Bab.14

8 1 0
                                    

"Naya lo mau kemana?"Mahesa menyamakan langkah gadis itu,Mahesa menahan lengan gadis itu. "Kenapa gue salah ya?"

"Wajar nggak sih kalau gue bersikap kaya gini ke lo?"

Mahesa mengangguk,"maaf nay,gue tau ini terlalu cepat"

Annaya menatap mata cowok yang ada di hadapanya,dirinya bingung,kenapa harus marah?bukanya ia sudah jatuh cinta dengan Mahesa?Annya bahkan bingung,harus senang atau kesal?pengakuan Mahesa masih mengejutkan.dirinya butuh waktu,waktu untuk menyesuaikan perasaanya.

"Gue pulang"Annaya pergi begitu saja,Mahesa tidak menahan gadis itu,ia sadar tindakanya terlalu berlebihan,ini terlalu cepat.Tanpa sadar Mahesa sudah membuat Annya menjauh dari dirinya

----
Annaya merebahkan tubuhnya di dalam kamarnya,ia membuka sebuah kotak berwarna hitam di dalam kopernya.Annya membuka kotak itu dan mengeluarkan selebar foto,dirinya menatap sendu.

"Apa ini saatnya aku lupain kamu?"air matanya sudah menetes,ada rasa tak iklas di dalam hatinya.dirinya tidak bisa bohong,masa lalunya selalu menghantui dirinya,membuat Annya sulit untuk melangkah,padahal laki laki di dalam foto tersebut  tidak tau kemana.

Annya menghapus air matanya,ia merobek foto tersebut.dirinya mehela pelan.
"Udah saatnya".

----
Annaya keluar dengan kaos dan cardigan berwarna hitam.dirinya mehela nafas saat tidak di dapati Mahesa,apa Mahesa kecewa padanya?entah lah,mungkin hidupnya saat ini akan kembali normal.

Annaya berdiri di Halte yang biasa ia pijaki,dengan telinga yang sudah tersumpal earphone.jujur saja,Annya mengharapkan kehadiran Mahesa.sekedar ingin meminta maaf walau bukan dia yang mengawalinya,Annaya sadar tingkahnya keterlaluan,ia tau niat Mahesa baik.tapi sekali lagi dirinya bilang,dirinya butuh penyusuaian.

Sampai pada akhirnya baswey itu berhenti,saat masuk lagi lagi Annya tidak mendapati Mahesa di dalam baswey tersebut.
Annaya menyenderkan kepalanya di dekat jendela,dulu di tempat ini Mereka berdebat membahas soal perasaan,tanpa sadar Annya tersenyum mengingat kejadian itu.beberapa jam tidak bertemu Mahesa membuat dirinya tanpa sadar rindu.

Annaya berhenti tempat di depan kampusnya,baru sampai kelas Tessa sudah tersenyum,seolah siap mendegarkan cerita dari sahabtnya itu.

"Gimana gimaan?"Tessa mendorong kursinya agar mendekat dengan Annya.Annya menghela "lo mau tau?"

Tessa mengangguk yakin,sangat sangat ingn tau.

"Apa apa cepet cerita"Tessa menompang dagu dengan kedua tanganya.

"Gue di lamar"
Tessa menutup mulutnya terkejut"seriusan?

Annaya menyenderkan punggungnya,ia memejamkan mata sesaat,dan melirik ke arah Tessa."gue tolak"

Tessa menghela nafas,ia tau Annaya butuh penyesuaian.Tessa tau ada luka batin yang belum sebuh dari gadis itu,Tessa tau Annaya tidak akan mudah menyerahkan hatinya begitu saja.tapi sampai kapan dirinya harus terus terusan begini?

Tessa menepuk pundak gadis itu"gue paham,jangan di paksa kalau emang nggak cinta"
Annaya menoleh,dirinya bingung menjelaskan perasaanya saat ini.

"Gue salah nggak?"dirinya duduk menghadap Tessa,meminta pencerahaan.

"Nggak ada yang salah,gue paham lo butuh waktu.cuman saran gue lo harus bisa ngehargai usaha Mahesa"

Annaya diam sesaat,Tessa menatap gadis itu dengan serius.

"Jujur,lo ada rasa sama dia?"

"Mungkin"

"Suka ngerasa deg degkan?"
Annaya mengangguk.

"Suka keringet dingin?"
Annaya mengangguk lagi.

"Pernah kepikiran Mahes tiba tiba?"Annaya menoleh dan mengangguk pelan.

"Lo bahkan udah ngerasain itu sendiri,lo udah jatuh cinta sebenernya sama itu cowok.cuman waktunya kurang tepat,gue tau lo butuh waktu.
Tapi jangan sampe waktu lo habis buat mikirin masa lalu"

Annaya mengangguk,dan pergi dari hadapan Tessa.ia harus menemui seseorang,Mahesa.
Annaya berjalan kegedung fakultas Teknik informatika,langkahnya terhenti.

"Mahesa"cowok itu menoleh,ia tersenyum dan menghampiri gadis itu.

"Kenapa disini?"
Annanya menghela nafas pelan,"boleh minta waktunya sebentar?"
Mahesa tersenyum,"lama juga boleh"

Annaya tersenyum tipis,ternyata Mahesa tidak marah padanya.dirinya terlalu berprasangka buruk pada Mahesa.dan Mahesa terlalu baik kepada dirinya.

Mereka berdua memutuskan duduk di salah satu kursi yang ada disana.
Annaya meremas kemeja bawahnya pelan,sejak kapan ia gugup seperti ini?

"Sorry"kalimat itu berhasil keluar dari mulutnya,dirinya menatap Mahesa yang tersenyum,seolah berkata tidak apa apa

"Kenapa harus minta maaf?"Mahesa duduk menghadap gadis itu,tatapanya sangat teduh,Tidak bisa di pungkiri jika Annaya terkesima oleh pesona Mahesa.

"Gue nggak pernah main main sama tingkah gue,gue dan lo sama sama punya hak masing masing.gue punya hak buat jatuh cinta sama lo,dan lo punya hak buat nolak gue"

Mahesa menatap gadis itu dengan serius,kemudian beberapa saat ia tersenyum"jangan di pikirin lagi oke"

Annaya mengangguk,
Mahesa sedang mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya,Roti dengan rasa keju,roti kesukanya.

"Suka keju kan?"Mahesa menyodorkan roti itu,Annaya menerimanya dan tersenyum tipis "makasih"

Annaya memakan roti itu,dengan Mahesa yang masih asik memperhatikan tingkah lucu gadis yang ada di sampingnya ini.menurut Mahesa Annaya adalah gadis dengan daya tarik yang kuat.

"Nay"Annaya menoleh dan berdehem.

"Kalau udah jatuh cinta bilang ya"Annaya tersenyum,bukan senyum tipis seperti biasa.kali ini ia terssnyum pernuh arti pada Mahesa.

"Sekarang juga udah ko"Annaya pergi dari hadapan Mahesa,dirinya malu ia tidak bisa menyembunyikan rona di wajahnya.Berlama lama dengan mahesa membuat hatinya tak karuan,Annaya sudah lemas karna jatungnya bedetak dengan cepat.

Bersabung
Jangan lupa vote dan komen
Aku nulis cerita ini dengan mata yang ngantuk gais,semoga kalian suka dengan cerita ini
09 nov 2020

NAYSA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang