Hahaha lucu sekali, ternyata masa lalu tidak membiarkanku untuk melupakannya.
🌟🌟🌟
Saat tanganku akan menyentuh gagang pintu, aku mendengar percakapan Rafiq dengan seorang perempuan.
"Sampai kapan? Oh apa kau sudah mencintainya?"
Batinku bertanya-tanya apa maksud dari perkataan perempuan itu.
"Cih! Saya tidak sudi mencintai orang yang ayahnya adalah seorang pembunuh."
Deg!
Jantungku berhenti berdetak untuk sesaat. Apa maksud dari perkataan pria yang notabenenya adalah suamiku itu ?
"Jika bener begitu maka lakukanlah."
"Lakukan apa? Apa maksud kamu?"
"Membunuh anakmu, bukankah dia adalah senjata yang bagus untuk membuat Qela menderita?"
Deg!
"Baiklah, lagi pula saya tidak menyayangi anak haram itu. Hati saya masih tetap mencintai Marsyha sampai kapanpun."
"Baguslah, kau tidak mencintai Qela seperti dugaanku dan jika itu terjadi entah apa yang akan dirasakan Marsyha di atas sana."
"Tetapi Adel, kapan waktu yang tepat untuk melakukannya?"
"Besok. Bertepatan dengan hari kematian Marsyha."
"Ah saya sampai melupakan hari mengerikan itu."
Dengan keberanian yang tinggal sedikit, aku memberanikan diri untuk mengintip siapa Adel yang dimaksudkan Rafiq dan sebenarnya apa hubungan Adel dengan Marsyha?
Kakiku seketika melemas saat melihat wajah itu. Wajah yang seharusnya kuhindari semenjak menginjakkan kaki di Indonesia. Aku tidak mungkin melupakan wajah Adela. Wajah kakak tiriku walau sedikit berubah menjadi dewasa karena faktor usia.
Melihat Rafiq akan keluar dari ruangan ini, aku segera bersembunyi di balik tembok bersama Ervin yang masih anteng di dalam gendongan bayi.
Dalam diam aku menarik kesimpulan jika Adela dan Rafiq sedang berusaha membalaskan dendam Marsyha pada papa lewat diriku, tetapi aku merasakan keanehan di sini.
Papa? Papa adalah pria yang baik hati tidak mungkin dia membunuh seseorang hanya karena masalah sepele. Lagi pula papa sudah mengetahui keadaanku setelah aku diusir saat perayaan ulang tahun kak Marsyha. Lalu apa yang sebenarnya terjadi? Apakah ini waktu yang tepat untuk mendatangi perusahaan papa?
KAMU SEDANG MEMBACA
AQQELA [Completed]
Romance• Second Literary Work • *** "Jangan jadikan seseorang yang tidak mengetahui apapun sebagai alat balas dendammu." -Aqqela Tihani Azzaka- Jangan terlalu benci seseorang karena benci dan cinta hanya dipisahkan oleh benang yang kapan saja bisa putus. *...