Kebohongan tidak akan bisa bertahan selamanya walau sudah kau sembunyikan dengan baik.
🌟🌟🌟
"Mama!" teriak seorang anak kecil merentangkan tangannya padaku.
"Iya sayang mama datang!" teriakku tak mau kalah dan juga merentangkan tangan padanya.
Hap!
Kami saling berpelukan. Tertawa seperti ibu dan anak yang harmonis. Anak kecil itu tersenyum, tetapi matanya memancarkan kesedihan.
"Mama, papa di mana?" tanyanya dengan mata yang berbinar saat mengatakan kata 'Papa'.
"Papa lagi kerja sayang," ucapku memangku dirinya. Tak lupa mengelus rambutnya dengan sayang.
Anak kecil itu mendongak. "Mama bohong! Papa nggak kerja 'kan? Papa ngelantarin kita 'kan Ma?!"
Aku menggeleng. "Tidak sayang papa cuman nggak tau keberadaan kita," ucapku menatap matanya dengan lekat.
Tiba-tiba anak itu terisak. Meronta-ronta di pangkuanku. "Tetap aja papa jahat aku benci papa!" pekiknya menjerit histeris
Aku segera memeluk anak kecil itu untuk menghentikan aksinya. "Papa tidak jahat sayang. Percaya sama mama," ujarku mencoba menenangkannya.
Anak itu menggeleng. "Mama bohong, kalau memang papa nggak jahat kenapa dia nggak datang jemput kita? Kenapa dia tega melukai aku waktu di kandungan? Kenapa? Kenapa, Ma?!"
Aku tergugu mendengarnya. "Vin, dari mana kamu tau semua itu?" tanyaku tak percaya
Anak kecil itu menangis terisak-isak membuat sebagian diriku merasa sakit mendengarnya.
"Vin, udah tau semuanya Ma. Ervin cuman mau mama jujur. Ervin sudah mendengar semuanya sewaktu di kandungan. Ervin tau semuanya Ma," ujarnya lirih.
Aku terdiam mendengarnya. Sekeras apapun aku menyakinkannya, dia tidak akan percaya jika papanya menyayangi dirinya. Tak ada lagi yang bisa kukatakan untuk meyakinkannya.
Aku memeluknya. Air mataku perlahan terjatuh. Hidup sebagai orang tua tunggal tidaklah menyenangkan, ini menyakitkan. "Mama minta maaf. Mama tidak bisa memberikan kamu kasih sayang seorang ayah. Mama juga minta maaf karena telah berbohong sama kamu," ujarku menyesal.
Ervin menggeleng. "Mama nggak boleh nangis yang jahat itu papa bukan mama."
Aku semakin terisak saat
mendengar perkataannya. Memeluknya dengan erat seakan tak ingin kami berpisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
AQQELA [Completed]
Storie d'amore• Second Literary Work • *** "Jangan jadikan seseorang yang tidak mengetahui apapun sebagai alat balas dendammu." -Aqqela Tihani Azzaka- Jangan terlalu benci seseorang karena benci dan cinta hanya dipisahkan oleh benang yang kapan saja bisa putus. *...