Bab.29

4 1 0
                                    

Tessa sangat terkejut mendegar penuturn Annya,tidak menyangka jika kisah sahabatnya akan semiris ini.Tessa memeluk Annya,memberikan semangat pada gadis itu.

Annya menahan mulut dengan tanganya,menahan isak tangis yang ia tahan tahan."satu bulan Mahesa pergi,selama itu gue nyari dia kemanapun tempat yang gue tau.gue nunggu dia berharap dia ngejelasin itu semua ke gue,tapi yang gue dapet kabar Mahesa yang udah nggak ada"

Annnya mengelus pipinya"satu bulan tey,satu bulan gue jatuh cinta sama dia.dan satu bulan juga di hilang dari hidup gue"

Tessa semakin mengeratkan pelukanya,air matanya pun ikut terjatuh.Tessa tak kuasa melihat Annya yang serapuh ini,Tessa tidak menyangka Mahesa meninggalkan gadis itu dengan cara seperti ini.

"Udah nay,bagaimana pun lo nggak bisa maksa takdir tuhan"

"Gue tau"Suara Annya meninggi,ia mengusap wajahnya dengan kasar.Annya benar benar frustasi saat ini."cuman kenapa,hal itu yang selalu gue pertanyakan"

Annya memejamkan matanya sesaat"kenapa Mahesa nggak permah cerita tentang penyakitnya sama gue,terus hubungan dia sama gue gimana?gimana rencana indah pernikahan kita"

"Suatu saat nanti lo bakalan dapet yang lebih baik dari Mahesa"

Annya terkekeh kecut"nggak akan tey,cuman Mahesa yang ngerti gue,cuman Mahesa yang terbaik"

"Gimana caranya gue jelasin ini sama keluarga gue?yang gue pastiin mereka sama terpukulnya kaya gue"Annya menepuk dadanya,nafasnya mulai sesak.

Tessa menahan tangan Annya"lo boleh sedih,tapi tolong jangan sakitin diri lo sendiri"

"Lo nggak ngerti tey"

"Gue ngerti Nay"

"Apa yang lo paham?lo nggak tau perasaan gue 100% lo nggak tau rasa sakit gue kaya apa"

Tessa diam,membiarkan Annya melampiaskan amarah pada dirinya,Tessa memberikan ruang untuk Annya melampiaskan emosinya.

Satu jam sudah Annya menangis,Tessa masih diam memperhatikan Annaya.Mata gadis itu sudah sangat sembab,tubuh Annya pun semakin melemah.

"Sorry tey"

"Nggak apa apa"Tessa tersenyum dan memeluk Annya sejenak."indah pada waktunya,kata kata itu sebagai cambukan lo buat sekarang ya"

Annya tersenyum lemah,handphone Annya berdering di atas Nakas,melirik Tessa sejenak sebagai jawaban.

Tessa sudah mengakat sambungan dari ibu Annya,Tessa melirik Annya sejenak.

"Hallo"

"Loh,siapa ini?"

"Ini Tessa tante"

"Oh Tessa,Annya-nya mana?"Tessa menggaruk teguknya,Tessa melirik Annnya meminta penjelasan.

"Annya lagi ada kelas tante"Tessa menggit bibir bawahnya,menyesali karna sudah membohongi ibu Annaya.

"Tapi Annya baik baik aja kan?"Tessa melirik Annya kembali,memberikan isyarat untuk menjawab apa.

"Baik ko"

"Hm,yaudah kalau Anna udah selesai tolong bilangin kabarin ibu ya"

"Siap tante"sabungan sudah terputus,Tessa menghela pelan"berdosa gue"

Annya diam,mendudukan diri menghadap Tessa.

"Tey"

"Iyah"

"Tolong ambilin tas gue"Tessa menurut dan memberikan tas tersebut pada Annya.
Annya mengeluarkan buku diarnya"sampe sekarang gue belum nemuin Mahesa"

"Nay"Sepertinya Annya lupa jika Mahesa sudah tidak ada.

"Gue minta waktu sendiri boleh?"Tessa mengangguk dan keluar,membiarkan Annya sendiri.

Teruntuk Mahesa

Jangan di tanya perasaan ku saat ini sa,kamu lebih tau apa yang ada di diriku.waktu kamu datang dengan suratmu itu,aku sudah berniat untuk menghindari kamu.
Tapi kamu selalu bilang kalau aku akan jatuh cinta sama kamu secepatnya,saat itu aku menutup celah di hatiku,supaya ruang kosong itu tidak bisa kamu tepati.

Tapi ternyata usaha kamu lebih kuat dari pertahananku,satu bulan mengenal kamu,selama itu juga aku jatuh cinta sama kamu.
kamu selalu ngajarin aku untuk menjadi manusia yang memaafkan.

Tentang lagu romansa,yang pernah kamu nyanyikan kala itu.tentang dua buah kelapa yang pernah kita nikmati di pinggir pantai.

Tentang wedang jahe yang pernah kita seruput di pasar malam kala itu,sembari bercerita sedikit kenangan soal pertemuan.Tentang genggaman tangammu yang menghangatkan,tentang segala hal yang pernah kita lakukan.

Tapi sayang semua itu hanya kenangan,sampai pada akhirnya aku harus menghentikan pencarianmu,menerima segala kekecewan di tinggal olehmu.satu bulan di tinggal oleh mu tidak bisa membuatku terbiasa Mahesa,aku masih menangisi kepergianmu,masi kecewa dengan semesta yang tidak merestui kita

Tapi satu yang aku ingat dari kamu,memaafkan cara baik untuk melupakan.aku tidak berniat memaafkan karna aku nggak mau ngeluapain kamu,barang sedetik saja aku tidak rela.
Aku mencintai kamu Mahesa,berbahagian lah sekarang.
                          Naysa.

Annya memeluk buku itu,menangis sejadi jadinya kala mengingat kenangan tentang Mahesa.sampai detik ini dirinya masih belum menyangka akan di tinggal Mahesa selamanya.

Annya mengelus gelang berbadol bunga matahari di tengahnya,teringat jelas saat Mahesa memberikan gelang tersebut.

Annya menggit bibir bawahnya keras,menahan isak tangisnya agar tidak meluap.membiarkan dadanya sesak sakit sekali,Annya berusaha mengatur deru nafasnya.

"Annya"Tessa masuk dengan panik,Tessa buru buru memanggil suster untuk menangani Annya.

5 menit sudah,mata gadis itu sudah terpejam.Annya sudah di pasangkan alat bantu pernafasan,Tessa tak kuasa menahan kesedihanya,melihat Annya seperti ini.

Bagimana pun Annya sudah di anggap Kaka oleh Tessa,Tessa bahkan sudah berjanji akan selalu menjaga Annya.

Tessa di buat dilema atas pilihanya,bingung memberitahukan kabar ini atau tidak pada keluarga Annya.bagimana pu mereka berhak tau kondisi Annya saat ini.

Bersambung.
Gereget ga nih di  capter ini?:v
Hehe makasih ya temen temen yang udah mau baca.

Vote dan komenya jangan lupa

NAYSA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang