Lambaian tangan Hayate yang terus ia lakukan didepan wajah Ino membuatnya tersadar kembali dari lamunannya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum kembali menatap wajah khawatir Hayate.
"Kau baik baik saja?"
"Um, yah maaf. Aku hanya tidak menyangka saja jika dia tinggal di goa. Haha" Ino tersenyum hambar mendengar ucapannya sendiri. Ia harus memberi alasan yang cepat agar tidak terlalu mencurigakan.
"Memang dia orangnya begitu. Oh iya kemana perginya temanmu itu? Sejak kemarin aku tidak melihatnya" Tangannya mulai kembali memotong kayu kayu didepannya yang sempat tertunda tadi.
"Sasuke? Oh iya! Aku seharusnya pergi membelikan dia makanan tapi malah membuatnya menunggu." Ino dengan akting barunya kembali berdiri tegap ia terlihat sangat gusar.
"Kau ini. Cepat kembalilah kepadanya sebelum dia marah kepadamu"
"Iya. Maaf ya, Hayate-kun sudah mengganggu waktumu. Aku kembali dulu. Jaa~" Ino berlari melambaikan tangannya kearah temannya itu yang hanya diberikan sebuah senyuman singkat oleh Hayate.
Kini kunoichi dari Konoha itu segera berlari melesat menuju gerbang keluar desa Kinyobu. Ia merasa aneh saat mata birunya menatap kosong penjaga gerbang disana. Tidak seharusnya ia melihat tempat itu kosong seperti ini.
'Dimana Shion? Kenapa ia tidak ada?' Tak perlu sampai harus menghentikan larinya untuk sekedar mencari pemuda itu, Ino langsung pergi meninggalkan gerbang itu menuju goa yang menjadi tujuannya sekarang. Ia tahu pasti Sasuke sudah ada disana saat ini.
'Aneh sekali. Kenapa dari kemarin aku tidak merasakan chakra aneh di desa ini? Atau penculik itu sudah tau akan kehadiran ku dengan Sasuke? Tidak tidak mungkin selama ini aku tidak berbuat hal yang mencolok. Tapi... Kenapa?'
Ino menghentikan larinya tepat di depan mulut Goa. Nafasnya yang memburu dan keringatnya yang bercucuran menyelimuti seluruh tubuhnya. Membuatnya berhenti sejenak sebelum memasuki goa gelap tersebut. Sekali lagi, ia tidak merasakan adanya chakra aneh disekitarnya.
Setelah nafasnya kembali teratur, perlahan ia mulai melangkah masuk kedalam. Banyaknya shinobi tak dikenal berceceran di dalam sana membuatnya yakin ini pasti adalah ulah dari Sasuke. Ino menghela nafasnya panjang. Ia sudah bersiap untuk mengambil kunainya. Berjaga jaga jika suatu saat ada yang menyerang nya, karna ia tak memiliki mata sharinggan yang bisa melihat dalam kegelapan.
.
Selangkah demi selangkah kakinya membawa dirinya menuju sebuah ruangan dimana ditengahnya ada semacam tabung besar berisi cairan berwarna hijau didalamnya. Di sekitar tabung itu tumbuh pohon pendek yang berwarna sedikit keunguan di pucuk daunnya.
Sasuke berjalan mendekat, ia memincingkan matanya tajam mengamati tabung aneh didepannya. Bau menyengat yang menguar dari dalamnya membuat siapa saja yang mencium nya akan menutup hidungnya rapat rapat.
'Cairan apa ini?'
Baru saja Sasuke ingin menyentuh tabung transparan itu namun sebuah suara menghentikan pergerakannya.
"Jangan sentuh!" Sasuke membalikkan badanya menghadap kunoichi yang sedang berjalan kearahnya. Mata birunya terlihat serius dan tajam menatap tabung raksasa itu.
"Apa maksud mu?"
Ino berdiri tepat disebelah Sasuke. "Jika dicium dari baunya ini racun yang sama seperti saat itu. Racun inilah yang bersarang di tubuhku dan Nobu-san kemarin"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 𝐂𝐡𝐨𝐨𝐬𝐞 「ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ 」
Teen Fiction"Tunggu, apa? kenapa harus aku yang menjalankan misi ini Naruto?" "Kau lah satu satunya ninja yang memiliki jurus telepati, Ino. Kau carilah informasi sebanyak-banyaknya dengan kemampuan mu itu" "ya, aku tau tapi kenapa harus bersama UCHIHA SASUKE...