Matahari terik kali itu menyinari bumi dengan rasa semangat yang luar biasa. Sinarnya yang tajam menusuk kesetiap kulit yang ada, menyoroti seluruh makhluk didalamnya tanpa ampun. Membuat kebanyakan orang bersembunyi dibalik bangunan yang sedia membantunya berteduh. Tanpa diberi ucapan terima kasih pun bangunan tak bernyawa itu sedia melayani tuanya.
Begitu pula dengan kedua shinobi Konoha yang tengah mengemasi barang barang bawaannya itu kembali masuk dalam tasnya. Setelah puas bermain dengan anak anak tadi, Ino menyuruh anak anak itu untuk segera pulang kerumah masing masing. Bukan berarti Ino mengusirnya, hanya saja Ino tahu waktu. Ini sudah tengah siang, dan sudah saatnya mereka beristirahat.
Bagitu juga dengan dirinya. Bukan untuk istirahat, namun ia gunakan waktu siangnya itu untuk berkemas. Ini sudah saatnya mereka kembali ke Konoha. Setelah misinya selesai dan Sasuke sudah mengirim laporan melalui Elangnya ke Naruto. Sasuke memutuskan untuk mengakhiri misi ini dengan persetujuan dari Naruto. Walaupun Ino belum tahu bagaimana bisa misinya ini dianggap selesai oleh Sasuke, namun Ino pun juga tidak menyangkal soal itu. Mau bagaimana lagi? Dirinya saja sudah diberi izin oleh Sasuke untuk mencari tahu sendiri melalui pikirannya, namun malah ia gagalkan sendiri. Bukan salah Sasuke kan?
Ino memeras rok ungunya yang tinggal setengah itu, bukan berbentuk berantakan seperti sebuah sobekan lebar seperti kemarin, melainkan sobekan yang rapi. Karena sudah Ino hias sendiri menurut kreasinya.
Matanya menatap tas besar didepannya, ia sangat resah sekali saat ini. Takut kehidupannya yang biasa saja itu kembali lagi. Sebenarnya ia sangat menyukai misi kali ini. Tentu saja karena selain ia bisa bertempur kembali setelah hampir 3 tahun lamanya itu dan diberi kenikmatan yang luar biasa, yaitu bisa tinggal 1 atap dengan Sasuke.
Bukankah itu termasuk sebuah keajaiban bagi Ino?
Tentu saja. Tapi sepertinya keajaiban akan segera hilang sekarang. Ia akan kembali tinggal bersama ibunya dan dilingkupi oleh pekerjaan nya yang seperti biasa. Membosankan.
Tok tok
Ino cepat cepat menatap pintu yang menghubungkan kamarnya dengan ruangan lain itu dengan pandangan terkejut.
"Sudah selesai?" Suara monoton Sasuke dari balik pintu itu membuat Ino menghela nafasnya. Ia pun bangkit berdiri, menghampiri pintu itu dan membukanya lebar.
"Iya."
Sebelum benar benar pergi meninggalkan kamar yang sudah menemaninya hampir seminggu itu, Ino sempat melirik sebentar. Lalu menutup pintunya kembali. Ia berjalan mengikuti Sasuke dari belakang. Meninggalkan rumah sewa nya.
.
Ditengah keramaian desa Kinyobu siang itu, dua shinobi Konoha tengah jalan beriringan menuju gerbang besar desa itu.
Selama dalam perjalanan, Ino hanya bisa berjalan secara menunduk. Entah itu untuk menghindari sinar matahari yang menyengat kali itu atau untuk alasan lain. Tidak tahu.
Sasuke yang berjalan seperti biasa menatap datar kedua pintu besar yang menjadi pembatas desa itu. Sebelum langkahnya berhenti secara tiba tiba karena ada seseorang yang menghampiri nya dengan tergesa.
"A-ano Sasuke-san."
Ino ikut berhenti, ia mendongak untuk menatap langsung kearah gadis asing yang sekiranya berumur sama dengannya itu.
"Um, begini. A-aku..."
Gadis berambut hitam panjang itu perlahan mengeluarkan sebuah surat yang cantik dari balik tubuhnya untuk Sasuke. Ia menatap kearah lain sedang membuang muka. Ino yang peka akan keadaan hanya bisa menatap nanar gadis misterius itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 𝐂𝐡𝐨𝐨𝐬𝐞 「ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ 」
Teen Fiction"Tunggu, apa? kenapa harus aku yang menjalankan misi ini Naruto?" "Kau lah satu satunya ninja yang memiliki jurus telepati, Ino. Kau carilah informasi sebanyak-banyaknya dengan kemampuan mu itu" "ya, aku tau tapi kenapa harus bersama UCHIHA SASUKE...