24. JULIAN HAKSA

1.7K 105 6
                                    

Pagi harinya Andra terbangun dengan kepala yang berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi harinya Andra terbangun dengan kepala yang berat.

Saat dirinya hendak duduk, tiba-tiba dia menyadari jika tangan beserta kakinya diikat oleh sebuah tambang.

"Di mana ini?" pikir Andra, dia melihat keadaan sekitar.

Andra mengingat-ingat kejadian tadi malam, seingatnya malam ketika dirinya mabuk itu George menggendongnya menuju hotel.

Belum sempat Andra berpikir lebih jauh lagi, tiba-tiba muncul tiga orang pria berusia sekitar empat puluh tahunan menghampirinya. Andra tidak mengenal ketiga orang itu, tapi yang pasti ketiganya memakai jas hitam.

"Udah bangun?" salah satu dari pria itu berjongkok mendekati Andra, tubuhnya terlihat gemuk, "Gimana rasanya nginap di tempat kayak gini?"

"Siapa kalian?" tanya Andra.

"Udah basa-basinya, Pak Tito." kata pria satunya, "Biar saya dan Pak Sandi yang bawa orang ini ke pangeran."

"Iya, serahin aja sama saya dan Pak Dewa." Sandi menengok ke arah Tito, "Dia ini anaknya Pak Devan Irawa kan?"

"Iya." Tito mengangguk, "Pangeran bilang nih anak spesial banget, makanya itu dia ditaruh di daftar paling terakhir."

"Mereka kenal sama Ayah?" batin Andra.

"Apa spesialnya?" Sandi melirik tubuh tengurap tak berdaya Andra, "Selain tukang mabuk?"

"Hahaha ..." Tito tertawa, tubuh gemuknya itu duduk di kursi kayu yang ada di ruangan, "Kenapa dia bisa mabuk?"

"Masalah cinta." Dewa terkekeh, "Dia lihat cowoknya ngentot sama cowok lain."

"Eh, dia homo?" Sandi yang tadinya terlihat cuek kini sedikit penasaran.

"Homo tulen." kata Dewa, "Si Leo ngejebak cowoknya."

"Menjebak?" batin Andra "Apa maksudnya?"

Dewa berjongkok menghampiri Andra, dia tahu dari tadi Andra menyimak obrolan mereka, "Leo nyuruh Jimy buat telanjangin pacar kamu yang Polisi itu. Asal kamu tahu, si Polisi itu nggak ngentot sama Jimy, kita sengaja ngejebak dia biar kamu pergi dari rumah dan Polisi itu nggak akan bisa ngejaga kamu lagi."

Mendengar hal itu Andra hanya bisa diam. Tuduhan kepada Rilian selama ini salah besar.

"Jadi Bang Rilian dijebak?" batin Andra, "Maafin aku, Bang."

"Pacarnya Polisi?" sambil tersenyum, Sandi menggeleng-gelengkan kepalanya, "Ternyata Polisi jaman sekarang suka main pantat juga ya? Kayak nggak ada memek aja!"

Di kursi kayu itu Tito terkekeh, "Pak Sandi ini kemana aja? Dari jaman dulu juga banyak Polisi macam begitu." kata Tito, "Tapi ya jaman dulu nggak terang-terangan kayak sekarang."

"Kayak si Gofur Nadif Kusuma itu ya, Pak?" kini Dewa menengok ke arah Tito, "Dia dikeluarin dari kepolisian karena ketahuan homo."

"Jadi bintara itu beneran homo?" Sandi ikut menimpali.

YOUR WARM WHISPERS [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang