#End (?)

981 123 26
                                    

Selesai dengan medisnya, Ino dengan cepat menyobek rok ungunya sampai sebatas paha. Ia segera melilitkan sobekan roknya pada perut Sasuke. Sasuke hanya bisa diam melihat perlakuan Ino kepadanya. Bahkan badanya kini tak bisa ia gerakkan karena terlalu banyak menggunakan chakra dan kondisi nya yang sedang diserang oleh racun.

Setelah terbalut dengan cukup kencang agar pendarahan nya berhenti, Ino kembali memberi medis pada perutnya. Ia tidak peduli bahwa persediaan chakra nya sudah sangat menipis sekarang.

Disela kegiatan fokusnya pada medis, Ino merasakan
tangan Sasuke terangkat menyusuri sebelah pipi lembut sang kunoichi. Mengelap cairan bening yang menghiasi wajah cantiknya. Ino yang diperlukan seperti itu hanya bisa mematung ditempat. Setiap sentuhan Sasuke pada tubuhnya membuat hatinya bergetar.

"Jangan menangis, aku tau kau kunoichi yang kuat sebenarnya. Aku percaya itu" Kata kata lembut Sasuke membuat Ino semakin menatapnya tidak percaya.

Setelah perlakuan Sasuke kepadanya 1 hari yang lalu, sifat dinginnya yang membuatnya muak itu tiba tiba menghilang saat ini. Digantikan dengan sikap manisnya yang ia tunjukkan kepada Ino. Ia masih belum paham apa yang membuat Sasuke berubah sikap seperti ini...

"Kau percaya pada liontin ini untuk selalu membawa keberuntungan padamu kan?" Lagi, suara serak Sasuke membuat jantung Ino berdegup tak normal. Apalagi ditatap oleh mata rinegan Sasuke seperti itu.

Masing memilih untuk bungkam, Sasuke melanjutkan ucapannya.
"Maka dari itu, jika aku ma-"

"Sejak kapan Uchiha Sasuke yang aku kenal menjadi secerewet ini hm?" Ino menundukkan kepalanya tak ingin menatap langsung wajah Sasuke.

Sasuke hanya bisa tersenyum tipis, ia senang Ino bisa berhenti menangis seperti ini. Tangannya ia tarik kembali dari pipi sang Yamanaka. Tapi, rasa senang dihatinya tak lama bertahan, ia membelalakan kedua mata hitamnya sempurna saat melihat Kenzo berdiri dibelakang Ino dengan pedang tajamnya yang sudah menancap di perut Ino.

Setetes darah mengalir dari ujung pedangnya. Ino yang merasa chakra nya sudah menipis hanya bisa pasrah semenjak ia tahu bahwa Kenzo berjalan mendekat kearahnya tadi. Ino sengaja melakukannya karena ia lebih mementingkan sebagian chakra nya ia berikan kepada Sasuke.

"Heh. Sudah pasrah rupanya? Lemah"

Sasuke menatap tajam kearah Kenzo, ia berusaha untuk membangkitkan tubuhnya. Walaupun mustahil tapi ia tetap berusaha, hingga tubuhnya kini sudah dalam posisi terduduk. Ia tidak peduli dengan luka lebar di perutnya.

"Kau terlalu banyak menggunakan mata sharinggan mu Uchiha. Apalagi racun yang ada ditubuhmu itu membuatmu lumpuh kan" Tertawa senang, Kenzo menarik kembali pedangnya. Membuat Ino merintih menahan sakit.

Baru saja Sasuke akan mengaktifkan sharinggan nya kembali, namun tangan lembut Ino mencegahnya. Ia meletakkan tangannya pada pundak Sasuke. Ino menggeleng lemah, membuat Sasuke menatapnya tak mengerti.

"Sudahlah Sasuke, biarkan saja. Lagipula kita tidak bisa melawan mereka dengan sisa chakra yang tinggal sedikit seperti ini" Sasuke mengalihkan pandangannya kearah dimana ada 10 pasukan Kenzo yang datang kearahnya. Ino bisa menyadarinya dari chakra mereka.

"Benar kata temanmu ini. Sudahlah kalian tidak akan pernah bisa menang, lagipula jika aku membawa gadis ini, nyawamu akan terselamatkan lho Uchiha"

Sasuke mengeraskan rahangnya karena marah.
"Akan kubuat kau bertunduk kepadaku dasar sialan!"

Ino mengusap wajah Sasuke lembut, membuat perhatian Sasuke teralihkan padanya. Tatapannya sangat lembut.
"Nee, Sasuke-kun aku tak masalah kok jika harus dibawa mereka pergi. Asalkan kau selamat itu sudah cukup bagiku. Mereka hanya menginginkan ku jadi kau tak perlu susah susah membahayakan nyawamu juga ya. Kau pulanglah dulu ke Konoha kalau bisa panggil bala bantuan. Tapi... kalau aku sudah terlanjur mati jangan repot repot untuk datang kemari"

Baru saja Sasuke akan menyangkal ucapan Ino namun jari telunjuk nya sudah mendarat tepat di bibir tipis Sasuke. Ia tak membiarkan Sasuke berucap sebelum ia selesai berbicara.

"Jangan lupa, kalau kau sudah sampai Konoha kau temui Forehead. Dia itu mencintaimu lho Sasuke-kun, jadi jangan buat dia kecewa lagi ya. Bangunlah clan Uchiha bersamanya suatu saat nanti. Aku yakin Sakura pasti tidak akan keberatan. Kau pasti bisa bahagia jika bersamanya-" Jeda sejenak untuk Ino menarik nafas dan juga mengusap air matanya. Sesak sekali rasanya. Sangat menyesakkan.

"karena Sakura itu gadis yang kuat. Suatu saat pasti kalian akan mempunyai keturunan Uchiha yang tak kalah kuatnya dari kalian berdua. Aku yakin itu. Jadi, yang terpenting jangan biarkan dia menangisi kepergianmu lagi ya, Sasuke-kun." Ino tersenyum bahagia, air matanya kembali menghiasi wajah ayunya. Walaupun sesak tapi Ino tak menunjukkannya secara terang terangan. Bahkan sakit dihatinya jauh lebih sakit daripada saat pedang itu menusuk perutnya.

"Oh iya untuk liontin ini tolong berikan pada Sai juga. Katakan padanya bahwa aku minta maaf karna tidak bisa menepati janjiku padanya." Ino tertawa sebentar, lebih tepatnya tertawa hambar untuk menutupi kesedihannya lalu ia kembali melanjutkan ucapannya "maaf ya, sudah banyak permintaan padamu Sasuke-kun. Terima kasih sudah mau menganggapku ada. Aku pergi dulu. Ingat ya, temui Sakura setelah ini" Lagi lagi Ino tersenyum tulus. Walaupun ia tak bisa menghentikan air matanya tapi ia berusaha tersenyum dihadapan Sasuke untuk yang terakhir kalinya. Sepertinya ia sudah banyak berakting hari ini.

Sasuke yang saat itu sudah mematung ditempat hanya bisa terdiam. Ia terlalu syok untuk mendengarkan ucapan terakhir rekan setimnya itu. Tanpa dirasa, air bening muncul dari mata hitamnya.

Ino bangkit berdiri, kemudian tangannya diikat oleh anak buah Kenzo dengan erat lalu ditarik paksa pergi dari sana. Seperti hewan ternak yang akan dijual ke majikan lain. Seperti itulah keadaan Ino saat itu.

"Wah wah sangat memilukan sekali. Aku tak menyangka ternyata cintanya hanya bertepuk sebelah tangan rupanya. Kasihan sekali gadis itu. Aku bahkan hampir menitik kan air mataku mendengarnya. Tapi sayangnya dia memang gadis yang bodoh semenjak aku pertama bertemu dengannya saat itu" Dengan remehnya ia tertawa keras lalu pergi meninggalkan Sasuke sendirian disana.

"Tak kan kubiarkan, kau memperlakukan Ino seperti itu brengsek" Sasuke menatap tajam punggung Kenzo dari belakang. Ia mengepalkan tangannya. Kini mata rinegan nya sudah mengeluarkan cairan kental berwarna merah.

.

Ino berjalan tertatih menyusuri pohon pohon yang menatap kepergian nya dalam diam. Langit cerah siang saat itu tak membuat wajahnya ikut ceria. Ia justru terlihat sangat mendung. Mata aqua nya menatap kaki jenjangnya dengan tatapan sendu. Rasanya sangat sakit sekali pada bagian perutnya, darah segar tak henti hentinya bercucuran dari sana. Apa wajar jika seseorang yang sedang pendarahan justru malah disuruh berjalan jauh seperti ini?

Benar benar tak berperikemanusiaan. Ini bahkan lebih keji daripada memperlakukan seekor hewan.
Kepala pirangnya berdenyut kencang sekali, rasanya ingin pecah disaat itu juga. Mungkin itu karena ia yang sudah sangat lemas karena kehabisan chakra.

Tak pernah terbesit dipikirannya bahwa ia akan berakhir seperti ini. Ia pikir semua akan berjalan lancar sesuai ekspetasi nya. Tapi sepertinya ia terlalu banyak berkhayal. Membayangkan dirinya bisa berjalan berdua dengan sang Uchiha lalu bertarung bersamanya. Setelah itu ia bisa kembali ke Konoha dengan selamat di atas pengawasan Sasuke. Namun kembali lagi, sepertinya itu hanya khayalan sematanya saja. Setidaknya ia sudah terlihat kuat dan bisa melindungi Sasuke. Mengharapkan sesuatu yang sudah jelas mustahil seperti itu membuatnya tersenyum pahit. Benar benar bodoh.

Cukup lama perjalanan mereka tempuh, tanpa adanya percakapan sama sekali diantara para pengawal di kanan kirinya. Sampai Ino benar benar kehilangan kekuatannya ditengah jalan. Ia ambruk begitu saja menghantam tanah dibawahnya. Tanpa ampun, kegelapan menelannya bulat bulat tanpa belas kasih. Setidaknya dengan ini, dirinya tidak dimanfaatkan oleh musuhnya sendiri.

'Akhirnya aku sudah berakhir. Okaa-san aku pergi menyusul Otou-san dulu ya... Maaf meninggalkan mu sendirian'

「𝘕𝘦𝘹𝘵 𝘵𝘰 𝘠𝘰𝘶 」

𝐀 𝐂𝐡𝐨𝐨𝐬𝐞 「ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang