~ANNA~
Aku baru pulang dari Eropa pagi tadi. Sebenarnya, aku tidak berencana pulang secepat ini. Namun, karena pengacaraku menelpon dan memberitahuku bahwa surat gugatan perceraianku dengan Nate sudah siap, maka aku memutuskan kembali ke New York lebih awal untuk menandatangani surat itu.
Sekarang, aku sedang bersiap-siap untuk berangkat menemui pengacaraku di kantornya. Namun, ketika aku membuka pintu kamar hendak keluar, tiba-tiba ponselku yang ada di dalam tas berdering. Aku berhenti dan mengeluarkan ponsel. Lalu, aku melihat nama Mrs. Hariss, ibu Nate sedang menelponku. Aku langsung mengangkat panggilan tersebut.
"Halo, Mrs. Hariss...", kataku mengangkat panggilan Mrs. Haris. Sekarang, aku memang tidak lagi memanggil Mrs. Hariss dengan sebutan 'mom'. Karena sebentar lagi, aku akan bercerai dengan putranya.
"Anna, bisakah sekarang kau datang ke rumah Nate? Mommy mohon.", Mrs. Hariss tiba-tiba memohon padaku. Namun, aku juga terkejut saat mendengar bahwa Mrs. Hariss masih menyebut dirinya sebagai 'mommy' saat berbicara denganku.
"Apa yang terjadi?"
"Tolong Nate, Anna. Sudah dua hari ini, Nate tidak mau makan. Dia juga tidak mau melakukan apapun. Dia hanya menginginkan dirimu, Anna. Mommy mohon, datanglah ke sini untuk membujuk Nate agar mau makan. Mommy takut terjadi sesuatu padanya."
Sekarang, aku jadi ikut khawatir.
"Baiklah. Aku akan datang ke sana secepatnya.", kataku.
"Terimakasih, Anna. Mommy akan menunggu kedatanganmu.", kata Mrs. Hariss lalu menutup panggilan kami.
Kemudian, aku segera keluar kamar untuk berangkat ke rumah Nate. Namun, sebelum itu aku akan mampir dulu ke kantor pengacaraku yang kebetulan searah dengan jalan yang akan kulewati saat menuju ke rumah Nate. Aku akan menandatangani surat gugatan cerai. Walaupun sebelumnya aku berencana menyuruh pengacaraku saja yang mengantarnya. Tapi, aku berubah pikiran. Karena kebetulan Mrs. Hariss memintaku datang ke rumah Nate, jadi aku akan membawa surat itu sekalian untuk kuserahkan pada Nate nanti.
***
Sekarang, aku sudah sampai di depan rumah Nate. Aku keluar dari mobil lalu berjalan ke arah pintu. Saat berjalan, aku juga memperhatikan keadaan luar rumah Nate yang terlihat lebih berantakan dan kotor daripada saat sebelum aku pergi dari rumahnya. Dan anehnya lagi, kenapa aku merasa rindu dengan rumah ini? Bukan berarti bahwa aku rindu saat Nate menyiksaku. Melainkan, seperti ada hal lain yang membuatku rindu dengan rumah ini. Tapi, aku juga tidak tahu hal apa itu.
Setelah berada di depan pintu, aku menekan bel. Tidak lama kemudian, pintu rumah Nate terbuka. Dan kedua orang tua Nate yang membukakan pintu untukku.
"Anna...", Mrs. Hariss berseru senang saat melihatku.
"Selamat siang, Mr. dan Mrs. Hariss.", aku menyapa mereka dengan sopan.
"Jangan memanggil kami seperti itu, Sayang. Kami ini masih mertuamu.", Mrs. Hariss berkata padaku.
"Benar, Anna. Walaupun kau memutuskan untuk bercerai dari Nate. Tapi, sampai kapanpun kami akan tetap menganggap kau sebagai putri kami.", Mr. Hariss menambahkan.
Aku tersenyum pada mereka. Aku senang bahwa Mr. dan Mrs. Hariss masih sangat menyayangiku.
"Terimakasih, Mom, Dad.", balasku yang kembali memanggil mereka dengan sebutan seperti sebelumnya.
"Itu terdengar lebih baik.", Mrs. Hariss tersenyum padaku.
"Ayo, silahkan masuk, Anna.", Mr. Hariss mengajakku masuk ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge Marriage
RomanceNathan (Nate) Hariss, pengusaha muda yang sangat sukses hingga membuat namanya masuk ke dalam daftar billionaire muda terkaya di Amerika. Lalu, secara tiba-tiba dia memutuskan untuk menikah dengan seorang gadis bernama Annastasia (Anna) Taylor. Buka...