🎋5. You Are Crazy?

653 59 9
                                    

🌟🌟🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌟🌟🌟

Malam ini menjadi malam ke-7 kami di Indonesia, yang artinya satu minggu telah kami habiskan untuk menikmati semua wisata yang ada di Jakarta.

Malam ini juga malam terakhir kebersamaan kami bersama daddy, karena keesokkan harinya daddy Galang akan kembali disibukkan oleh berkas-berkas perusahaan yang menumpuk karena ditinggal selama seminggu.

Saat ini kami sedang makan malam bersama, masakannya tentu masakan bunda Sella. Karena kata bunda Sella, dia tidak ingin makanan keluarganya diurus oleh pelayan. Jadilah dia yang turun tangan dan aku ikut serta dalam membantunya.

Di tengah acara makan malam suara daddy memecah keheningan di antara kami.

Daddy Galang berdeham pelan, "Qela apa malam ini kamu ada janji dengan seseorang?" tanyanya membuatku berkerut kening bingung.

"Janji?" Aku mengetuk-ngetuk dahi pelan. "Kayaknya Qela nggak punya janji dengan siapapun," ujarku dengan yakin.

Daddy mengangguk pelan. "Oh begitu rupanya." Aku bisa melihat raut wajah heran sekaligus penasaran dari wajahnya. Sebenarnya apa maksud dari perkataan daddy Galang?

Bunda yang melihat interaksi kami akhirnya membuka suara. "Memangnya ada apa Dad?"

"Ah, tidak apa-apa daddy hanya sedang bertanya," ujar daddy Galang menggeleng pelan.

Bunda mengangguk. "Okay, bunda paham. "

"Ya sudah lanjutin makan kalian, daddy sudah selesai. Permisi," pamit daddy Galang bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ruang kerja.

Aku mengikuti langkah kaki daddy Galang hingga menghilangkan dari pandanganku. Alisku saling bertaut, sesuatu yang aneh sedang terjadi pada daddy. Aku lantas menoleh pada bunda. "Daddy kenapa, Bun?" tanyaku menyerukan segalanya.

"Entahlah Han, bunda juga bingung."

Aku hanya mengangguk pelan dan kembali melanjutkan makan malamku yang tertunda.

"Sudah, biarkan nanti pelayan saja yang membersihkannya," ucap bunda Sella saat melihatku merapikan piring kotor.

Aku menggeleng. "Enggak papa Bun, sekalian belajar ngurus rumah tangga," ucapku disertai kekehan.

"Ya udah terserah kamu saja, bunda mau susulin daddy."

Setelah kepergian bunda aku pun melanjutkan acara membersihkan meja makan. Serta membawa piring kotor untuk dicuci di dalam wastafel.

AQQELA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang