Ini sudah 3 hari semenjak kepulangan Ino dari misi beratnya. Cukup singkat waktu meninggalkan kenangan baginya kemarin. Tidak terasa kini kehidupan normalnya kembali seperti biasa. Namun seolah mendapat kelonggaran dari Ibunya untuk berefreshing sebentar bersama temannya, Ino dipersilahkan untuk berlibur menjaga toko bunganya selama seminggu oleh ibunya.
Tentu saja kesempatan emas ini tidak disia sia kan begitu saja oleh gadis pirang itu, dengan senang hati ia menyetujui kesepakatan yang ibunya ajukan itu. Kakinya dengan ria akan membawa tubuhnya menuju ke sebuah cafe favoritnya yang tak jauh dari gedung Hokage disebelahnya.
Tak hanya datang sendiri seperti seseorang yang tidak memiliki teman sama sekali, tentu saja Ino sudah merencanakan soal ini dengan kedua sahabatnya kemarin malam.
Entah takdir atau hanya kebetulan saja, kemarin malam Ino sempat bertemu dengan Hinata dan Sakura yang tengah sibuk mengisi perut nya di sebuah kedai ramen bersama Naruto.
Hal itu langsung membuat Ino terpikir untuk mengajak kedua sahabatnya itu untuk berkumpul hanya untuk bercerita ria tanpa beban seperti beberapa hari yang lalu. Dan dengan mudahnya kedua sahabat baiknya itu mengangguk kan kepalanya.
"Yosh! Kaa-san, aku pergi dulu~ sayonara!"
Dengan bersenandung kecil yang berhasil lolos dari bibir merahnya, Ino berjalan mendekati pintu rumahnya dan membuka nya lebar lebar. Ia menghirup udara segar pagi itu dengan wajahnya yang ceria.
Rambutnya yang ia ikat ponytail disertai baju ninja ungunya yang sudah kembali seperti biasa, Ino sudah siap dengan penampilan anggunnya kali itu.
"Ino chan! Wah kebetulan sekali." Ino mengalihkan pandangannya ke sumber suara. Melihat gadis bercepol dua itu tengah berdiri tepat di depannya.
"Tenten! Kau mau kemana?"
Tenten mengangkat papper bag putih miliknya.
"Aku baru saja membeli kunai yang bagus. Kau sendiri?""Oh, aku ingin pergi bertemu dengan Sakura dan Hinata."
Tenten hanya memanggut, lalu ia tersenyum simpul.
Barusaja Tenten akan mengucapkan tujuannya menyapa Ino pagi itu, namun sepertinya seseorang sudah mendahului nya."Ino."
Yang memiliki nama langsung memutar kepalanya ke arah pemuda yang sejak kemarin ia hindari keberadaan nya itu. Ia membelalak kaget mengetahui orang itu justru malah berada didepannya sekarang.
"Bisa bicara sebentar?"
Tenten yang paham akan posisinya kini ia beringsut mulai menjauh. "Yasudah lain kali saja ya, Ino aku pergi du-"
"Tidak bisa. Aku ada janji dengan teman temanku. Iya kan Tenten? Hei, kita sudah terlambat lho, sebaiknya kita cepat sebelum Hinata dan Sakura memarahi kita." Dengan senyum yang terkesan dibuat buat oleh Ino, ia segera menarik tangan Tenten menjauh dari rumahnya meninggalkan sesosok Uchiha Sasuke yang menatapnya dengan cemberut.
"Hei, tunggu Ino. Apa yang..."
Hanya kalimat itu yang dapat didengar oleh Sasuke. Setelahnya ia hanya bisa mengamati tubuh kedua kunoichi yang sudah berjalan menjauh itu.
Sasuke mendesah panjang, ia mengusap wajahnya kasar.
'Apa yang seharusnya kulakukan sekarang?'
.
"Hei tunggu, Ino. Apa yang kau lakukan?" Ino melepas tangannya dari lengan Tenten, kemudian ia menundukkan wajahnya.
"Maaf, jika kau ingin pergi sekarang. Tak apa, terima kasih ya sudah membantu"
Tenten menatap bingung kearah teman pirangnya itu. "Sebenarnya ada apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 𝐂𝐡𝐨𝐨𝐬𝐞 「ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ 」
Teen Fiction"Tunggu, apa? kenapa harus aku yang menjalankan misi ini Naruto?" "Kau lah satu satunya ninja yang memiliki jurus telepati, Ino. Kau carilah informasi sebanyak-banyaknya dengan kemampuan mu itu" "ya, aku tau tapi kenapa harus bersama UCHIHA SASUKE...