Bab.06

3 1 0
                                    

Seolah semesta mendukung pertemuan Annaya dan Mahesa,hujan tak kunjung usai padahal mereka sudah terjebak kurang lebih setengah jam.Mahesa masih saja berceloteh berusaha mengajak dirinya berbicara walau nada ketus setiap saat keluar dari mulut Annaya.

"Nay"dirinya menoleh saat Mahesa memanggil namanya,mengangkat alis sebagai jawaban 'apa?'

"Lo nggak mau nanya kenapa gue bisa jatuh cinta sama lo?"

"Lo jatuh cinta sama gue?"tanya Annya,jujur saja ada sedikit cenat cenut dihatinya saat mendegar kalau mahesa jatuh cinta padanya.

"Jatuh cinta itu nggak bisa pilih pilih,kadang hati berjalan sendirinya tanpa di perintahkan,ternyata bener ya kalau jatuh cinta itu Nggak ada alasanya"dua pasang mata berpandangan,memberikan hawa mencekam di situasi seperti ini.Annaya kali ini benar benar terjebak,terjebak oleh pembahasan yang menjerumus tentang perasaan.

"Gue nggak mau bahas perasaan sa,karna sampai kapan pun gue nggak akan buka hati gue sama orang lain,termasuk elo"Annaya menatap Mahesa dengan serius,entah apa yang ada di pikiranya.terlalu sakit karna luka lama yang belum juga sembuh.

Mahesa nampak mengangguk,dirinya tersenyum,seolah perkataan Annaya suatu yang membuat dirinya bahagia.

Annaya tidak mau memberikan harapan pada Mahesa,dia tidak mau terjebak pada situasi seperti ini.mungkin cukup 4 hari Mahesa datang dengan surat suratnya,Annaya telah lalai,celah celah dihatinya mulai terbuka untuk mahesa.tapi sekuat tenaga hatinya menahan itu.

"Udah nggak usah di fikirin,naik"Annaya tersadar dari fikiranya,ia menaiki motor vespa itu dengan canggung.dirinya sadar jika mahesa terlalu cepat untuk datang di hidupnya.

Selama di perjalanan mereka hanya diam,Hanya Annaya yang berbicara untuk menunjukan arah ke-kosanya.

Dirinya turun dari motor vespa itu,menyerahkan helem warna kesukaanya pada mahesa.

"Makasih ya"

Mahesa mengangguk dan tersenyum,entah kenapa dirinya merasa tak enak karna berbicara seperti tadi padanya,secara tidak langsung Annaya sudah menolak Mahesa mentah mentah.

"Oh iya,kemeja lo gue cuci dulu ya"
Annaya berusaha tersenyum tipis,rasanya canggung sekali.seolah lupa bahwa mereka baru mengenal 4 hari,seolah lupa watak Annaya yang jutek dengan mulut pedasnya.dengan tiba tiba lebih memilih bungkam,memilah milah kata yang lebih pantas untuk di ucapkan.

Mahesa mengangguk dan pergi dari hadapanya,kaos hitam itu sudah tidak nampak,vespa lama berwarna hitam itu sudah melaju dengan kecepatan sedang.

Annaya mehela nafas,dirinya di buat tidak karuan seperti ini.Annaya masuk kedalam kamarnya,membersihkan diri dan mencuci kemeja milik mahesa.

-----
Malam ini tessa datang di kosanya,bilang kalau dia kwatir tidak menemukan Annaya di kampusnya setelah kejadian pengusiran oleh Buk Resa.

"Lo kemana aje hei"Annaya terkejut saat tessa tiba tiba datang tanpa mengucapkan salam,tangan kananya membawa pelastik berlogo minimarket.

"Balik"

"Tumben,biasanya lo nungguin gue dulu"pd tessa,ia membuka bungkusan snack potato stick dan memakanya.

"Bocor gue dateng bulan"Annaya membuka segel tutup dari yogurt yang di bawa oleh tessa.

"Lah terus gimana lo"ujar tessa,matanya masih sibuk memperhatikan ponselnya.sudah biasa menurut Annaya.

"Di tolongin mahesa"ujar Annaya seadanya.

"Hah,gimana gimana"kini tessa sudah menutup ponselnya,sudah siap mendengar cerita dari sahabatnya.seolah ingin menonton di bioskop,tangan kananya sudah memegang snack kentang tadi.

"Ya gitu"ujar Annaya seadaanya,tanganya meraih snack stik rasa coklat.

"Ya gimana Annaya"gemas Tessa.

Annaya menghela nafas sesaat"Dia minjemin gue kemeja,beliin gue pembalut terus nganterin gue pulang"

"seriously"tanya tessa heboh.

"Lo fikir gue ngibul kaya lo"

"Sue lo,terus terus"

"Apanya yang terus?"Annaya membuka novelnya,menyenderkan tubuhnya di tembok.

"Abis itu lo di perlakukan apa lagi?"

"Di beliin teh anget sama roti"ujar Annaya santai,memasukan stick coklat itu pada mulutnya.

"Ahh sweet,Andi nggak pernah gitu-in gue"

"Ganti cowok lah"Annaya tertawa.

"Boleh juga ide lo"Annaya melempar stik coklat itu pada tessa.

"Terus gimana?"

"Apanya lagi sih?"kesalnya.

"Lo udah mulai jatuh cinta belom sama dia?"Annaya menoleh,seolah berfikir namun detik kemudia ia menggelang,kembali fokus membaca buku yang di pegang-nya.

"Tapi gue jamin sih kalau lo bakalan jatuh cinta sama dia"

"Apa jaminan lo?"tanya Annaya tanpa menoleh.

"Emm"Annaya menoleh ketika tessa nampak berfikir keras,bingung apa yang akan jadi taruhanya.

"Majalah dewasa gue mau"Annaya melempar buku novelnya tepat di kepala Tessa,Tessa mengelus dan mendegus,sudah pasti sakit di lempar buku dengan halaman 100 lebih.

"Sakit bego"kesal Tessa,wajahnya sudah merah menahan kekesalanya,seolah tidak ada rasa bersalah annaya hanya terkekeh.

"Stupid,penawaran lo nggak menarik sama sekali"

"Gitu gitu juga gue belinya butuh perjuangan"

"Terah lo deh"Annaya meminum yogurt yang di belikan Tessa.

"Gue ya kalau udah di perlakukan seperti itu sama cowok udah pasti gue baper dan melting sendiri,tiap malem pasti gue ng-fly mikirin sikap manis doi"Annaya memutar bola mata malas,seolah sudah tau isi otak sahabatnya itu.

"Tapi sayang-nya gue bukan lo"

"Gue jamin,beberapa hari lagi atau hitungan bulan lo bakalan baper sendiri sama Mahesa"

"Bisa nggak pembahasaanya jangan Mahesa mulu?!"
Annaya tidak tau sekuat apa dirinya menghadapi tingkah manis mahesa,entah lah.yang pasti dirinya tidak mau terbawa perasaan.

Bersambung...

Terimakasih sudah membaca cerita ini...
Jangan lupa vote dan komen
Ig:wulan8149

01 nov 2020

NAYSA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang