Bab.26

3 1 0
                                    

Sehabis kelas selesai kaki jenjangnya melangkah menuju gedung fakultas Mahesa,masih belum menyerah mencari keberadaan laki laki tersebut.

Annya menunggu kelas tersebut selesai sembari duduk di taman di dekat sana.Annya sangat berharap Mahesa ada disana tapi disisi lain minim kemungkinan Mahesa datang kekampus.

Annya berdiri ketika kelas tersebut bubar,bejalan kasalah satu mahasiswa yang ada disana.Annya bertanya kembali pada laki laki yang pernah ia tanya pada waktu itu.

"Mahesanya belum masuk ya?"

Laki laki tersebut menggleng"lagi cuti kata dosen"

Dahinya menyerngit"cuti buat apa?"

Laki laki tersebut menggeleng,"engga tau,lo tau rumahnya nggak?kalau nggak tau biar gue anter"

Annya menggeleng"makasih,gue tau ko"

Kemudian laki laki tersebut pamit,Annya menyenderkan tubuhnya di tembok.
Memijit keningnya yang terasa pusing,sudah hampir satu bulan Mahesa menghilang.selama itu juga dirinya berusaha menemukan Mahesa.

Jujur Annya merasa kecewa pada Mahesa,tapi tidak bisa di pungkiri dirinya juga rindu sosok laki laki itu.pikiranya kalut karna laki laki tersebut,apakah ini jawban yang selama ini dirinya pertanyakan?tentang kata kata Mahesa waktu itu.

----
Annaya melimpir kesebuah warung soto yang pernah dirinya kunjungi dengan Mahesa.Annya diam sejenak,kenagan itu tergambar jelas saat ini.dimana

Annaya duduk di tempat yang pernah ia kunjungi,sampai sang empunya menghampirinya dengan dahi mengyerngit.

"Annaya ya?"Annya tersenyum.
"Loh,sendirian?"Annya mengangguk.
"Mau pesen apa?"
"Soto sama es teh "
"Oke tunggu bentar"Annaya menatap lurus jalanan kota,warung ini memang langsung berhadapan dengan jalanan.tempat ini masih sama,tapi sayangnya Annya kemari hanya seorang tidak seperti dulu.

Tak lama ibu tersebut membawa nampan dan meletakannya di meja.ibu tersebut duduk di hadapan Annya.

"Mahesa baik?"baru juga mau menyantap makananya tanganya terhenti.Annya terdiam sesaat,seolah mengerti ke adaan ibu tersebut berbicara

"Eh udah lanjut aja makanya"Annya meminun es tersebut,menatap si ibu penjual.

"Mungkin baik"

"Kamu berdua lagi ada masalah?"

Annaya lagi lagi diam,menatap lurus.

"Mahesa itu kaya anak teteh,anaknya baik dan juga sopan.dia pernah cerita tentang kamu,katanya kamu mirip baget sama alm.ibunya"

Annya terdiam,mencerna setiap kata yang di ucapkan si ibu tersebut.

Si ibu penjual tersebut nampak pamit untuk mengambil sesuatu,Annya mengunyah makanan tersebut.sedikit melamun karna kenaganya bersama Mahesa.Annya mendongak saat si ibu penjual duduk kembali,menyodorkan kertas yang di lipat.

Dahi Annaya mengkerut.
"Apa pun masalah kamu sama Mahesa,Kamu harus yakin kalau Mahesa bakalan selalu mencintai kamu"

Dahi Annya mengkerut lagi,tidak paham apa yang di maksud.

"Ambil sayang"si ibu tersenyum meyakinkan,Annya menatap surat tersebut sebentar kemudian menerimanya.

-----
Malam ini Annya berniat mencari Mahesa kembali,Annya memilih berjalan kaki untuk sampai tujuan,masa bodo dengan tubuhnya yang terasa linu.

Annya kembali lagi kerumah Mahesa,keadaan masih sama seperti beberapa hari yang lalu.sepi

Untuk kesekian kalinya dia menghela nafas karna kecewa,sebenarnya kemana Mahesa beserta keluarganya?bagimana Annya harus menjelaskan kepada keluarganya?bagimana dirinya menjelaskan jika Mahesa meningalkanya.Annya tidak mau membuat orang tuanya kecewa.

Dengan terpaksa kakinya meninggalkan tempat itu,tatapanya kosong ke arah depan entah harus kemana lagi mencari Mahesa.

Annaya mampir kesebuah warung untuk membeli air mineral,dirinya duduk di kursi yang di sediakan sang pemilik warung.

Annya meneguk minuman itu perlahan,mengedarkan pandangan berharap Mahesa ada disini.Dirinya berusaha berfikir positif agar fikiranya kembali jernih,Annaya sempat berfikir ini adalah salah satu bagian dari kejutan kejutanya.

Tapi semakin lama fikiran itu semakin melenceng,mungkin benar ini adalah kejutan,kejutan di tinggal saat sedang sayang sayangnya.kejutan yang Paling Annya benci dalam suatu hubungan,dirinya terlalu bodoh menafsirkan hal ini.

Annya mengusap pipinya yang basah,sial dirinya tidak bisa menahan emosinya.Annya buru buru melangkah kan kakinya untuk kembali ke kosan,masa bodoh dengan kakinya yang sudah linu.

Sesampai di kosan Annya langsung merebahkan tubuhnya,tidak bisa menahan emosinya Annya melampiaskan dengan Menangis.dadanya benar benar sesak mengingat kenangan dengan laki laki itu,tentang semua hal yang laki laki itu berikan padanya.

"Kenapa pergi sa?gue ngelakuin kesalahan ya?coba jelasin dulu,lo marah karna apa?.hubungan kita bahkan bukan pacaran lagi sa,kita itu tuangan dan sebentar lagi mau nikah."Annya mengapus air matanya.

"Lo lupa sama usaha lo?"

"Lo lupa sama rencana kita?"
Annya menghapus bekas air mata di pipinya,menarik nafas kuat kuat saat dadanya terasa sesak.setelah bermonolog sendiri Annya merebahkan tubuhnya,menatap langit langit sambil bergumam.

Tiba tiba dirinya mengingat sesuatu,sebuah surat yang di berikan si ibu penjual soto.Annya bangkit lalu kemudian mencari surat tersebut

Annaya menarik nafasnya panjang,dirinya masih sesegukan.

Annya berharap surat tersebut berisi kabar baik,petunjuk untik menemukan Mahesa.

Untuk Annaya.
Nay,jangan nyiksa diri kamu buat mikirin aku.jangan abisin waktu kamu buat cari aku,aku baik nay,aku cuman butuh waktu buat sendiri semoga kamu ngerti.jaga diri kamu baik baik ya.
                             Mahesa.

Mencerna baik baik di setiap kata,sampai pada akhrinya Annya tersadar ia meremas surat tersebut dan membuangnya.tidak habis fikir dengan Mahesa,bagiamana bisa Annya tidak memikirkan Mahesa sedangkan laki laki itu menghilang begitu saja.

Entah apa maksud dan alasan laki laki itu pergi,tetap saja di mata Annya alasan itu tidak masuk akal.kenapa Mahesa datang kedalam kehidupanya jika tau dirinya akan pergi.

Bersambung...
Yang suka boleh vote dan komen.

23. Nov 2020 pulul 18.42

NAYSA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang