Pukul 03:50"Gimana keadaan Andra?" dari kejauhan Sherly berlari ke arah Rilian yang sedang duduk di luar kamar operasi.
Berkali-kali Rilian mengusap air mata yang mengalir di pipinya, Polisi itu masih menangis, "Andra overdosis obat penenang." suaranya terisak, "Aku nggak mau kehilangan Andra."
Sebagai seorang Ibu, hati Sherly merasakan apa yang dirasakan anaknya saat ini, Rilian pastilah terpukul dengan keadaan Andra.
Sherly memeluk Rilian yang masih memakai seragam kotor, "Kamu harus kuat." Sherly menepuk-nepuk punggung Rilian, "Rilian yang Mama kenal adalah Rilian yang kuat, bukan Rilian yang cengeng seperti ini."
Sherly paham betul sifat anak semata wayangnya itu. Seumur hidupnya dia belum pernah melihat Rilian menangis terang-terangan seperti ini. Rilian yang dikenal Sherly adalah sosok Polisi keras kepala yang kuat dan bermartabat. Tapi semenjak Rilian mengenal Andra, Sherly bisa melihat sisi lemah Rilian.
Tiba-tiba dokter keluar dari ruang operasi, Rilian dan Sherly tentu saja langsung menghampirinya.
"Pak Andra terselamatkan." kata Dokter pria itu, "Untung saja segera dibawa ke rumah sakit. Jika kita terlambat sepuluh menit saja mungkin nyawanya tidak akan tertolong."
"Terima kasih, Dokter." Rilian menjabat tangan sang Dokter, "Terima kasih banyak."
"Itu sudah menjadi tanggung jawab kami." kata Dokter muda itu, dia melihat name tag di seragam polisi Rilian, "Pak Rilian silahkan membersihkan badan dan ganti baju, satu jam lagi Pak Andra sudah bisa dipindahkan ke ruang perawatan."
Rilian menganggukkan kepala.
Pukul 04:50
Mungkin karena pengaruh David dan John, Andra dipindahkan ke ruang perawatan VIP yang hanya dikhususkan untuk anggota keluarga Anthony.
Di ruang perawatan itu ada kamar mandi, Rilian pun mandi di sana, sementara Sherly pergi ke luar mencari makanan untuk dirinya dan Rilian.
Tadi sebelum Sherly menuju ke rumah sakit, Rilian menyuruhnya membawa beberapa baju termasuk seragam polisinya yang baru.
Setelah selesai mandi, Rilian mengenakan baju yang bersih, dia kemudian menghampiri Andra yang masih terbaring lemah tak berdaya.
Rilian menatapi selang infus yang menancap di lengan kiri Andra, kemudian pandangannya beralih ke beberapa plester yang menempel di wajah Andra.
"Bang Rilian?" panggil Andra yang rupanya sudah sadarkan diri, "Abang?"
Rilian tentu saja segera menggenggam tangan kanan kekasihnya itu, "Abang di sini, Sayang." Rilian mengusap-usap kepala Andra, "Abang di samping kamu."
Perlahan kelopak mata Andra terbuka, "Maafin aku ya, Bang?" suaranya terdengar lemah.
"Nggak usah dipikirin lagi," Rilian menatap bola mata cokelat pria pujaannya itu, "Yang penting kamu selamat."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR WARM WHISPERS [THE END]
Mistério / SuspensePolisi gay itu bernama Rilian Abiyoga Pramana, selain mempunyai otak yang brilian wajahnya juga tampan sehingga disukai banyak orang. Suatu pagi dirinya tidak sengaja bertemu dengan pria tampan nan tegap bernama Andra Ferdian di kereta executive yan...