Bab 18

5.7K 244 22
                                    

~ANNA~

Aku sangat terkejut saat mendengar apa yang dikatakan oleh ayah Nate tadi. Jadi, penyebab kebangkrutan perusahaan ayah Nate lima belas tahun yang lalu adalah Uncle Albern? Dan selama ini, Nate sudah salah sangka dengan mengira bahwa ayahku yang melakukan itu. Akibatnya, Nate telah berlaku sangat tidak adil padaku. Tidak seharusnya aku menerima segala perlakuan buruk darinya selama ini karena ayahku tidak bersalah apapun pada keluarganya.

Namun, nasi sudah menjadi bubur. Nate terlambat mengetahui semua kebenaran ini. Dia sudah terlanjur memperlakukanku dengan sangat buruk sehingga aku menjadi sangat menderita. Bahkan, dia juga yang telah menyebabkan aku sampai kehilangan janin di dalam perutku.

Sekarang, aku hanya bisa menatap nanar ke arah pemandangan yang ada di depanku. Di dalam ruang perawatanku, terlihat ibu Nate yang sedang duduk di sofa sedang menangis. Kemudian, Nate yang terduduk lesu di tengah-tengah ruangan terlihat sangat kacau dan wajahnya penuh dengan luka lebam karena baru saja dihajar oleh ayahnya. Lalu, Ayah Nate juga sedang menangis dan meminta maaf pada ayahku. Sedangkan, ibuku berdiri di samping ranjang perawatanku.

"Jika kau tidak memperbolehkanku menghukum Nate seperti ini. Lalu, bagaimana dengan Anna? Anna pasti merasa diperlakukan sangat tidak adil oleh kami. Kami sudah menganggap Anna sebagai putri kami sendiri, Albert. Kami sangat menyayanginya. Kami juga sangat marah atas apa yang sudah dilakukan oleh Nate pada Anna.", ayah Nate berkata pada ayahku.

"Untuk masalah itu, biarkan Anna sendiri yang memutuskannya.", balas ayahku.

Kemudian, ibu Nate berjalan menghampiriku di ranjang perawatan.

"Anna, hukuman apa yang ingin kau berikan pada Nate? Katakan, Sayang. Kau boleh menghukumnya dengan hukuman apapun. Kami akan menerima apapun keputusanmu.", ibu Nate berkata padaku dengan suara yang parau.

Aku menatap Nate selama beberapa saat. Nate juga balas menatapku. Walaupun saat ini Nate menatapku dengan raut dan tatapan yang terlihat pasrah, namun tetap saja tatapannya itu membuatku merasa takut. Aku jadi beringsut dan mengeratkan pelukan pada ibuku. Kemudian, aku beralih menatap ke arah orang tuaku dan orang tua Nate satu per satu. Aku sedang menimbang-nimbang hukuman apa yang ingin kuberikan pada Nate. Namun, aku malah merasa tidak tega jika harus memberi hukuman padanya.

"Aku ingin bercerai darinya.", kataku lirih. Ya, akhirnya aku memutuskan untuk tidak memberikan hukuman apapun pada Nate dan hanya ingin bercerai darinya. Aku ingin bebas dan tidak terkekang lagi olehnya.

Nate menggeleng panik.

"Tidak, Anna. Aku mohon jangan ceraikan aku. Aku rela kau menghukumku dengan hukuman apapun. Kau juga boleh balas memperlakukanku sama seperti yang dulu pernah kulakukan padamu. Asalkan, kau tidak menceraikanku. Aku...", ucapan Nate terpotong oleh ayahnya.

"Diam, Nate!! Kau tidak berhak menyampaikan pendapatmu di sini.", ayah Nate membentaknya.

"Apa kau yakin dengan keputusanmu itu, Sayang?", kali ini ibuku bertanya padaku.

Aku mengangguk.

"Ya, Mom. Aku ingin bercerai dari Nate.", jawabku pada ibu.

Ayah dan ibu Nate menatap sendu ke arahku.

"Baiklah. Jika itu keputusanmu, kami akan menerimanya, Anna.", ayah Nate berkata pasrah padaku.

"Tidak, Anna. Aku mohon jangan ceraikan aku. Aku tidak ingin bercerai darimu. Aku mohon...", Nate memohon dan menangis padaku.

Tapi, ayah Nate malah menariknya keluar dari ruang perawatanku.

Aku hanya diam dan menyaksikan bagaimana Nate meronta dan menangis ketika dia diseret keluar oleh ayahnya. Mereka seperti tidak peduli bahwa saat ini mereka sedang berada di rumah sakit. Nate terus ditarik keluar dari ruang perawatanku oleh ayahnya hingga beberapa saat kemudian, aku tidak lagi mendengar suara mereka berdua.

Revenge MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang