Bab.11

6 1 0
                                    

Annya memasukan beberapa buku kedalam tasnya,siang ini ia mengunakan kemeja berwarna maroon dan celana berwarna hitam.ia mencepol asal rambutnya,Annya keluar dari kamarnya,dirinya sempat kaget saat Mahesa sudah berdiri dengan helem biru di tanganya.padahal Annya tidak pernah meminta Mahesa untuk menjemputnya.

"Ngapain lo?"Annya,mengesampingkan ranselnya.

"Jemput tuan putri"dirinya hanya memasang rawut wajah datar,malas merespon tingkah Mahesa kali ini.Anggap saja yang kemarin kemarin adalah hari keberuntungan-nya,karna Annya bersikap ya lumayan cukup manis,menurutnya.

"Oke lah nggak ada penolakan kali ini"Annya menerima helem itu,walau dirinya bersikeras menolak kehadiran Mahesa,tetapi disisi lain dirinya ingin tau tingkah apa lagi yang akan Mahesa lakukan.

Motor hitam itu melaju dengan kecepatan sedang,selama di perjalanan Mahesa selalu berusaha mengajak Annnya berbicara,walau kadang tidak mendapatkan jawaban,paling paling nada sinis yang Mahesa dapatkan.

"Permintaan pertama lo apa"Mahesa menoleh dari kaca sepion.

dahi Annya nampak berkerut,dirinya memperbaiki helem yang kebesaran itu"Apanya?"

"Surat semalam"

"Belum,suratnya cuman dua jadi gue mikir mikir mau minta apa sama lo"Mahesa tertawa pelan.

"dua itu ada artinya"

"Apa?"tanya-nya bingung.

"Satu itu kesempatan,dua itu keberuntungan"

dahinya nampak berkerut lagi"hah?"

"Kesempatan itu cuman sekali,kalau gua ngabulin kemauan lo yang kedua kalinya berarti itu keberuntungan lo"

Annaya menghela pelan
"Menurut lo,menurut gue si engga"

Motor vespa itu memasuki area parkiran fakultas Ekonomi,Annya menyerahkan helem itu pada Mahesa,ia merapihkan rambutnya sebentar.

"Besok gue jemput"Mahesa turun dari motornya,menghalangi cahaya matahari yang menerpa wajah cantik gadis itu,Mahesa memiliki tubuh yang tidak terlalu tinggi maupun pendek,standar lah.mungkin beda beberapa cm saja.

"lupa hari lo?"

"Mau ngajak lo kesuatu tempat"

Dirinya nampak bergidik ngeri"Lo nggak ada niatan nyulik gue kan?"

Mahesa hanya terkekeh,ia mengeluarkan kertas dari sakunya.Mahesa menyondorkan surat tersebut,sedangkan Annaya menaikan alis,surat lagi?

"Lo bisakan gunaian kertas kertas lo itu dengan hal yang lebih penting?"

"Lo kan penting"Mahesa menyelipkan surat itu ke ransel Annya yang sedikit terbuka."apa apan si lo"dirinya kesal karna Mahesa sudah lancang.

"Besok ya nay jangan lupa"Mahesa pergi dan melambaikan tangan,entah step apa lagi yang akan ia lakukan.Annya sendiri bingung dengan tingkah Mahesa,dua minggu mengenalnya tidak banyak yang Annya ketahui.sepertinya ia harus menyiapkan tameng yang lebih kuat lagi untuk hatinya,dirinya tidak mau terbawa perasaan oleh Mahesa.kalaupun hukum alam menyuruhnya jatuh cinta ia akan terima,tapi tidak untuk sekarang.

----
Tessa sudah heboh mendegar cerita dari Annya,dirinya sangat bersemangat mendegarkan curhatan hati seorang Annya.ya,Annya sudah menceritakan niat Mahesa besok.

Mereka berdua sudah duduk di kantin,Annya menjelaskan dengan rawut wajah datar,tapi nada bicaranya tidak bisa di bohongi kalau dirinya malu.

"Terus gimana lo udah baper sama Mahesa?"Tessa menatap Annaya penasaraan.

"Nggak tau"Annya menyeruput es teh manis,dirinya menegakan tubuh,menatap Tessa penuh arti."kata lo sendiri gue udah jatuh cinta belom?"

Bukanya menjawab Tessa malah tertawa,dahi Annya mengkerut.apa yang lucu?

"Gila ya masalah beginian lo tanya gue,kan yang ngerasain lo"Annya menghela pelan.

"Lo mau di ajak kemana emang sama Mahesa?"Tessa meminum es teh manis miliknya.

"Nggak tau,kata lo iya'in atau nggak?"

"Iya lah"jawab Tessa cepat,"tuh liat"dirinya mengikuti arah pandang Tessa,Mahesa sudah duduk dengan teman temanya,mata laki laki itu terus memperhatikan Annaya,jangan lupa senyuman-nya tak luput.

"Doi,sayang banget sama lo"

Annya menoleh ke arah Tessa,mungkin benar apa yang di katakan Tessa.tapi lagi lagi Annya belum siap membuka hatinya untuk Mahesa.kalau pun harus bukan sekarang.

Annya menoleh lagi saat mendegar petikan gitar,Mahesa sudah duduk di atas meja.tangan kanan kirinya sudah memegang gitar,pandangan-nya selalu mengarah pada Annya.jangan tanya ke adaan kantin saat itu,sudah pasti mahasiswi yang ada di sana berkerumun ingin mendegarkan Mahesa bernyanyi,di sinyalir mahesa memiliki suara yang cukup bagus,kata Tessa.

Izinkan kulukis senja
Mengukir namamu di sana
Mendengar kamu bercerita
Menangis, tertawa

Biar kulukis malam
Bawa kamu bintang-bintang
'Tuk temanimu yang terluka
Hingga kau bahagia

Aku di sini
Walau letih, coba lagi, jangan berhenti
Kuberharap
Meski berat, kau tak merasa sendiri.
-budi doremi.

Begitulah lirik yang di nyanyikan Mahesa,Annya mencerna baik baik arti dari lagu tersebut,tanpa sadar dirinya tersenyum
Dirinya merasakan ada sesuatu yang bergejolak di hatinya,dirinya sendiri belum bisa menebak apakan dia sudah jatuh cinta dengan Mahesa atau bukan.

Tessa ikut tersenyum, saat melihat Annaya tersenyum sambil menunduk.Tessa tau kalau sahabatnya itu sudah jatuh cinta dengan Mahesa,tapi egonya selalu mengelak kalau dirinya tidak jatuh cinta,Annya gadis beruntung yang di cintai begitu hebatnya oleh seorang laki laki.

Tessa tidak tau masa lalu Annya karna gadis itu tidak pernah bercerita apa apa,tapi Tessa berharapan semoga Mahesa adalah orang yang tepat,penyembuh maupun pengganti masalalu sahabatnya ini.

Bersambung
Jangan lupa vote dan komen
05 nov 2020

NAYSA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang