~NATE~
"Dokter yang merawat Anna mengatakan bahwa Anna mengalami stress berat. Terlebih, dia masih shock dan belum bisa menerima kenyataan bahwa dia keguguran.", ayah berbicara padaku.
Aku hanya diam dan tidak menanggapi ucapan ayah. Aku menoleh ke arah ranjang rumah sakit di mana Anna sedang terbaring saat ini. Hatiku terasa sakit dan hancur saat melihat Anna terbaring tidak berdaya seperti ini. Benar yang dikatakan oleh Anna tadi. Aku adalah seorang pembunuh. Aku yang telah menyebabkan Anna keguguran. Aku yang telah membunuh calon anak kami.
"Mommy tidak menyangka bahwa Mommy memiliki seorang putra yang berhati kejam seperti dirimu, Nate. Selama ini, Mommy dan Daddy selalu menganggap kau adalah putra yang baik. Tapi, ternyata anggapan kami salah. Putra kami adalah seorang yang kejam dan pendendam. Mommy jadi merasa kasihan pada Anna. Tidak seharusnya dia mengenalmu. Sehingga, dia tidak akan menderita seperti ini.", ibu berkata dengan marah dan kecewa padaku.
"Aku minta maaf, Mom. Aku minta maaf karena sudah mengecewakan kalian.", kataku menyesal.
"Kata maaf itu seharusnya kau tujukan pada Anna dan keluarganya.", ibu berkata dengan sinis. "Mommy sudah melihat seluruh luka yang ada di tubuh Anna. Dan Mommy tidak bisa membayangkan betapa rasa sakit yang harus ditanggung oleh Anna akibat perbuatanmu itu selama ini. Bagaimana kau tega memperlakukan Anna sekejam itu, Nate?", imbuhnya dan mulai menangis.
Ibu terus mengutarakan kekecewaannya padaku. Sedangkan, ayah lebih banyak diam. Namun, ayah juga menatapku dengan marah dan kecewa sama seperti ibu.
"Aku minta maaf Mom, Dad.", kataku yang mulai menangis. Ya, aku menangis. Aku menangis karena merasa sangat menyesal atas semua perbuatanku pada Anna selama ini. Aku juga menyesal karena telah mengecewakan orang tuaku seperti ini.
"Apa yang kau tangisi sekarang? Apa kau menyesali semua perbuatanmu? Tidak ada gunanya kau menyesal sekarang. Anna sudah terluka. Dia juga sudah keguguran. Dan kau tidak bisa mengembalikan apa yang telah kau renggut darinya.", ibu berkata dengan sedikit berteriak padaku.
Ibu benar. Tangisanku memang tidak bisa mengembalikan semua yang telah kurenggut dari Anna. Namun, aku tetap menangis dan malah semakin terisak. Sungguh, ini adalah pertama kalinya aku menangis lagi sejak belasan tahun yang lalu. Ketika aku dan keluargaku mengalami masa sulit dulu, aku tidak pernah menangis. Tapi, sekarang aku menangis. Aku menangis karena merasa sangat menyesal atas perbuatanku ini.
Aku terus menangis selama beberapa saat. Dan sekarang, tangisanku sudah reda. Aku dan kedua orang tuaku hanya diam dan duduk di sofa sambil menunggu Anna yang masih dalam pengaruh obat bius. Kami tidak saling berbicara dan seperti sedang larut dalam pikiran kami masing-masing. Hingga beberapa saat kemudian, pintu ruang perawatan Anna terbuka. Lalu, aku melihat kedua orang tua Anna berjalan masuk ke dalam ruang perawatan ini.
"Albert, Rose...", ayahku memanggil ayah dan ibu Anna, Mr. dan Mrs. Taylor.
Mr. dan Mrs. Taylor terlihat sangat panik saat berjalan masuk menghampiriku dan kedua orang tuaku yang sedang duduk di sofa.
"Apa yang terjadi dengan Anna? Kenapa dia sampai dirawat di rumah sakit seperti ini?", ibu Anna, Mrs. Taylor bertanya pada kami.
Aku tidak sanggup menjawab pertanyaan Mrs. Taylor. Aku terlalu malu dan merasa bersalah untuk bisa berbicara dengannya. Aku sudah salah sangka pada Anna dan keluarganya, terutama pada Mr. Taylor. Kedua orang tua Anna memang belum tahu mengenai perbuatanku pada Anna. Karena tadi orang tuaku menghubungi mereka hanya untuk mengabarkan bahwa Anna sedang dirawat di rumah sakit.
"Anna mengalami keguguran.", ibu yang menjawab pertanyaan Mrs. Taylor.
"Astaga, Anna...", Mrs. Taylor berseru sedih lalu berjalan menghampiri Anna yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge Marriage
RomanceNathan (Nate) Hariss, pengusaha muda yang sangat sukses hingga membuat namanya masuk ke dalam daftar billionaire muda terkaya di Amerika. Lalu, secara tiba-tiba dia memutuskan untuk menikah dengan seorang gadis bernama Annastasia (Anna) Taylor. Buka...