06. BERTEMU MIKO

4.2K 203 11
                                    

Satu bulan kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Satu bulan kemudian.

Di dalam kabut malam yang cabul, terlihat Rilian dan Andra sedang berada di ranjang. Keduanya saling merangkul dan berciuman.

Ketika tangan Rilian mulai turun ke celana Andra, Andra mencegahnya.

"Jangan dulu ya, Bang." mata Andra menatap mata Rilian penuh arti, "Aku belum siap."

"Kita udah seminggu lebih tinggal bareng di rumah kamu," Rilian memberi jeda, nadanya sedikit kecewa, "Abang nggak kuat lagi, Sayang. Abang pengen ini." tangan Rilian berhasil menyusup ke dalam celana Andra, memegang pantatnya.

"Maafin aku, Bang." perlahan, Andra mengeluarkan tangan Rilian dari dalam celananya, "Aku belum bisa."

"Katanya kamu cinta sama Abang?" Rilian menatap wajah Andra, "Lagipula bukannya kamu udah pernah?"

Andra mengangguk, "Kasih aku waktu ya, Bang." mata Andra mulai sembam, "Aku tahu ini berat buat Abang, aku tahu kesannya ini egois, tapi aku masih takut, Bang." air mata Andra mengalir.

"Takut kenapa?" tanya Rilian, "Apa ini ada hubungannya dengan mimpi buruk kamu?"

Andra mengangguk.

"Kalo gitu ceritain sama Abang."

Andra menggelengkan kepala, "Kalo aku udah siap, aku bakalan ceritain ke Abang."

Mau tidak mau Rilian harus menghargai keputusan Andra. Sebagai pria gay dewasa Rilian sudah pasti membutuhkan kebutuhan biologis tersebut. Akan tetapi karena rasa cintanya kepada Andra yang begitu besar, Rilian akan menuruti permintaan kekasihnya itu.

Rilian tidak tega melihat kekasih yang dicintainya itu menangis. Di lingkungan kerja Andra mungkin terkenal dengan sifat keras kepala dan kedisiplinannya sehingga para karyawan akan segan bahkan takut kepadanya. Tapi tidak jika sudah di dekat Rilian, Andra bahkan tidak akan malu menangis di dalam pelukan Polisi itu.

"Jangan nangis lagi." Rilian mengusap setitik air di ujung kelopak mata Andra, "Abang nggak maksa kamu kok."

"Abang pasti kecewa sama aku." Andra menatap wajah Rilian.

"Namanya juga Abang pacar kamu, ya mau nggak mau Abang harus nunggu kamu." Rilian tersenyum kemudian memeluk Andra dengan erat, tangannya mengusap-usap punggung Andra.

"Abang nggak mau kehilangan kamu." ucap Rilian lagi, kemudian dia mencium kening Andra.

Setelah dirasa tenang, Rilian pun melepaskan pelukannya. Saat Rilian menatap wajah Andra, rupanya pria tegap itu sudah tertidur.

"Sebenarnya apa yang sudah kamu lewati sampai kamu bisa kayak gini?"

"Siapa yang sudah menyakiti kamu, Sayang?"

"Kamu nggak pernah mau cerita masa lalu kamu sama Abang. Sementara Abang sudah menceritakan semua masa lalu Abang tanpa ada yang ditutupi."

"Abang bahkan udah ngenalin kamu sama Mama Abang di video call, kamu kapan ngenalin Abang ke orang tua kamu?"

YOUR WARM WHISPERS [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang