#20

948 112 5
                                    

Ino mengerjap perlahan matanya beberapa kali sebelum ia menyita kembali seluruh arwahnya kedalam raganya. Tangannya yang masih sangat lemas itu ia gunakan untuk mengucek sebelah matanya. Tidak seperti biasa, sinar matahari yang menjadi alarm alaminya kini tidak membangunkan tidur panjangnya. Merasa aneh, Ino berusaha bangkit duduk untuk menatap sekitar, bukan masalah tempatnya yang aneh melainkan suasananya. Ia merasa ini bukan waktu yang tepat untuknya bangun kali ini.

Dengan cepat, Ino mendorong pelan jendela kamarnya yang masih tertutup rapat itu. Matanya membulat sempurna saat aqua nya menatap langit yang sudah panas saat itu. Segera, Ino melompat turun dari ranjangnya dan bergegas keluar dari kamar.

'Bagaimana aku bisa bangun kesiangan seperti ini?'

Tak ada pikiran lain selain dirinya yang berusaha menyeret tubuhnya menuju ruang makan.

Tidak sesuai harapannya. Ino menatap nanar meja makannya sudah terdapat semangkuk Sup Miso yang sudah dingin sepertinya. Disebelahnya terdapat kertas kecil yang ditulis dengan sangat rapi.

'Makanlah. Jika sudah dingin panaskan dulu'

Hanya itu yang dapat ia tangkap dari kedua matanya. Ia berjalan mendekat, lalu menepuk dahinya dengan sebelah tangannya. Siapa lagi yang menulisnya kalau bukan Uchiha itu?

Merasa kesal dengan diri sendiri, Ino berjalan mengambil mangkuk itu lalu memanaskan nya diatas kompor. Tak lama memang, hanya sebentar lalu kuah dalam sup nya kembali mendidih.

Segera, Ino mematikan kompornya lalu menyantap sarapannya dengan tenang. Ia tahu apa yang harus ia lakukan setelah ini. Apalagi kalau tidak menyusul ke tempat tujuan Sasuke?

.

Jleb

Sesuai prediksi, beberapa shuriken berhasil menancap tepat di dada boneka jerami yang sudah ia pasang di pohon besar itu.

Beberapa sorakan anak kecil yang melihatnya antusias membuat suasana menjadi ramai seketika.

"Aku mau mencoba!" Dengan penuh percaya diri, laki laki berambut hitam itu berlari kearah sang pengajar.

Tanpa menjawab pun Sasuke sudah memberikan sebuah shuriken kepadanya. Matanya sangat lembut menatap wajah polos anak kecil itu. Dengan berjongkok tepat disamping nya, Sasuke mulai mengajarinya secara perlahan.

Kemudian anak kecil itu mengangguk paham dengan penjelasan yang ia dapat, lalu dengan sedikit bergaya didepan teman-temannya, ia melemparkan shuriken nya kearah boneka tak bersalah itu. Namun nihil, shuriken nya justru nemancap di batang pohon, bukan di jeraminya.

Membuat wajahnya berubah menjadi kusut, ia berbalik menatap kearah Sasuke kecewa.

"Coba lagi bersama temanmu yang lain"

Senyum nya kembali datang, ia mengangguk paham.

"Iya. Arigatou" Anak kecil itu berlari menuju arah teman temannya. Dengan bangganya ia memamerkan senjata barunya kepada yang lain. Membuat teman temannya mengelilingi dirinya dengan tatapan kagum.

Sasuke hanya bisa tersenyum tipis melihat itu. Kemudian ia bangkit berdiri menuju pohon besar yang tak jauh dari tempatnya berjongkok. Setelah dikiranya cukup teduh, dirinya mulai mendudukkan tubuhnya dibawah pohon rindang itu. Matanya tertutup rapat, angin yang tak sengaja lewat didepannya berhasil menerbangkan rambut Raven nya secara teratur.

𝐀 𝐂𝐡𝐨𝐨𝐬𝐞 「ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang