Bab.28

3 1 0
                                    

Sesudah pulang dari makam,Annya tidak langsung pulang kekosan.tetap memaksakan diri mencari Mahesa,seolah menarik perkataanya beberapa jam yang lalu,Annya tidak bisa membohongi perasaanya,dirinya tidak bisa melupakan Mahesa.

Hatinya sudah di bawa pergi oleh Mahesa,Annya berhak mencari dan meminta kembali hatinya.

Langkahnya sudah lemah,tapi tetap di paksa untuk melangkah.

Di dalam perjalanan dirinya mendongak melihat langit yang sudah gelap.

Ia terdiam,menatap lurus rumah Keluarga Mahesa.berdoa dalam hati semoga Mahesa ada di sana walau kemungkinan kecil.berkali kali Annaya memencert bel namun tak kunjung ada jawaban.

Bahunya merosot,Annya sudah terduduk di tanah,memijit keningnya yang pening.

"Kemana si sa"lemah gadis itu.

Annaya mendongak saat ada tangan yang menjulur kearahnya,berharap Mahesa namun buka.wanita parubaya membantunya untuk berdiri.

Annya di tuntun kedalam rumah wanita tersebut,jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah Mahesa.

Annya sudah duduk di kursi,tatapanya kosong memikirkan Mahesa.lagi lagi Mahesa lah yang berhasil menganggu fikiranya.

"Annaya"ia menoleh,wanita parubaya itu keluar membawa teh hangat berserta cemilan.

"Tante?"Annya menatap bingung,pasalnya mereka belum pernah bertemu sebelumnya.tapi bagaimana beliau tau namanya.

"Tantenya Mahesa"
Annya menghadap wanita tersebut,Annya tersenyum berharap jika beliau tau keberadaan Mahesa saat ini dimana.

"Aku cari Mahesa tante"Annya menatap wanita tersebut dengan sayu.

"Sudah lama?"
Annya mengangguk dan menatap lurus kedepan."sudah satu bulan,Mahesa nggak ada kabar"

Wanita tersebut mengelus bahu Annya,membuat dirinya menoleh.

"Jangan di cari lagi"
Dahinya mengkerut,apa maksudnya?.

"Kenapa Tante?"

"Annya sebaiknya pulang aja ya"

"Sebenernya ada apa?"Annya sudah tidak kuat dengan teka teki ini,dirinya ingin masalah ini cepat tuntas,jika memang Mahesa pergi karna alasan yang jelas mungkin saja Annya bisa iklas.jika perginya dengan cara seperti ini bagimana Annya bisa iklas.

"Mahesa udah nggak ada"
Annya menoleh cepat,bahunya yang tadi sempat tegap kembali merosot,Annya benar benar lemas mendegar penuturan tersebut.

"Maksud tante gimana"Annya sudah mengelap air matanya,dadanya naik turun menahan isak tangis.

Tidak menjawab,wanita tersebut memejamkan mata sejenak.

"Mahesa meninggal"
Tangisannya pecah,Annya tidak menyangka ini akan terjadi,lebih buruk dari yang ia bayangkan sebelumnya.

"Nggak mungkin Mahesa"Annya mengatur nafasnya agar beraturan,tidak ingin asmanya kumat di waktu yang tidak tepat.

Butuh waktu bermenit menit sampai tangisan gadis itu berhenti,matanya sudah sembab.

Annya menoleh"sejak kapan tante"suaranya sudah serak.

"5 hari yang lalu"Annya tak kuasa menahan kesedihan,ia menangis lagi sakit rasanya mengetahui fakta seperti ini.

"Jadi selama ini Mahesa pergi karna apa"Annya bertanya pada dirinya sendiri,yang lebih membuatnya kecewa mengapa pihak keluarga Mahesa seolah olah menutupi kabar ini,kenapa dirinya seperti tidak di anggap.

Wanita tersebut ikut menitikan air mata,ia menyodorkan teh tersebut pada Annya.tapi gadis itu tetap diam,wanita tersebut paham bagiamana perasaan gadis itu.

"Mahesa sakit tante?"Annya menoleh dengan suara lemah.

Wanita tersebut diam,seolah menyembunyikan sesuatu dari Annya.Annya menggengam langan wanita tersebut,dirinya membutuhkan jawaban yang jelas."kasih tau Anna tante"

Annya menatap wanita tersebut dengan penuh harap.

"Minum dulu"Annya menggeleng cepat."plis"air mata Annya kembali berderai.

"Iya"wanita tersebut menarik nafas panjang"Mahesa sakit selama ini"
Suatu fakta lagi,membuat dirinya semakin terpukul.Annya benar benar tidak becus menjadi tunangan,tentang penyakit Mahesa pun Annya tidak tau.selama ini hanya Mahesalah yang paling tau kehidupan Annya,sedangkan Annya tidak pernah mencari tau tentang kehidupan Mahesa selama ini.

Annya menatap cincin pertunanganya,angan angan tentang manisnya pernikahan telah pupus,angan angan tentang rencana memiliki anak 3 pun pupus.Angan angan tentan menikah sehabis lulus pun harus pupus.hatinya benar benar sakit ditinggal Mahesa dengan cara seperti ini,Bahkan Annya belum sempat bertemu dengan Mahesa lagi.

Annya sudah kehilangan sosok Mahesa,laki laki yang baru di cintainya beberapa bulan yang lalu.laki laki yang sudah berhasil mengubah mindset dihidupnya.laki laki yang sudah berhasil mewarnai hidupnya
Annya sudah kehilangan semua itu,kini Annya benar benar di tinggal pergi dengan Mahesa.

Annya sudah mendapatkan jawabanya,walaupun rasanya lebih sakit dari pada ketidak tahuan

-----
Tessa dengan telaten mengkompres dahi Annya.sore tadi dirinya sengaja datang sekedar memastikan gadis itu baik baik saja atau tidak.tapi dugaanya benar Annya sangat tidak baik baik saja,baru saja datang Tessa sudah melihat kamar gadis itu berantakan mata Annya sudah tidak berbenruk karna sembab

"Sebenernya ada apa si nay,sampe lo kaya gini"Tessa bertanya pada dirinya sendiri,karna gadis itu sudah memejamkan matanya.

Sudah seharian Annya menangis,membuat dirinya benar benar drop.mengetahui itu Tessa sudah membawa Annya kerumah sakit,demam gadis itu malah semakin tinggi.

Annya sudah terbaring di kasur rumah sakit dengan infus di tanganya,Tessa benar benar terpukul melihat sahabatnya seperti ini.

Tessa benar benar tidak melihat sosok Annya seperti biasanya,semenjak di tinggal Mahesa Annya lebih banyak menangis dan melamun.tubuh gadis itu pun semakin kurus,tidak banyak yang bisa Tessa lakukan selain men-sport
Annya.

Dokter bilang Annya typus,karna pola makan yang tidak teratur di tambah fikiranya yang setres.

Tessa mendekat saat Annya membuka matanya secara perlahan,menatap kosong kearah depan.

"Nay"Tessa menggengam tangan Annya.air matanya kembali lagi,Annya menggit bibir bawahnya,menyadarkan fikiran kalau ini bukan lah mimpi.Mahesa memang benar benar sudah tidak ada.

"Mahesa meninggal tey"

Bersambung.

Semoga suka,et tunggu dulu,cerita selanjutnya ada kejutan kejutan yang nggak terduga.jangan lupa vote dan komenya ya thanks all.
25 nov 2020 pukul 11.04

NAYSA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang