🎋29. Fakta

774 39 4
                                    

Kenapa hati ini masih menunggu dan tak mau beranjak untuk mengharap cintamu yang semu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenapa hati ini masih menunggu dan tak mau beranjak untuk mengharap cintamu yang semu.

🌟🌟🌟

"Qela!"

Mendengar suara papa yang berteriak memanggil, aku segera melangkah mendekati suaranya.

"Kenapa, Pa?"

Papa menepuk bagian sofa yang kosong. "Sini duduk, kamu harus nonton ini. Oh iya sekalian ambil biskuit dan jus ya," ajak papa.

"Loh, buat apa?" tanyaku bingung.

Papa mengibaskan tangannya. "Sudah sana, tetapi sebelum itu, siniin Ervin biar papa gendong."

Walau aku masih bingung dengan apa yang terjadi. Aku tetap menurut dan melakukan semua perintah papa.

"Nih Pa, jus dan cemilannya," ujarku menyiapkannya di atas meja.

Papa menoleh. "Yuk, kita putar televisinya," ajak papa.

"Memang ada apa, Pa?" tanyaku lagi

"Hadiah buat kamu," ujar papa dengan senyum misteriusnya.

Aku mengerutkan kening, bukannya mendapat sebuah jawaban. Aku malah harus berpikir, mencari makna dari perkataan papa.

"---Shut! Diam saja, nanti kamu juga akan tau sendiri," ucap papa mencegahku bertanya kembali.

Aku menggeleng pelan, mulai memfokuskan pandangan kku pada tayangan televisi sambil mengemil cemilan.

Halo pemirsa sekalian, bertemu kembali dengan saya Nadya pembawa acara sekilas info. Hari ini saya akan membawakan berita panas.

Baru-baru ini kasus pembunuhan Marsyha yang simpang siur dikalangan masyarakat akhirnya terungkap, pembunuhan Marsyha Slezan dilakukan oleh Adela Ainin, diketahui dari detektif terkenal jika pemicu pembunuhan adalah rasa iri Adela terhadap korban karena bisa berpacaran oleh anak dari pengusaha Jameson grup yaitu Rafiq Jameson Mannaf.

Aku menoleh pada papa yang memasang wajah tenang. "Pa, a--pa  semua ini?"

"Ya hadiah."

"Hadiah apa maksud Papa?"

Aku sungguh tidak mengerti kenapa papa melakukan semua ini. Apa papa tidak puas jika hanya mempenjarakan mama Adela dan sekarang papa ingin mempenjarakan anaknya?

"Qella, apa kamu lupa janji papa sewaktu di rumah sakit?"

Aku menaikan bola mataku ke atas mencoba mengingat perkataan papa, tetapi sedetik kemudian aku menggeleng.

"No Pa, aku tidak mengingatnya," sesalku.

Papa menghela napas. "Papa sudah berjanji padamu akan memperbaiki semuanya, dan lihat berkat detektif papa yang hebat, papa telah menemukan bukti-buktinya. Papa lantas mengirimkan bukti itu di siaran berita kenalan papa," jelas papa.

AQQELA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang