~ANNA~
Malam ini, aku dan Nate bersantai sambil menonton film di rumah. Dan sekarang, film yang kami tonton baru saja selesai.
"Apa kau menikmati filmnya?", Nate bertanya padaku.
"Sangat menikmati.", jawabku dengan tersenyum puas. "Aku sangat suka film The Avengers. Walaupun sudah menonton film itu berulang kali, tapi aku tidak pernah bosan.", imbuhku.
Nate menatapku takjub.
"Benarkah kau sudah menontonnya berulang kali? Aku tidak menyangka bahwa wanita seperti kau menyukai film action seperti The Avengers ini.", Nate bertanya dengan heran.
"Jangan salah. Selain aku, ada banyak teman-temanku wanita yang menyukai film itu. Bahkan, aku dan teman-temanku dulu selalu pergi ke bioskop saat seri terbaru dari film Avengers dirilis.", aku bercerita dengan penuh semangat.
Nate tertawa.
"Apa yang kau sukai dari film itu?"
"Para aktornya.", jawabku jujur disertai dengan cengiran polos.
Nate mengernyitkan dahi.
"Memang ada apa dengan para aktornya?"
"Para aktor di film The Avengers sangat tampan. Kau tahu seperti Chris Hemsworth si pemeran Thor. Lalu, Chris Evans si pemeran Captain America. Mereka benar-benar tampan. Dan aku sangat mengidolakan mereka.", jawabku dengan sangat antusias. Aku selalu bersemangat saat bercerita tentang dua aktor favoritku itu.
Seketika, ekspresi Nate berubah menjadi cemberut.
"Mereka tidak begitu tampan.", balas Nate dengan nada bicara yang terdengar tidak senang. Tapi, aku tahu bahwa itu hanya dibuat-buat.
"Hey, mereka itu sangat tampan. Jika mereka tidak tampan, aku tidak mungkin mengidolakan mereka.", kataku tidak mau kalah.
Nate semakin cemberut.
"Lebih tampan aku atau mereka?", tanyanya.
Aku pura-pura berpikir sejenak.
"Kau ingin jawabanku yang paling jujur?", aku berniat menggodanya.
Nate mendengus kesal.
"Tidak usah dijawab kalau begitu. Karena aku tahu siapa yang akan kau pilih. Kau pasti akan mengatakan bahwa mereka lebih tampan dariku.", Nate pura-pura merajuk.
Aku tertawa.
"Menurutku, kau tidak kalah tampan daripada mereka. Dan ngomong-ngomong, kau juga terlihat mirip dengan Chris Hemsworth. Kalian sama-sama bermata biru.", balasku jujur.
"Aku tidak puas dengan jawabanmu.", ucap Nate dengan masih cemberut. Tapi, kemudian dia menggelitik pinggangku.
"Nate... hentikan... geli...", aku terkikik saat Nate menggelitikiku.
"Tidak. Sebelum kau mengatakan bahwa aku jauh lebih tampan daripada mereka.", balas Nate dengan masih menggelitikiku.
"Baik... baik... kau jauh lebih tampan daripada mereka...", balasku mengalah.
Nate langsung berhenti menggelitik pinggangku. Lalu, kami berdua tertawa. Kami tertawa selama beberapa saat. Hingga saat tawa kami sudah mereda, Nate masih saja menatapku dengan lekat. Kemudian, dia mendekatkan wajahnya padaku. Dan tiba-tiba, dia menempelkan bibirnya pada bibirku. Seketika, aku membelalakkan mata terkejut.
Nate mencium dan melumat bibirku. Dan dia melakukannya dengan sangat lembut. Tapi, aku hanya diam dan tidak membalas ciumannya. Aku terlalu bingung dan masih terkejut dengan ciumannya yang tiba-tiba ini. Bahkan, sampai saat ini aku juga masih membelalakkan mataku. Setelah beberapa saat, Nate baru melepaskan ciumannya padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge Marriage
RomanceNathan (Nate) Hariss, pengusaha muda yang sangat sukses hingga membuat namanya masuk ke dalam daftar billionaire muda terkaya di Amerika. Lalu, secara tiba-tiba dia memutuskan untuk menikah dengan seorang gadis bernama Annastasia (Anna) Taylor. Buka...