Bab.23

2 1 0
                                    

Pagi pagi sekali Annya sudah memngerjakan tugas akhir yang di berikan dosenya,Annya sudah memilik target untuk lulus lebih cepat.tidak ingin menunda nunda waktu,dirinya ingin segera menikah dengan Mahesa.Annya terkikik sendiri melamunkan bagaimana pernikahanya dengan Mahesa

Kurang lebih satu jam tugas itu sudah selesai,dirinya sudah fresh setelah mandi tadi.Annya memasukan beberapa buku kedalam tasnya,Annya melrik novel dan earphone yang tergeletak di kasur.
Semenjak mengenal Mahesa,Annta jarang menyentuh kedua benda tersebut.
Dirinya memasukan novel dan memasang earphone di kedua telinganya.

Annya sudah bersiap menunggu Mahesa di gerbang kosanya,senyumanya tidak pernah luntur untuk menyambut kedatangan laki laki itu.tapi perlahan lahan semangatnya merosot karna Mahesa tak kunjung datang,kurang lebih satu jam Annaya menunggu Mahesa.

Jujur saja dirinya merasa kecewa,tapi Annya harus mengerti jika Mahesa mungkin sedang sibuk.dirinya sudah berjalan cepat menuju Halte yang biasa ia pinjaki,melirik arloji yang semakin berputar.

Baswey tersebut berhenti,Annya buru buru mencari tempat agar bisa ia duduki,Annya kebagian tempat duduk di pojok.dirinya menyandarkan kepala di sisi jendela,memikirkan Mahesa kemana dirinya.

Setelah jam kelasnya selesai Annya berniat memunggu Mahesa di luar kelas,Tapi lagi lagi harapan itu sirna ketika Mahesa tak kunjung datang.

Tessa yang masi di area kampus menyerngit melihat sahabtanya seperti menunggu seseorang.

"Betah amat disini"Tessa datang dan duduk di hadapan Annya.

"Mahesa ko dari pagi nggak ada ya"Tessa menatap gadis itu sesaat,gerakan dan tatapan gadis itu menunjukan kegelisahan.

"Lagi sibuk kali,mungkin lagi ngurusin skripsi"

Annya mengangguk,mencoba menepis fikiran macam macam.Annya bahkan lupa jika keduanya beberapa bulan lagi akan lulus,yang artinya Mahesa dan Annaya akan menikah secepatnya.

Annaya memutuskan untuk pulang di antar dengan Tessa,sekalian mampir dan numpang tidur katanya.

Annaya merebahkan diri di kasurnya,setelah lelah mengerjakan tugas dari bu risma,selaku dosen di jurusanya.

Tessa sendiri sudah tidur dengan wajah yang di tutup bantal.

Annya mengelus gelang pemberian dari Mahesa,ada sesuatu yang mengusik fikiranya sendari tadi,firasat Aneh kembali lagi menguasai fikiranya.

Di tambah beberapa hari lalu,mereka membicarakan sesuatu yang menjerumus soal perpisahaan.
Annya mencoba memikirkan hal lain,membuah fikiran dikiran negatif pada hubunganya,dirinya yakin Mahesa tidak akan pernah meninggalkanya.

---
Malam harinya Annya mencoba mendatangi rumahnya menggunakan ojek online,rumah itu nampak sepi,beberapa kali Annaya memencet bel namun tak ada yang membuka kan pintu.

Fikiranya benar benar kisruh saat itu,dimana mereka?.Annaya merasa bodoh karna tidak pernah bertukar nomor ponsel dengan laki laki itu.

Dengan berat hati kakinya melangkah untuk pulang,barang dirinya bertemu dengan Mahesa di jalan.jujur sehari tidak bertemu denganya sudah membuat Annya rindu dan kalut sendiri.

Langkahnya berjalan tanpa pasti,sampai matanya tertuju kepenjual wedang jahe di pinggir jalan.Annya memesan satu gelas wedang jahe,matanya memperhatikan jalanan,tapi fikirnya melayang kemana mana.
Dengan earphone yang di sumpal sudah membuatnya seperti manusia yang baru patah hati.

Annaya memutuskan untuk balik,setelah membayar Annya pergi dari tempat itu.
Besok ia akan mencari lagi keberadaan Mahesa,mungkin memang benar kata Tessa,Mahesa sedang di sibukan dengan skripsi skripsi.

----
Annaya sudah menata rambutnya dengan rapih,memakai baju yang lebih bagus dari biasanya

Annaya sudah bersemangat menunggu kedatangan Mahesa,sesekali melrik arloji yang berjalan begitu cepat

Untuk kedua kalinya harapan itu kembali pulus,satu jam setengah Amnya sudah berdiri dengan kaki yang sudah terasa ngilu,Tapi Mahesa belum juga datang.

Ia menghela berkali kali,berjalan menuju Halte walaupun kakinya sudah linu karna menunggu laki laki itu.

Sialnya di saat tidak tepat seperi ini baswey tersebut penuh,membuat dirinya harus berdiri dengan topangan bangku bangku yang ada si samping kiri kanan.

Annaya menatap tempat duduk yang di duduki nenek dan cucuknya,tempat dimana Annya pernah berdebat dengan Mahesa karna laki laki itu selalu mengusik hidupnya.
Annaya masih ingat percakapam mereka kala itu,saat mahesa dengan percaya dirinya bilang kalau Annaya akan jatuh cinta padanya.

Annaya tersenyum tipis memirkan itu,setelah sampai di gedung fakultasnya Annaya sudah duduk dengan leptop yang ada di meja,berusaha fokus dengan materi yang ia kerjakan,tapi lagi lagi fokusnya terbagi menjadi dua.
Antara tugas dan juga Mahesa.

Setelah kelas selesai Annya sudah di ajak Tessa ke kantin,Tessa sendari tadi sudah meyakinkan gadis itu jika Mahesa tidak kenapa napa.

"Udah sih,baru nggak ketemu sehari aja kayanya galau banget"

Annaya mengunyah nasi uduk itu dengan tidak selera.

"Mahesa tiba tiba ilang kaya di tele hiu,gimana gue nggak kepikiran?" dirinya berkali kali menghela nafas.

"Mau coba gue tanyain ke Andi?"
Annya mengangguk cepat,Tessa sudah mengeluarkan ponsel dari saku kemejanya,melefon seseorang.tak sayangnya panggilan tersebut tidak di jawab oleh Andi.

"Nggak di angkat"Tessa sudah menaruh ponselnya di meja. "Gini aja,kalau emang sampe besok Mahesa belum juga muncul kita cari dia,oke"

Annya mengangguk lemah,ada apa sebenarnya dengan laki laki itu,padahal beberapa hari yang lalu mereka baru merasakn momen momen yang tidak terlupakan.tentang pantai,tentan toko buku pak suroto,tentang wedang jahe dan pasar malam.

Terimkasih yang udah baca.
18 nov 2020.pukul 20:40

NAYSA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang