Jus Bayam

315 32 2
                                    

Tepat pukul 17.30 aku dan kedua orang tua tiba di apartemen, langsung saja aku masuk ke dalam apartemenku dan langsung membersihkan tubuhku yang sangat lengket ini.

Setelah itu ku datangi ruang tv yang terdapat kedua orangtuaku.
Kupeluk lengan ayahku yang sedang duduk disamping kiri ibuku.

"besok kami sudah harus kembali ke Amerika" ucap ayah
Ku tatatap ayahku "cepat sekali, tidak bisakah sampai satu bulan disini dulu" ucapku
"tidak bisa sayang, ayamu sudah terlalu lama meninggalkan pekerjaannya" ucap ibu.
Ku lemaskan tubuhku "baiklah"
"jaga dirimu baik-baik, ibu sudah menitipkanmu kepada Jimin" ucap ibu, dan aku hanya mengangguk paham.
"baiklah aku ke kamarku dulu, sepertinya aku akan tidur awal hari ini" ucapku sambil melepaskan genggaman tanganku dari lengan ayahku, dan berjalan menuju kamar.

Ku baring kan tubuhku, kutatap ponselku, dan yah tak ada kabar apapun dari Jimin, sepertinya hari ini mereka sangat sibuk.
Langsung saja aku kembali ke niat awalku yaitu tidur, aku terlalu cape dikarenakan perjalanan yang kami tempuh.

Baru beberapa menit ku tutup kedua mataku ponselku berbunyi menandakan ada sebuah pesan yang entah dari siapa.

Ku tatap ponselku, melihat siapa pengirim pesan tersebut dan apa isi dri pesan itu.

Jimin
Apa kau sudah berada di apartemen??

Langsung saja ku ketik beberapa kalimat disana untuk memberitahu bahwa aku telah berada di apartemenku.

Entah mungkin ku yang terlalu kecapean hingga tak bisa menunggu balasan selanjutnya dari Jimin.

Ku terlelap dalam tidurku, entah berapa lama aku tertidur, aku kembali tersadar tetapi belum membuka mataku dikrenakan ada sesuatu yang menganggu tidurku.
Ada seseorang yang membeli wajahku.

Ku atur nafasku, dan ku temukan  bau parfum yang menurutku tidak asing lagi dalam penciumnku.

Ku buka mataku untuk memastikan pemilik parfum ini apakah sama dengan orang yang berada dalam pemikiranku.

"Jimin" yah pria itu sedang duduk diatas tempat tidurku sambil menatapku dan sesekali mengelus lembut wajahku.

Ku pejamkan mataku sesaat untuk mengumpulkan nyawaku dan kesadaran kembali.

Tunggu, apa tadi Jimin?? Apakah aku bermimpi atau mengigau karena merindukannya??

Ku bukakan mataku kembali untuk memastikannya. Dan yah ini bukan mimpi ini benar Jimin, dia berada di dalam kamarku.

Ku bangkitkan tubuhku serempak
"pelan-pelan nanti kepalamu sakit" ucap Jimin
"se-sedang apa kau disini" ucapku terbata-bata.

Sedang pa dia di dalam kamarku, sejak kapan dia datang ke sini.

"aku merindukan pacarku, apakah tidak boleh aku mengunjunginya?" ucapnya sambil tersenyum
"i-iiya tapi kan" ku jeda ucapanku sebentar, dan Jimin memajukan tubuhnya untuk lebih dekat denganku "ini di kamarku, kau bisa mengabariku jika ingin bertemu" lanjutku dengan keberanian
"dan di mana ibu?" tanyaku tersadar karena stauku sebelum aku tidur mereka berada di apartemenku
"tante dan om telah pergi untuk tidur karena kata mareka, mereka akan kembali ke Amerika pukul 06.00 nanti" ucapnya.

Oh yah tuhan aku yakin aku akan terkapar dikarenakan perlakuan yang dia berikan.

"salahkan dirimu sendiri" ucapnya
"heem??" tanyaku bingung
"aku sudah menghubungimu berulang kali, dan tak ada jawabn apapun darimu, ku kirimkan pesan yang banyak dan tak ada balasan apapun, akhirnya kutelfon ibumu dan yah ibumu mengatakan bahwa kau sedang tertidur" ucapnya langsung ku ambil ponselku yang berada di samping bantal tidurku.
"benarkah??" tanyaku sambil melihat layar ponselku, dan yah benar apa yang dibicarakan Jimin 11 panggilan tak terjawab dan 20 pesan.

Destiny?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang