Pria itu....
Apa benar ayahku ingin menjodohkan aku dengan pria ini.
Apa ayahku ingin aku bertunangan dan menikah dengan pria yang lebih pantas aku panggil adik ini, pria ini nampak umurnya masih pantas dibilang sangat muda, dan sepertinya dia masih menjadi siswa menengah atas.
Untuk apa ayahku menjodohkan ku dengan bocah seperti ini.
Ku tatap ayahku dengan penuh tanda tanya.
"nonna ini" pria ini memberikanku kertas origami berbentuk bunga mawar.
Ku tatap bunga yang terbuat dari kertas itu.
"sepertinya kau masih ingat dengan pembuat bunga kertas itu" ucap wanita yang berada di depan kananku ini.
"kau mengenali bunga itu, tetapi kau tak mengenali kami" ucapnya lagi.Dan seketika aku tersentak, dan menyadari sesuatu hal.
"tante Mona" ucapku dengan raut wajah yang terkejut
Oh yah ampun kenapa aku tak mengenalinya.
Kulangkahkan kakiku menuju wanita itu, kepeluk wanita itu.
"kau ini" ucapnya sambil membelai lembut kepala ku.
"maafkan aku tante, kau semakin cantik hingga aku tak mengenalimu" ucapku sambil melepaskan pelukan kami.
Kutarik senyum di bibirku.
"benarkah" ucap tante Mona sambil mencubit pelan hidungku.Dan seketika ku tersadar lagi.
Ku tatap pria yang memberikanku bunga itu.Aku terdiam sambil menatapnya.
"ah itu bukan dari aku, Hyung sudah menunggu di lantai atas" ucap pria itu
"Hyung??" tanyaku dan kembali menatap tante Mona.
"ini anak tante. Anak terakhir tante, sebelum kami meninggalkan Busan dia belum ada bahkan tante belum mengandung juga" ucapnya paham dengan maksud tatapanku.
"ahh" ucapku sambil menganggukkan kepalaku paham."jadi" ucapku lagi sambil menatap kedua orangtuaku
"ia Cimy sayang, pria yang akan dijodohkan denganmu itu Cimy nak" ucap ibuku sambil tersenyum.Tak ingin membuang waktu yang banyak. Aku melangkahkan kakiku cepat ke tempat yang dimaksud oleh pria itu tadi. Lantai terbatas dari hotel ini.
Aku menaiki lift yang berada di dalam hotel ini.
Apa sebentar lagi aku akan bertemu Cimy? Ia aku akn bertemu dengannya.
Apa yang harus aku ucapkan, biar bagaimana pun aku harus menjelaskan semuanya.
Dia telah pergi meninggalkanku dalam waktu yang lama, bertahan-tahun aku mencarinya, tetapi tak kunjung menemukannya, malah dia yang sudah menyadari keberadaanku tetapi tak menemuiku.Dia harus membayar apa yang telah dia lakukan kepadaku selama ini.
Aku akan menceritakan semua hal kepadanya selama dia jauh dariku, aku akan menceritakan hubunganku dengan Jimin. Semua salahnya. Jika saja dari awal dia sudah mengenaliku, jika dia datang dan menyapaku semua ini tak akan terjadi aku tak akan mengiakan ajakin Jimin untuk menjadi pacarnya, bahkan bukan hanya itu, mungkin untuk dekat dengan Jimin tak akan pernah terjadi.Selama aku di dalam lift hanya itu yang aku pikirkan.
Dan saat ini pintu lift terbuka dan menampakkan sebuah pintu yang merupakan pintu terakhir dari gedung ini. Kutarik katup pintu itu.
Dan apa ini kelopak bunga mawar merah berserakan di mana-mana. Hembusan angin menerpa wajahku.
Kulangkahkan kakiku perlahan mengikuti kelopak bunga mawar merah ini. Dan langkahku terhenti, dapat aku lihat di depanku saat ini ada sebuah meja berbentuk bulat dengan terdapat dua kursi yang saling berhadapan itu, di atas meja itu terdapat lilin malam yang beraromakan bunga mawar dan dua gelas dan juga ada sebuah botol anggur merah di atas meja itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny??
Teen FictionAku harus mencari kekasih masa kecilku. Tetapi aku telah jatuh cinta kepada dia. Di lain sisi orangtuaku menjodohkanku Aku harus bagaimana (jirose)