"Mau ke mana kita hari ini?" Seperti biasa, gue menyambut kedatangan Aya di depan gerbang sekolahnya dengan kalimat wajib itu.
"Mm ... ke mana ya?" Aya masih menimbang-nimbang.
"Cium dulu sini!" Gue narik tangan dia agar mendekat.
"Ehm!" Tiba-tiba seorang kawan cewek Aya datang menghampiri kami.
Aya pernah ngenalin gue ke dia. Tapi gue lupa siapa namanya. Kalo ga salah, dia itu cewek yang pernah ikut balapan sama cowoknya ngelawan gue beberapa waktu yang lalu.
"Belum pulang Ngel?" tanya Aya pada temannya.
"Ito belum bel. Mungkin bentar lagi." Angel. Itu nama yang Aya sebut tadi. Ok, gue baru inget.
"Hai, Enoo ...!" Dia beralih menyapa gue.
"Hai." Gue hanya menjawab singkat sambil menatap cewek dengan perawakan langsing dan tinggi itu.
Benar. Angel lebih tinggi dari Aya. Anunya juga lebih tepos. Badan tinggi dengan bagian anu tepos cendrung rata bikin ni cewek macam tiang listrik berjalan. Cocok dah buat jadi bintang iklan susu penambah tinggi badan.
Bibirnya tipis dan rambutnya bergelombang dicat kecoklatan. Matanya yang besar dihiasi softlens berwarna biru. Aksesoris yang sama sekali ga pernah digunakan Aya.
"Gimana kabar lo? Masih sering balapan ga?"
"Baik. Sekarang udah jarang sih."
"Ciee ... takut sama Aya, ya?" Angel menyenggol lengan gue.
Gue hanya ketawa menanggapinya.
"Magang lagi enggak?"
"Enggak."
"Yaah ... kirain magang lagi. Kalo masih magang, gue rela deh mobil gue rusak tiap hari biar ada alesan buat ketemu montir hot kayak lo!"
"Waahh ... gak, ah. Bisa digaplok cowok lo nanti gue!"
"Ya kita ketemu di belakang dia'lah ... hehee ...."
Gue balas senyum aja. Berani juga ni cewek ngomong gitu depan gue.
"Srius. Lo makin ganteng aja, No. Pantesan Aya sampe ga mau ketinggalan." Angel menatap gue dengan senyuman penuh arti.
Yassalaam ... ya iyalah. Jelas aja gue makin ganteng. Tiap helaan nafas, ganteng gue kan nambah nol koma sekian persen.
"Lo juga makin cantik." Gue balik puji dia. Ya ... semacam simbiosis mutualisme aja gaeess ...
"Beneran?" Angel makin salting.
"Berani disamber duit kalo gue bo'ong!"
"Iihh ... lo bisa banget sih bikin orang GR?" Angel nyenggol gue lagi.
"Baru GR. Belom gue bikin jatuh cinta."
"Siapa bilang? Kalopun gue udah jatuh cinta, ga mungkin gue ngaku di depan orang lain, kan?"