"Sekali lagi kuucapkan terima kasih banyak ya, Ino-san Sasuke-san" Hayate membungkukan badanya dalam dalam dihadapan Sasuke dan Ino yang kini berdiri di depan rumahnya. Setelah selesai dengan urusannya didalam rumah Hayate, dan sudah memastikan Nobu tertidur kembali. Ino langsung berpamitan pergi. Ia tidak memiliki banyak waktu untuk merawat sepenuhnya. Karna memang dirinya sendiri masih dibalut oleh sebuah misi.
"Eh tidak kok, kita sebagai sesama manusia memang seharusnya saling membantu kan. Oh iya panggil namaku tanpa sufiks saja" Ino menggenggam jari jarinya didepan tubuhnya. Ia tersenyum ceria.
"Eh begitu ya, baiklah Ino" Dengan malu malu Hayate menatap mata biru seindah lautan itu.
"Nah, kalau begitu kita pergi dulu, berikan salamku pada Nobu-san ketika dia sudah sadar nanti ya. Jaa ne" Ino berjalan menjauh, tangannya ia lambaikan kearah Hayate yang masih betah menatapnya.
"Hati-hati ya!" Ino mengacungkan jempolnya sebagai sebuah tanggapan.
"Hah.... Benar benar menegangkan. Oh iya apa Sasuke ikut mencari bunga Suisen tadi?" Ino menatap laki laki yang lebih tinggi darinya itu.
"Ya. Tapi saat aku mencari didekat sungai, aku melihat ada sesuatu yang aneh. Maka dari itu, tujuan kita sekarang adalah kesana" Sasuke menatap serius gerbang desa Kinyobu yang tak jauh lagi dari pandangan nya.
"Aneh? Ada apa disana?"
"Kau lihat saja nanti"
Rasa menyesal menyelimuti hati Ino. Seharusnya ia tidak tanya lebih jauh lagi karna ia memang sudah menduga Sasuke akan menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tidak memuaskan. Ia lupa akan sifat menjengkelkan rekannya itu. Yah walaupun Ino sudah hampir beradaptasi dengan sifat dinginnya itu, tapi Ino sadar akan sifat cerewet dan rasa penasarannya yang tinggi itu membuat dirinya tak segan segan menanyakan sesuatu pada orang lain. Ini refleks ia lakukan.
Ino menghembuskan nafasnya, ia mengalihkan pandangannya ke sebelah kirinya melihat anak anak dengan cerianya berlari dengan teman temanya, dengan bekal makan ditangannya. Sepertinya mereka ingin berangkat sekolah. Masa kecil memang masa yang menyenangkan.
"Oi! Ino-san!" Shion melambaikan tangannya kearah sang kunoichi membuat Ino mengalihkan pandangannya lurus menatap seseorang yang ia kenal didepan sana, ia mengikuti hal yang sama seperti Shion. Ia melihatnya berdiri di dekat gerbang. Sepertinya ia sedang menjaga gerbang masuk desa.
Ino berlari kecil agar cepat sampai pada teman barunya itu. Mengabaikan Sasuke yang masih berjalan tenang di belakangnya. "Ino-san apa Nobu sudah sembuh?" Shion mendekat kan dirinya mendekati Ino. Kedua manusia berbeda gender itu saling berhadapan.
"Hm. Racunnya sudah keluar. Padahal tadi itu hampir saja, jika Hayate-kun tidak segera menemuiku mungkin dia akan meninggal dalam keadaan organ dalamnya yang akan membusuk" Ino memilin rambut panjangnya.
"Separah itu kah? Yah syukur lah Nobu terselamatkan. Ini semua berkat dirimu. Arigatou ne"
"Tidak kok~ hahaha lagi pula panggil aku dengan nama Ino saja ya, Shion-kun"
"Oh iya, baik. Um, Ngomong ngomong kalian sudah mau pulang?" Shion melirik sekilas kearah Sasuke yang baru saja menghentikan langkahnya disebelah Ino.
"Oh tidak kami ha-"
"Cepat! Kita tidak memiliki waktu banyak disini" Sasuke menyeret pergelangan tangan Ino, membuat gadis cantik itu terpaksa mengikuti Sasuke dalam keadaan wajahnya yang merah padam. Sedangkan Shion hanya menatap Sasuke tajam, ia tidak suka melihat sifat Sasuke yang sama sekali tidak sopan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 𝐂𝐡𝐨𝐨𝐬𝐞 「ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ 」
Teen Fiction"Tunggu, apa? kenapa harus aku yang menjalankan misi ini Naruto?" "Kau lah satu satunya ninja yang memiliki jurus telepati, Ino. Kau carilah informasi sebanyak-banyaknya dengan kemampuan mu itu" "ya, aku tau tapi kenapa harus bersama UCHIHA SASUKE...