Bab.13

11 1 0
                                    

Terus terang hari ini dirinya sangat gugup,rambut yang ia biarkan tergerai.Annya sesekali tersenyum memikirkan apa yang akan Mahesa lakukan.seperti Annya memang benar benar sudah jatuh cinta pada Mahesa.

Annya sudah menunggu di luar kosanya,padahal dirinya tidak tau kapan Mahesa akan menjemputnya,dari awal sampai pada akhirnya jatuh cinta Annya dan Mahesa tidak pernah bertukar nomor ponsel.

Annya menajamkan pengelihatanya,saat motor vespa itu melaju ke arahnya.Mahesa membuka helemnya.

"Baru juga dateng udah di samput aja"ledek Mahesa,Annya berusaha menyembunyikan malunya,rawut wajahnya tidak pernah berubah.Annya tidak mau kalau Mahesa tau kalau dirinya sudah jatuh cinta.

"Mau kemana sih?"ketus Annya,ia harus pandai pandai bersikap biasa saja pada Mahesa,padahal tadi malam dirinya susah tidur karena memikirkan Mahesa.

Mahesa turun dari motornya,mengesampingkan anak rambut yang jatuh di tekuk gadis itu,jangan tanya perasaan Annya saat ini ia sangat malu,Annya bahkan menahan nafas saat wajahnya berdekatan dengan Mahesa.

"Makin cantik"pelan Mahesa,tatapan mereka beradu seperkian detik sampai pada akhirnya Annya mengalihkan pandangan.sial rasanya Annya mau pingsan saat ini,jatungnya berdetak sangat cepat,keringat sudah membasahi telapak tanganya.

Mahesa memakaikan helem biru yang kebesaran itu pada Annya"helemnya yang kegedeaan apa pala lo yang kekecilan?"kekehnya.

Annaya mendegus"lo mau ngajak gue jalan atau menghabiskan waktu lo buat pake'in gue helem?"

"Iya sayang jangan marah marah"Annya meninju lengan laki laki itu. "Jiji tau"

Mahesa lagi lagi terkekeh,membuat dirinya terkesima dengan senyumanya.lagi lagi jatuhnya berdetak tak karuan.

Mahesa naik begitupun Annya duduk di belakangnya,dirinya tersenyum tipis.
"Mau kemana?"tanya Annya pada akhirnya,jujur saja sebenernya ia tidak tau Mahesa akan membawanya kemana.

"Rahasia"Annya menghela pelan.

"Lo nggak ada niatan buat nyulik gue kan?"

"Hm,setelah gue fikir fikir kayanya boleh juga"
Annya menutar bola matanya malas.motor vespa ini melaju dengan kecepatan pelan,mungkin dulu dirinya akan jengkel karna lajuan motor ini sangat lambat.tapi hari ini seolah kalimat itu tidak ada,Annya menikmati pagi indah di kota Bandung,dengan Mahesa yang sesekali tersenyum melirik kaca sepion motornya.

Tak lama motor itu berhenti di sebuah bangunan tua,Mahesa turun di susul dengan Annya.Annya nampak memperhatikan bangunan tua tersebut,kaca yang transparan memperlihatkan banyak buku yang di susun sangat rapih di dalam sana.

"Lo mau tunggu disini apa mau masuk duluan?"dirinya menaikan sebelah alis,"lo mau kemana?"Tanya Annya.

"Tunggu sini"Mahesa berjalan kependangan soto yang ada di sebrang jalan.tak lama ia kembali dengan keresek yang berisi soto itu.

"Lo mau makan disni?"Tanya Annya bingung.Mahesa menggeleng,menggandeng sebelah tangan Annya.tidak ada penolakan dari Annya,membuat Mahesa menggandeng tangan Annya lebih erat,mengisyaratkan kalau Mahesa bener benar mencintainya.

Mereka masuk,Annya mengedarkan pandangan di sekelilingnya.bagunan tua ini masih terwat,banyak buku buku yang diletakan di rak rak.

Annya terhenti saat gandengan Mahesa terlepas.Mahesa berjalan menuju pria lansia yang sedang minum kopi di pojok ruangan.

"Pagi"sapa Mahesa.
Kake tersebut membenarkan letak kacamatanya"esa,duduk duduk"
Mahesa menoleh ke arah belakang,membuat kake tersebut mengikuti arah padang Mahesa.

"Cantik ya ke"Mahesa menoleh ke arah kake tersebut.Annya dapat mendengarnya,ia tersipu.

"Cantik,siapa kamu?"Mahesa memberi isyarat tunggu sebentar kepada kake itu,Mahesa menghampiri Annya yang masih diam dengan kebingunganya.Mahesa kembali menggandeng lengan gadis itu dan membawanya.

"Calon istri ke"Annya menoleh,apa yang Mahesa maksud.kenapa Mahesa membawa dirinya kemari dan mengakui kalau Annya adalah calon istrinya.

"Esa,kapan datang"mereka menoleh saat wanita lansia datang,annaya tersenyum,tidak tau apa yang harus ia lakukan disini.dirinya juga tidak tau maksud Mahesa Apa.

"Baru"Mahesa menyondorkan keresek yg berisi soto."di beliin calon istri esa"Wanita tersebut melirik Annya dan tersenyum,Annya menyalmi wanita tersebut."Annya nek"

"Kamu beneran calon istrinya esa?"Annya mengigit bibir bwahnya,binging mau menjawab apa,karna dirinya sama terkejut oleh pengakuan nyeleneh Mahesa.

"Iya nek,doain ya"Jawab Mahesa

"Esa sama Annya ke sana dulu ya nek"tunjuk Mahesa di salah satu sudut ruangan tersebut.Annya masih diam,masih terkejut dengan pengakuan Mahesa yang tiba tiba,Annya tak paham apa niatnya sampe sejauh itu atau tidak.yang pasti dirinya sadar kalau Mahesa hanya penyembuh bukan pengganti.

Mahesa menggandeng lengan gadis itu"maksud lo apa?"Annya menghadap ke arah Mahesa,dirinya butuh penjelasan.yang seperti ini bukan untuk bercandaan,batinya.

"Kenapa?"Mahesa meraih salah satu buku yang ada disana dan duduk,seolah pertanyaan Annya tidak penting penting amat.

"Calon istri"ucap Annya penuh penekanan.Mahesa menyerahkan buku yang ia baca tadi.Annaya tidak menerima,ia menaikan alis seolah minta penjelasan.

"Duduk dulu"Annya menggeleng."kalau lo nggak mau ngejelasin gue balik"

Mahesa berdiri,ia mengeluarkan sesuatu dari belakang sakunya.sebuah kotak cincin.

Ia membuka kotak tersebut."Would you marry me?"
Annya tertegun,seolah poros bumi terhenti.ia benar benar terkejut,ternyata maksud dari ucapan Mahesa bukan main main.ia melamar Annya saat ini,Annya hanya diam bingung mau merespon apa,karna ini terlalu cepat baginya.

Annya memang sudah jatuh cinta dengan Mahesa,tapi ini terlalu cepat jika mereka terikat suatu hubungan.apa lagi menyangkut pernikahan,dirinya sendiri pun masih ragu soal perasaanya terhadap Mahesa,entah benar benar jatuh cinta atau hanya baper dengan sikap manisnya.

Annya menggeleng,ia pergi dari tempat itu.

Bersambung...

Jangan lupa vote dan komen.
08.nov 2020

NAYSA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang