Kekurangan Oksigen

238 25 1
                                        

Ketika ku rasakan benda lembut dan basah itu mendarat tepat di atas bibirku, aku terdiam dan menunggu gerakan yang selanjutnya.

"Rose"

Tubuhku didorong tiba-tiba

Ku buka mataku dan melihat siapa pelaku yang sudah menganggu waktu istimewaku ini.

Oh my god

Ku putar mataku malas ketika orang yg ku temui adalah seorang wanita yang berpenampilan serba terbuka ini

"Kapan kau tiba di Amerika?" Tanyanya dengan senyuman tanpa dosa.

"Hmmm" ku berikan senyum kecutku kepadanya dan memutar bola mataku bosan.

"Kapan kau tiba?? Kenapa tak berikanku kabar? Aku sangat merindukanmu sepupuku" wanita itu memelukku sangat erat hingga napasku hampir hilang.

Ku dorong tubuhnya untuk menyingkir dari tubuhku.

"Aku baru sampai dan ini juga tiba-tiba"

Dia sepupuku masih berkerabat dekat denganku. Ibunya dan ayahku mereka adik kakak kandung.

"Ah kenalkan ini Jimin" kataku sambil menujuk pria disebelahku

"Aku sudah mengenalinya, dia sudah beberapa kali datang kemari dan kami berdua juga dekat"  ucap wanita itu dan  tersenyum centil kepada Jimin

"Yah aku sudah mengenalinya, Zoy" ucap Jimin sambil tersenyum kepada Zoy..

Hah pemandangan apa ini? Tanpa ku ketahui Jimin sudah kenal dengan wanita centil ini. Biarpun dia adalah sepupuku tetapi aku tak menyukainya, dia terlau centil di hadapan Jimin dan aku tak menyukai itu.

Zoy berjaan kearah Jimin, dan apa ini wanita itu memegang lengan Jimin

Ku berikan tatapan murkaku kepada Zoy dan Jimin yang terluhat santai saja di perlakukan seperti itu oleh Zoy.

"Jim gadismu sudah  ada disini, tetapi kau jangan lupakan aku selama kau di sini aku telah menghiburmu" ucapnya genit

Apa dia bilang MENGHIBUR?? Hiburan apa yang telah dia berikan kepada Jimin. Oh yah ampun aku tau betul dunia Zoy seperti apa,  wanita ini saja selalu keluar masuk club sejak dia masi sekolah dulu. Dia selalu mengajakku waktu itu tetapi aku menolaknya aku memberikan alasan kepadanya bahwa kami belum cukup umur dan masih sekolah. Tetapi alasanku itu dibalas tawa olehnya, dia berkata bahwa pola pikirku itu kuno, lalu seperti apa pola pikir yang menurtnya tidak kuno?? Bermabuk-mabukkan dan berjalan dengan pria dan rangkulan tak sopan di tubuhnya??

Itu bukan duniaku.

Jimin hanya membalas senyuman atas ucapannya tanpa menyingkirkan tangan wanita itu dari lengannya.

Apa ini kemurkaan apa lagi ini???

Ku tatap Jimin dengan tatatpan marahku agar dia mengerti bahwa aku tak menyukai hal ini.

Jimin hanya menatapku begitu saja.

"Rose malam ini ayo kita pergi bersenang-senang" ucap Zoy dengan tangan yang masih merangkul di lengan Jimin.

"Ahhh ak.."

"Rose baru dari perjalanan  jauh dan dia pasti cape" ucap Jimin memotong ucapanku

"Ia jika kau cape kita ke club dan meminum beberapa minuman di sana, itu akan menyenangkan dan menghilangkan rasa capemu" katanya sambil menindis satu mata kepadaku

"Tidak" jawabku singkat.

"Oh ayohlah Rose, kau menolak ajakanku lagi, kau benar benar belum berubah, umurmu sekarang sudah dewasa jika alasanmu masih sama seperti dulu itu alasan yang.."

Destiny?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang