Bab 12

5.1K 208 9
                                    

~ANNA~

Aku menangis dengan posisi telungkup dan telanjang di atas ranjang. Nate baru saja menyiksaku. Dia memperlakukanku seperti seorang jalang, memperkosaku lalu mencambuk tubuhku. Sekarang, aku benar-benar kesakitan. Tubuh bagian belakangku terasa panas dan perih akibat cambukan Nate padaku tadi.

Setelah selesai menghukumku, Nate langsung keluar begitu saja dari kamarku. Bahkan, dia juga tidak mau repot-repot menyelimuti tubuhku yang telanjang dan terluka ini.

Aku terus menangis dalam posisi telungkup seperti ini selama berjam-jam. Tubuh bagian belakangku masih sakit untuk tidur dengan posisi berbaring telentang. Hingga beberapa saat kemudian, aku kelelahan lalu tertidur.

***

Sudah dua hari sejak Nate menghukumku dengan hukuman cambuk. Keesokan harinya, Nate terus berada di rumah dan tidak berangkat ke kantor karena akhir pekan. Dan selama berada di rumah, Nate juga tidak berhenti menyiksaku. Dia terus memerintahku melakukan semua pekerjaan rumah. Padahal, tubuhku masih terasa sangat sakit akibat siksaannya di malam sebelumnya. Tapi, Nate terus mencari-cari kesalahan sehingga dia dapat kembali menyiksaku.

Karena selama dua hari berturut-turut mendapat siksaan yang berat dari Nate, kini aku benar-benar sakit. Sejak bangun tidur tadi, kepalaku sangat pusing. Tubuhku juga terasa lemas. Namun, aku tetap memaksakan diri memasak sarapan untuk Nate. Beruntungnya, tadi pagi Nate tidak banyak mengeluh dan protes pada masakanku. Dia memakan sarapan buatanku dengan tidak banyak berkomentar. Itu karena tadi pagi dia bangun kesiangan sehingga dia terburu-buru berangkat ke kantor. Dan setelah selesai sarapan, dia langsung berangkat ke kantor tanpa berbicara atau berpesan apapun padaku.

Sekarang, aku merasa lega karena Nate sudah berangkat ke kantor. Dengan begitu, aku bisa beristirahat. Setelah menutup dan mengunci pintu, aku berjalan dengan lemas menuju ke kamarku. Begitu sampai di dalam kamar, aku langsung merebahkan tubuhku di atas ranjang lalu tertidur.

***

Aku tidak tahu sudah berapa lama aku tidur. Namun, aku terbangun ketika mendengar suara deringan ponselku. Aku meraih ponsel yang berada di atas nakas dan melihat nama ibu mertuaku sedang menelponku. Tanpa menunggu lagi, aku langsung menerima panggilan itu.

"Halo, Mom...", aku menjawab panggilan dari ibu mertuaku.

"Halo, Anna. Apakah sekarang kau sedang berada di rumah, Sayang?", ibu mertuaku bertanya padaku.

"Ya, Mom. Aku sedang berada di rumah. Ada apa?"

"Bagus. Sekarang, Mommy sedang dalam perjalanan menuju ke rumahmu. Mommy ingin mengajakmu pergi berbelanja hari ini.", ibu mertuaku mengajakku dengan sangat antusias.

"Baiklah, Mom. Kalau begitu, aku akan bersiap-siap.", kataku menerima ajakannya.

Kali ini, aku tidak berpikir panjang dan langsung menerima ajakan ibu mertuaku. Karena, aku merasa sangat jenuh dan stress. Aku butuh jalan-jalan keluar rumah untuk menyegarkan pikiranku.

"Oke. Mommy akan sampai di sana sekitar tiga puluh menit lagi. Sampai nanti, Anna.", ibu mertuaku berkata lalu menutup panggilannya.

Aku tersenyum menatap layar ponselku. Aku merasa senang karena mertuaku bersikap baik padaku.

Mertuaku memang sangat berbeda dengan Nate. Nate sangat membenciku. Sedangkan, kedua orang tuanya malah sangat menyayangiku. Mereka tidak terlihat memiliki dendam apapun padaku atau keluargaku.

Aku tersadar dari lamunanku lalu meletakkan ponselku kembali ke atas nakas. Aku meregangkan tubuhku yang terasa sedikit pegal setelah bangun tidur. Namun, aku juga merasa keadaan tubuhku jauh lebih baik daripada sebelum tidur tadi. Aku juga tidak merasa lemas seperti tadi. Karena sudah merasa lebih baik dan bugar, aku bangun dari ranjang lalu bersiap-siap sebelum ibu mertuaku datang menjemputku nanti.

Revenge MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang