bab.02

10 1 0
                                    

Annaya nampak fokus memperhatikan moderator yang sedang berbicara di depan sana,saat ini dirinya mengikuti seminar yang di adakan di aula fakultasnya.

"Gimana nay udah ketemu belom?"tanya tessa berbisik.

"Apanya?"naya enggan menoleh,dirinya masih fokus menyimak moderator tersebut berbicara.

"Cowok yang nyariin lo"

Annaya menoleh ke arah tessa,memincingkan matanya.

"Jangan bilang"

"Apa?"tanya tessa dengan rawut wajah bingung.

"Lo comblangin gue ya"

"Gila,ya nggak lah"tangkis tessa cepat.

Annya berdehem
"Udah deh nggak usah di bahas,lo merusak ke fokusan gue aja"dirinya tidak menoleh ke arah tessa,materi yang di sampaikan moderator lebih menarik ketimbang membahas cowok aneh itu.

Tessa nampak mendegus.
"Nanti juga lo suka sama tu cowok"dirinya hanya melirik,tidak berniat membalas ucapn Tessa.

Seminar belangsung kurang lebih satu jam,tessa dan Annaya melangkah memasuki area kantin.memilih untuk duduk di pojok ujung kantin yang jauh dari keramaian.

"Nay liat"Annaya mengikuti arah pandang tessa,detik itu juga pandangnya terfokus pada laki laki yang mengenakan kemeja hitam kotak kotak.laki laki itu nampak asik berbicara dengan teman temanya di tengah kantin.

"Itu cowok yang nyariin lo"

"Gue udah tau tey"naya duduk dan memesan makan  siangnya.

"teh nasi uduk satu sama esteh manis ya"Annaya memesan makanan kepada salah satu penjual di sana.

"Gimana gimana lo udah ketemu itu cowok?"tessa mencodongkan badanya menompang dagu dengan kedua tanganya seolah ingin mendegarkan sesuatu yang sangat membuatnya penasaraan.
Naya memutar bola matanya malas.mulai deh batinya.

"Hm"

"Ko lo ga cerita sih"

"Penting banget gitu?"naya mengeluarkan novel kesukaanya,membalas ucapan tessa dengan santai seolah ucapanya tidak penting penting amat.

"Penting dong,kan kita sahabat"

"Terus kenapa?"

"Ya,jelas sahabat itu tempat bertukar cerita"

"Nggak penting tessa"

"Penting dong naya,dia gebetan lo?"
Annya menggeleng,gebetan?yakali kenal dia aja baru tadi pagi,batinya.

"Nuhun teh(terimakasih teh)"Annaya menyantap makan siangnya saat pesananya sudah datang.

"Ko gue ga di pesenin sih"tessa mendengus kesal.

"Ya lo lagian nyerocos aja"

"Nay,nih surat kedua gue"dirinta mendongak mentap kesal mahesa yang berdiri dengan senyumanya.

"Gila gila di jaman canggih begini masih main surat suratan?"heboh tessa,Annaya melirik tessa tajam seolah memintanya untuk diam.

"Surat lo itu nggak guna sama sekali "annaya menatap mahesa datar,mencoba menahan kekesalanya ketika berhadapan dengan mahesa.

"Jadi nggak di baca?"

"Ya enggak lah"ketus annaya.

"Hm gitu,Ya nggak apa apa sih namanya juga usaha ya nggak"mahesa menoleh pada tessa seolah meminta persetujuan.

"Nah bener banget"jawab tessa,tessa menoleh ke arah annaya dengan wajah sudah merah padam menahan emosinya.

Annaya berdiri dari duduknya,dan melangkah pergi dari dua manusia itu,rasa laparnya tiba tiba saja hilang saat mahesa muncul di hadapanya.laki laki itu selalu saja berhasil membuat dirinya naik pitam.

"Woi nay pesenan lo belom di bayar bego!" Teriak tessa.

"Bayarin sama lo"teriak naya yang sudah keluar dari area kantin.tebakan naya benar bukan laki laki itu tidak akan sekali saja menggangu hidupnya.

----
Annaya berdiri dengan kedua telinga yang di sumpal menggunakan earphone,sore ini dirinya menunggu baswey yang akan menghantarknya pulang.
Dirinya buru buru naik saat baswey itu berhenti tepat di depanya.
Dirinya mengedarkan pandangan mencari tempat kosong untuk di duduki,mata annaya menajam saat melihat mahesa tengah duduk dan tersenyum ke arahnya.annaya melirik tempat duduk yang masih kosong tepat di samping mahesa.

Mahesa berdiri dan berjalan ke arah annaya menyuruhnya untuk duduk "duduk annaya"
Annaya membuang muka,seolah mahesa adalah mahluk halus yang tidak terlihat.

"Capek loh berdiri terus"

Seorang kenek menyuruh annya untuk duduk agar tidak menghalangi jalanya.annaya menghelana nafas pasrah,waktu bermenit menit akan terasa lebih lama jika berhadapan dengan mahesa.

Annya duduk di pojok jendela,menyenderkan kepala di sisi jendela yang di lapisi busa.dirinya seolah di buat sibuk memperhatikan jalanan yang macet,tidak tertarik menoleh apa lagi mengajak mahesa berbicara.

"Ada niatan buat nerima surat ke dua gue ga naya?"naya tidak membalas,lagi lagi sosok mahesa hanya mahluk halus di mata annya,tidak terlihat

"Kalau beneran suatu saat nanti lo jatuh cinta sama gue gimana?"
Kali ini annaya menoleh di barengi dengan tawa,bukan tertawa bahagia melainkan tertawa mengejek.

"Wakeup,haluan lo kelewat bates"

"Selagi gue ngehalu-in calon jodoh nggak apa apa kali"mahesa tersenyum ke arahnya.

"Jangankan bejodoh sama lo,gue jatuh cinta aja nggak mungkin"

"Bukan nggak mungkin,tapi belum"annaya mendegus kesal,matanya menatap manik mata mahesa dengan tajam.

"Terah lo deh"

"Nay,lo sayang diri lo nggak?"

"Pertanyaan bodoh macam apa itu"annaya melirik mahesa dengan sinis,semakin dia berbicara semakin tidak berbobot juga isi dari ucapanya.

"Jawab dulu"

"Ya sayang lah"

"Sama gue juga"

"Hah?"annaya menyeringit bingung.

"Sayang sama lo"

Bersambung...

Kalau suka dengan cerita ini jangan lupa vote dan komen
Ig:wulan8149

NAYSA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang