🎋19. Papa

409 36 1
                                    

🌟🌟🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌟🌟🌟

"Dok, bagaimana keadaan anak saya?" tanya papa Qela merasa cemas dengan apa yang sedang terjadi. Mengingat banyaknya darah yang keluar dari kepala dan juga selangkangan Qela.

Dia merapalkan doa untuk Qela. Memohon pada sang pencipta untuk keselamatan Qela dan juga anaknya.

"Maaf Pak, tetapi pasien harus segera dioperasi sesar untuk keselamatan bayi dan ibunya. Untuk itu silahkan mengurus dokumen admistrasinya."

Dimas---papa Qela mengangguk. "Baik, Dok."

"Gam, tolong jagain anak saya sebentar ya," ucap papa Qela kepada sekretaris pribadinya.

"Baik Pak," ucap Agam Abdillah Najmudin---orang yang mengendong Qela dan membawanya ke rumah sakit.

Papa Qela mengangguk pelan. Dia segera mengurus segalanya. Setelah semua selesai, papa Qela lantas kembali menunggu di sebuah ruangan yang bertuliskan UGD.

"Sabar ya Pak. Kita hanya perlu berdoa dan menunggu," ucap Agam.

"Iya Gam, tetapi saya takut. bagaimana jika anak---"

"---Tidak Pak. Percaya kepada Allah. Allah tidak akan memberi ujian di luar batas kemampuan hambanya."

Papa Qela tersenyum. "Makasih, Gam."

"Sama-sama Pak, tetapi bagimana dengan keluarga Qela? Apa perlu kita hubungi mereka?"

Papa Qela mengangguk. "Hubungi mereka semua termasuk Galang dan juga ... Rafiq."

Agam tertegun, ."Bapak---"

"---Saya baik-baik saja. Lagipula Rafiq adalah ayah dari bayi yang sedang dikandung Qela, tetapi nanti. Sekarang kita tidak perlu memberitahukan siapa pun mengenai masalah ini," titah papa Qela tidak ingin dibantah.

Agam mengkerutkan keningnya. "Kenapa nanti Pak? Kenapa tidak sekarang saja?" tanyanya bingung.

"Karena saya ingin menjadi orang pertama dilihat oleh Qela setelah dia sadar nanti," dan juga saya ingin Rafiq mengerti dirinya, sambung papa Qela dalam batinnya.

Jangan mengkira setelah Qela menikah, Dimas akan diam saja. Apa lagi orang yang menikahi Qela mempunyai dendam padanya.

Papa Qela tentu tidak akan membiarkan Qela menghilang dari pengawasannya. Dia bisa dengan mudah melakukan hal itu dengan kekuasaannya.

"Baik Pak."

Tidak lama kemudian dokter ke luar dengan ekspresi panik. "Maaf Pak, tetapi Anda harus memilih salah satu di antara ibu dan bayi yang harus kami selamatkan," ujarnya menjelaskan apa yang terjadi di dalam ruangan operasi.

AQQELA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang