12. HADI HARIANTO

2.9K 151 15
                                    

Keempat tim penyidik berkumpul, mereka terlihat sedang duduk di tempat sepi, menghindari keramaian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Keempat tim penyidik berkumpul, mereka terlihat sedang duduk di tempat sepi, menghindari keramaian.

"Kemarin malam saya menemui salah satu anggota penculikan di Rutan Jakarta." Hendra membuka diskusi.

Rilian, Faruk dan Ikhsan sontak melihat ke arah Hendra.

"Namanya Tedy Anthony, orang-orang mengenalnya sebagai Mr. AT." jelas Hendra, "Tahun 2016 lalu dia ditangkap karena kasus penculikan sekaligus pembunuhan beberapa kasir supermarket."

"Dari informasi yang saya dapat, sudah dipastikan jika Tedy salah satu komplotan penculikan." lanjut Hendra, "Ini ada beberapa foto yang harus Bapak-Bapak lihat." Hendra kemudian mengambil empat lembar foto di dalam amplop coklat.

Rilian, Faruk dan Ikhsan memperhatikan baik-baik keempat foto yang diberikan Hendra.

"Sudah bisa dipastikan jika mereka adalah komplotan penculik." ucap Hendra.

"Dengan foto ini kita bisa mencari mereka semua." kata Faruk.

"Tidak semudah itu." kata Hendra, "Mereka sangat pintar bersembunyi."

"Jadi apa langkah kita selanjutnya, Pak Hendra?" tanya Rilian menimpali.

"Saya sudah memberikan foto orang-orang ini kepada intel kita, termasuk informasi lokasi yang sudah Tedy berikan." tangan Hendra menunjuk salah satu foto, "Yang ini Tedy Anthony, dia sudah dipenjara."

"Lokasi yang diberikan Tedy sudah diperiksa?" Faruk penasaran.

"Sudah," Hendra memberi jeda, "Tapi hasilnya nihil, mereka sudah pindah."

"Jadi sekarang apa yang harus kita lakukan?" tanya Ikhsan.

"Untuk sekarang kita tunggu dulu perkembangan selanjutnya dari Intel, saya sengaja mengumpulkan kalian di sini sebab ada seseorang yang ingin saya kenalkan." jawab Hendra, "Dia bisa memberi kita beberapa informasi penting."

"Ehm!" seorang pria berdeham di belakang mereka.

Keempat tim penyidik sontak melihat ke arah belakang, seorang pria berbadan gendut dengan jas hitam yang dipakainya tersenyum ke arah mereka berempat.

Ketika melihat pria tersebut, Hendra langsung menjabat tangannya. Mereka berdua terlihat begitu akrab.

"Kayaknya aku pernah lihat orang ini?" pikir Rilian, "Tapi di mana ya?" Rilian berusaha mengingat wajah pria itu namun tetap tidak ingat.

"Rekan-rekan perkenalkan, ini Pak Hadi Harianto." kata Hendra, "Beliau ini pernah beberapa kali mengusut kasus-kasus besar. Beliau juga yang menemani saya bertemu dengan Tedy di Rutan tadi malam."

"Hadi Harianto?" Ikhsan seperti mengingat sesuatu, dia kemudian menjabat tangan Pak Hadi, "Bapak yang waktu itu pernah ngusut kasus mafia narkoba di Bali kan?"

YOUR WARM WHISPERS [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang