BODOH.21

787 132 23
                                    

Maaf jika banyak typo🍎



*BODOH*



Taehyung benar-benar bingung. Ia tak yakin pada perasaannya. Tetapi ia juga tak rela jika Yerin jatuh ke tangan Jimin. Yang ada nanti Jimin pasti selingkuhin Yerin, dan Taehyung tak bisa tenang memikirkannya.

"Kak Taehyung," ujar seorang murid perempuan yang kini duduk didepannya.

"Eh Mia,"

"Kak Tae kenapa? Kayak ada masalah aja," ujar adik kelas itu. Tetapi Taehyung hanye tersenyum tipis.

"Eum... bay the way, makasih ya kak udah bantuin Mia. Mia nggak tau kalo kak Taehyung ternyata sebaik itu," ujar adik kelas itu.

Tampak gadis yang bernama Mia tersebut menghela nafas sambil tersenyum simpul. "Mia kira, kak Taehyung sama aja kaya kak Jimin,"

Taehyung tersenyum."Duluan ya," ujarnya meninggalkan Mia yang juga tersenyum mengingat hal yang ia dapat dari pemuda Kim itu.

"Taehyung!" Panggil Doyoung dan membuat Taehyung menatapnya dengan malas.

Doyoung berjalan menghampirinya dengan membawa selembar kertas yang terlipat rapi. "Tolong lo kasih ke Jimin atau Yerin ya, itu surat permintaan buat ngeramein acara sekolah," ujar Doyoung.

Taehyung hanya mengangguk menerimanya. Setelah itu, ia melangkah pergi meninggalkan perpustakaan, dan berniat untuk ke ruang dance.

Hari ini jam kosong seharian. Itu karena guru-guru yang sedang rapat untuk acara sekolah nantinya. Sebagian besar anak-anak pun berkumpul sesuai bidang ekskul mereka untuk mempersiapkan diri agar bisa ikut berpartisipasi di acara itu.

Pandangan Taehyung terarah pada Jungkook yang sedang bersama Lisa. Taehyung menghentikan jalannya, dan menyaksikan seorang gadis menghampiri Jungkook dan menanparnya.

Respon Jungkook begitu biasa. Sama seperti dia dulu. Melihat perempuan tadi menangis, Taehyung justru terbayang Yerin.

Bagaimana perasaan Yerin setiap harinya? Apakah sangat sulit, hingga ia pun tak bisa melihatnya?

"Maafin gue Yer," lirihnya tanpa seorang pun dapat mendengar kata itu.

Taehyung kembali pada tujuannya untuk memberikan kertas yang ia terima dari Doyoung tadi. Ia menuju ka ruang dance dan melihat pintu ruangan itu terbuka. Mungkinkah tidak ada orang disana?

"Haha... bisa aja lo ah!" Suara itu terdengar jelas di telinga Taehyung.

Dapat ia lihat, didalam sana ada Hoseok, Jimin, Yerin, Eunha dan SinB. Hoseok dan Jimin bercerita tentang hal lucu yang anak bangtan lakukan, hingga mampu membuat ketiga gadis itu larut dalam cerita mereka.

Yang membuat rahang Taehyung mengeras adalah posisi Jimin yang duduk disamping Yerin, dan sesekali pemuda Park itu merangkul gadis Jung tersebut.

"Permisi," ujar Taehyung membuat kelima murid itu menoleh.

"Eh, Tae!" Hoseok tersenyum dan menghampirinya.

Sedangkan kini Jimin merangkul Yerin dan membuat gadis itu tak bisa bergerak banyak.

"Kenapa Tae?" Tanya Hoseok.

"Nih," Taehyung memberikan kertas tadi.

"Apaan nih?"

"Baca aja sendiri," ujar Taehyung dan melayangkan tatapan tak bersahabatnya pada Jimin dan juga Yerin.

Hoseok yang merasakan hawa-hawa tak enak pun hanya tersenyum kaku menerimanya. Ia tetap berdiri disitu sampai akhirnya Taehyung pergi.




*BODOH*




Bel pulang sekolah berbunyi. Para murid berhamburan pulang. Kecuali anak-anak ekskul yang memiliki persiapan. Mereka masih berada di sekolah.

Begitupun anak dance yang masih berlatih agar gerakan yang mereka bawakan dapat selaras baik untuk laki-laki maupun perempuan.

"Yer, harusnya di bagian ini lo itu pegang tangan gue kayak gini," ujar Jimin membenahi gerakan yang seharusnya mereka lakukan.

"Modus!" Ujar Taehyung yang baru saja memasuki ruangan itu.

Dengan santainya, pemuda Kim tersebut merebahkan diri di lantai dengan tas sebagai bantalnya.

"Ngapain lo kesini?" Tanya SinB.

"Nungguin Yerin, sekalian ngadem," jawab Taehyung dengan mata terpejam.

"Ngapain nungguin Yerin?" Tanya Jimin.

Semua anak menatap Taehyung yang dengan santainya rebahan tanpa minta maaf karena telah mengganggu mereka. Meskipun mata Taehyung terpejam, tetapi pemuda itu tak ada sekalipun niat untuk tidur.

Belum usai masalah Taehyung, kini datanglah anak-anak bangtan. Jungkook dan Suga tersenyum miring melihat tangan Jimin yang masih menggandeng Yerin.

Suga menatap Namjoon. Namjoon dan Jin sedikit membungkuk. Menarik kaki Taehyung dan menyeretnya keluar.

"E-eh... apaan nih?" Protes Taehyung sambil menggerakkan kakinya.

"Lo kayak gembel, ganggu aktivitas orang" ujar Namjoon.

"Lanjutin aja. Maaf ganggu," ujar Jin dan kembali menyeret kaki Taehyung untuk keluar.

Ketika sudah diluar, pemuda Kim itu berdiri dan berbalik.

"Mau kemana?" Tanya Jungkook tetapi diabaikan oleh Taehyung.

"Nih! Gak usah masuk!" Suga melempar tas Taehyung.

Dengan mendengus, Taehyung memakai benda yang akan ia ambil itu. Jin, Namjoon dan Jungkook saling bertatapan. Sedikit mengerti tentang perasaan Taehyung.

"Mending relain Yerin sama Jimin deh," ujar Suga dan membuat keempat pemuda itu menatapnya. "Yah... daripada lo sok ngelindungin, tapi ujungnya tetep lo gantungin."

Taehyung menunduk. "Tapi gue gak yakin Jimin bakal setia," ujarnya.

Suga memutar bola matanya malas. "Kalo nggak rela ya perjuangin! Tapi inget," pemuda Min itu menjeda kalimatnya. "Kalo udah dapet, jangan ditinggalin. Apalagi disia-siain,"

Taehyung menatap Suga. Tatapan penyesalan itu tersirat jelas. Membuat Suga semakin malas melihatnya.

"Lo sih! Pekanya diakhir. Jadi jangan salahin kalo sakitnya awet ampe kepikir!" Kesal pemuda Min itu lalu merangkul Jungkook untuk pergi dari sana.




























ToBeContinue🍎

BODOH-endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang