di malam hari, kini redup oleh sinar mentari yang menggantikan posisinya.

𝐀 𝐂𝐡𝐨𝐨𝐬𝐞 「ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang